NovelToon NovelToon
Aku Yang Diabaikan

Aku Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.

Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Ketigapuluh

Wanita itu mendongakkan wajahnya melihat sosok yang bertanya kepadanya. Matanya seketika berkaca-kaca dan berkata lirih, "Kak Sekar!"

"Lala!!" Sekar begitu terkejut melihat mantan adik iparnya yang penampilannya begitu berantakan.

Lala berlutut dan memegang kakinya Sekar, "Kak, tolong aku!"

Sekar mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, terlihat beberapa orang yang melintas melemparkan tatapannya kepadanya.

"Kak Sekar, aku mohon bantu pertemukan aku dengan ibuku!" kata Lala mengiba.

"Lala bangkitlah!" ucap Sekar membantu mantan adik iparnya berdiri.

Lala menundukkan kepalanya dan menangis.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kamu bekerja dengan temannya Ayu?" cecar Sekar.

"Jangan sebut nama itu, Kak!!"

Sekar terdiam.

"Dialah yang sudah membuat aku begini!" kata Lala terisak.

"Nanti saja kamu jelaskan. Sekarang kamu ikut aku ke rumah!" ajak Sekar.

Sekar lalu membonceng Lala dan membawanya ke rumah pamannya. Sesampainya di sana, Sekar meminta Lala membersihkan diri.

Kedatangan Lala membuat Paman Rahmat heran, bingung dan terkejut. "Dia siapa, Sekar?"

"Dia mantan adik iparku."

"Apa!!" Paman Rahmat benar-benar syok. "Kenapa dia bisa begitu?" lanjutnya bertanya.

"Aku belum sempat menanyakannya," jawab Sekar.

Lala sudah selesai mandi dan Sekar pun memberikan sepiring nasi dengan lauk telur ceplok dan tumis kacang panjang. Ia membiarkan gadis itu mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum mengajaknya berbincang.

Saat Lala menyantap makan malamnya, Pak Rahmat pergi menjemput istrinya ke rumah temannya. Dia juga memberitahu istrinya kalau sedang kedatangan tamu yang tak diundang.

Sesampainya di rumah, sepasang suami istri itu mengajak Sekar berbicara. Ketiganya mengobrol sedikit jauh dari Lala yang sedang duduk menatap layar televisi.

"Kenapa kamu membawa dia ke sini, Sekar?" tanya Bibi Sumi.

"Ini sudah malam, Bi. Aku bingung mau bawa dia ke mana," jawab Sekar.

"Keluarganya sudah memperlakukan kamu dan Arya dengan buruk. Kenapa kamu masih berbaik hati kepadanya?" geram Bibi Sumi mengingat cerita keponakan suaminya mengenai Reno dan keluarganya.

"Aku kasihan, Bi!" kata Sekar.

"Bibi enggak mau tahu, besok dia harus sudah keluar dari rumah ini!" ucap Bibi Sumi.

"Tapi, jangan kamu yang mengantarkannya!" kata Pak Rahmat.

"Enggak, Paman. Aku cuma mengantarkannya sampai ke terminal saja."

Keempat orang dewasa itu berkumpul di ruang keluarga, sementara Arya sudah terlelap tidur di kamarnya.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Sekar kepada Lala membuka percakapan.

"Aku ditipu, Kak. Mereka mempekerjakan kami dengan tidak manusiawi dan diupah rendah," jawab Lala.

"Bukankah mereka bilang upah yang akan kamu terima besar?" tanya Sekar lagi, ia masih ingat pembicaraan mantan keluarga suaminya mengenai gaji yang ditawarkan Ayu dan temannya.

"Hanya beberapa bulan saja, setelah itu kami dipindahkan ke tempat lain dan diberikan upah kecil. Bahkan, tidur pun cuma enam saja," jawab Lala. "Kami juga tidak diizinkan menghubungi keluarga atau orang lain," lanjutnya.

