NovelToon NovelToon
Kau Rebut Suamiku, Ku Rebut Suamimu

Kau Rebut Suamiku, Ku Rebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tukar Pasangan / Tamat
Popularitas:365k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

"Ambil saja suamiku, tapi bukan salahku merebut suamimu!"

Adara yang mengetahui pengkhianatan Galang—suaminya dan Sheila—sahabatnya, memilih diam, membiarkan keduanya seolah-olah aman dalam pengkhianatan itu.

Tapi, Adara bukan diam karena tak mampu. Namun, dia sudah merencanakan balas dendam yang melibatkan, Darren—suami Sheila, saat keduanya bekerjasama untuk membalas pengkhianatan diantara mereka, Darren mulai jatuh dalam pesona Adara, tapi Darren menyadari bahwa Adara tidak datang untuk bermain-main.

"Apa yang bisa aku berikan untuk membantumu?" —Darren

"Berikan saja tubuhmu itu, kepadaku!" —Adara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh

Hari itu terasa sangat mengejutkan bagi Adara. Matahari yang bersinar cerah di luar jendela hanya semakin membuat suasana hati ini terasa kontras dengan apa yang dia rasakan. Pikirannya masih terbayang kejadian malam lalu, ketika Sheila tiba-tiba muncul di depan rumahnya dengan air mata yang mengalir deras. Keduanya sudah lama tidak bertemu, dan Adara merasa canggung ketika melihat wajah Sheila yang penuh dengan kesedihan.

Adara menghela napasnya, berusaha menenangkan diri. “Apa yang ingin kau bicarakan, Sheila?” tanyanya sambil menyilangkan tangan di dada, menunjukkan betapa kerasnya hatinya saat ini.

Sheila menggigit bibir bawahnya, seakan mencoba menahan tangis yang menghujam. “Aku … aku mau minta maaf,” ujarnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. “Aku tahu aku telah menyakiti perasaanmu dan Darren. Aku salah besar. Tak seharusnya aku memfitnah kamu dan Darren."

“Ya, kamu memang salah,” Adara menjawab tegas, matanya menatap tajam ke arah Sheila. Dia tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. Bagaimana mungkin Sheila datang sambil merengek minta maaf? Dia adalah penyebab perceraiannya dengan Galang.

"Apa kamu hanya merasa bersalah dengan Darren karena dia melaporkan kamu? Tak ada penyesalan di hatimu atas apa yang telah kau lakukan padaku dan Galang?" tanya Adara dengan suara tegas.

“Adara, bukan begitu maksudku. Aku juga minta maaf karena menjadi orang ketiga dalam rumah tanggamu dan Galang," ucap Sheila dengan pelan.

Adara tersenyum simpul. Dia tahu jika Sheila meminta maaf hanya karena takut di penjara bukan dari hatinya.

Adara melipat kedua tangan di dada, meragukan niat Sheila. “Bukan maksudmu? Tapi jelas-jelas kau tak ada rasa penyesalan atas apa yang kau lakukan padaku. Kau datang meminta maaf hanya karena Darren ingin melaporkan kamu!" saru Adara.

"Dara, aku sebenarnya juga ingin minta maaf atas apa yang pernah aku lakukan padamu."

"Terus kamu mau aku melakukan apa?" tanya Adara dengan tatapan tajam.

"Dara, aku benar-benar menyesal atas semua yang aku lakukan padamu dan Darren!” Sheila tampak terdesak, wajahnya semakin cemas. “Dara, aku datang ingin minta tolong. Aku ingin kau bisa membujuk Darren untuk tidak melaporkanku pada pihak kepolisian. Aku sangat menyesal, dan aku juga tidak ingin hal ini berlanjut lebih jauh.”

“Kenapa aku harus melakukan itu?” Adara menjawab sinis. “Itu kan urusan kalian. Jika Darren merasa kamu pantas untuk dilaporkan, itu memang haknya.”

“Adara .…” Sheila tampak tenggelam dalam kesedihan, suaranya bergetar. “Aku tahu aku membuat banyak kesalahan, tetapi aku sudah mendapatkan banyak karma. Maafkan aku, ini