"Ini persis seperti kejadian anaknya Kang Arman, apa perekrut mereka adalah orang yang sama?" sahut Paman Rahmat.

"Mereka biasanya berkelompok," kata Sekar.

"Beberapa temanku yang menerima upah besar harus bersedia diajak tidur," ucap Lala menjelaskan.

"Astaghfirullah..!" Sekar, Rahmat dan Sumi serentak berucap.

"Aku pernah bertemu dengan kakakmu di kota sebelah, dia sedang mencarimu. Ternyata, kamu malah dipindahkan ke kota lain," kata Sekar.

"Ibu pernah berbicara begitu saat kami bertelepon," ujar Lala.

"Kenapa kamu tidak bilang langsung kepada ibumu kalau sedang mengalami masalah?" tanya Bibi Sumi.

Lala menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku tidak bisa, Bi. Mereka menekan aku agar tak berbicara. Mereka memberikan waktu semenit berbicara melalui panggilan video dan saat mengobrol, orang-orang suruhan berkeliling di sekitarku. Makanya, dalam sebulan cuma sekali aku bisa menghubungi keluarga. Itupun agar mereka tak curiga."

"Mereka benar-benar jahat!" geram Bibi Sumi.

"Aku tidak bisa mengantarkanmu pulang, tapi apa kamu mengingat nomor telepon seseorang di sana? Biar mereka menjemputmu," kata Sekar.

"Aku tidak ingat, Kak."

"Apa perlu aku menelepon Windi dan memberitahu mereka bahwa kamu ada di sini?" Sekar memberikan penawaran.

"Tidak usah, Kak!" tolak Lala.

"Kenapa? Apa kamu mau pulang sendiri?" tanya Sekar.

"Aku mau pulang sendiri, Kak," jawab Lala.

"Itu sangat berbahaya. Bagaimana jika mereka menemukanmu dan membawanya kembali?" Bibi Sumi melarang Lala melakukan perjalanan seorang diri.

"Mereka tidak akan menemukan aku, Kak. Mereka lebih sibuk mencari orang-orang baru yang bersedia diberikan upah rendah," kata Lala.

"Kenapa kamu bisa bicara begitu?" tanya Sekar.

"Sudah seminggu aku dijalan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain meminta makanan," jawab Lala.

"Tapi, lebih aman lagi kamu pulang dijemput oleh keluargamu!" kata Paman Rahmat.

"Benar itu, La. Lebih baik kamu memang harus ditemani, apalagi kamu perempuan," timpal Sekar.

Setelah berpikir, Lala pun setuju dijemput oleh keluarganya. Sekar kemudian menghubungi Windi yang hendak tertidur karena sudah malam juga. Windi yang mendengar kabar itu begitu terkejut jika Lala mendapatkan perlakuan tak menyenangkan selama bekerja dan keluarganya tak mengetahuinya.

"Aku tidak bisa mengobrol panjang di telepon. Tolong, kamu sampaikan kepada keluarganya, ya!" kata Sekar yang tak dapat menjelaskan secara rinci dan gamblang karena keterbatasan waktu.

"Iya, besok setelah Subuh aku akan ke rumah Bu Lastri!" ucap Windi.

Panggilan keduanya pun berakhir.

"Besok pagi Windi menemui ibumu, jadi sekarang tidurlah!" kata Sekar.

"Terima kasih, Kak!" ucap Lala dengan mata berkaca-kaca.

Sekar mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

***

Dikediaman Lastri....

Orang-orang baru selesai mengerjakan sholat Subuh, Windi sudah datang bertamu ke rumah Lastri. Sebenarnya ia ingin menghubungi Bu Doni menanyakan nomor telepon Lastri, tetapi karena sudah malam dan tak mau mengganggu waktu istirahat tetangganya maka diurungkannya.

"Ada Win, pagi-pagi ke sini?" tanya Lastri heran begitu juga dengan Reno dan Lulu yang lantas mendekat.

"Begini, Bu. Semalam saya mendapatkan telepon dari Sekar kalau Lala sekarang berada di rumahnya," jawab Windi.

"Hah!!" Lastri dan kedua anaknya terkejut mendengarnya.

"Sekar bilang kalau Lala kabur dari tempat kerjanya dan Sekar menolongnya lalu membawanya ke rumah," ujar Windi.

"Kenapa Lala sampai kabur? Pasti ada yang tak beres!" terka Lastri dengan perasaan cemas.

"Jadi, Sekar meminta kalian buat menjemputnya," kata Windi.

"Di mana alamatnya?" tanya Reno.

Windi menyebutkan nama salah satu kota dan menyampaikan pesan Sekar agar menjemput Lala di terminal saja. Sekar juga meminta supaya Reno dan ibunya memberitahu kapan akan menjemput Lala, agar Sekar dapat bersiap-siap mengantarkan Lala ke terminal.

"Bilang kepadanya, pagi ini juga kami akan menjemputnya!" kata Lastri dengan cepat.

"Baiklah, aku akan memberitahunya!" ucap Windi.

"Berikan nomor telepon Sekar padaku!" pinta Reno.

"Buat apa?" tanya Lastri menoleh ke arah putranya.

"Aku 'kan mau menjemput Lala. Jadi, aku perlu berkomunikasi dengan Sekar," jawab Reno beralasan.

"Sekar tak mengizinkan aku memberikan nomor teleponnya padamu," kata Windi.

"Kamu tenang saja, aku tidak akan mengganggunya. Ini cuma ingin mempermudah komunikasi antara aku dan Lala," ucap Reno memberikan penjelasan agar tak salah paham.

Windi pun memberikan nomor telepon Sekar kepada Reno, ia kemudian pamit pulang. Kedatangannya bertamu di pagi hari menjadi perhatian para tetangga yang lainnya. Mereka menjadi penasaran dengan pembicaraan antara Windi dan keluarganya Bu Lastri.

1
Dew666
🍒🍒🍒🍒🍒
Lee Mba Young
pak Alan Salah milih istri, wanita yg berani mninggal kan suami dan anaknya demi hidup mewah tak pantas jd istri. semoga dpt karma lbih pedih. struck misal nya trus di tinggal ma suami nya 🤭😄😄😄😄😄
Lee Mba Young
Sekar kelihatan gk teges, jls ibuk e lo bukan wanita baik baik, kasian kluarga ayah nya. Wes ngopeni sekar ket cilik koyo di pandang sebelah Mata.
mergo sekar sih kesusu nrimo ibuk e. sak iki ibuk e gk seneng kr Ryan. trus piye keputusanmu milih Ryan po milih ibuk mu.
Lee Mba Young
la pancen ibu mu salah to niggalin km, hrse sesulit apapun yo jng ninggalin anak.
kayak si jule ntar kl anak dah besar br nyari dng Kata kunci Ibu Menyesal. alah Preet lah..
Lee Mba Young
Idichh pernikahan kalian yg akn kandas bukan pernikahan sekar🤣🤭
Aether
jadi LC
Lee Mba Young
Karma Reno belum ya, masih hidup enak si Reno dan ibu nya.
Ma Em
Dasar Reno tdk tau diri dia yg sdh menelantarkan Sekar dan tdk bertanggung jawab malah sekarang Sekar dekat dgn Ryan , Reno tdk senang apa urusannya Sekar dgn mu sedangkan sekarang Sekar sdh bebas dgn siapapun .
Dew666
👍👍👍👍
Lee Mba Young
laki aneh, semoga cepat dpt karma. dia dah nikah ma wanita lain kok, mantan istri di dekati laki lain kok marah.
Ma Em
Sekarang lbh baik kamu cepat2 menikah lagi dan mungkin Ryan cocok untuk jadi pengganti Reno
Dew666
🍒🍒🍒🍒
Dew666
👄👄👄👄
Dew666
🔥🔥👄
Dew666
🍒🍒🍒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!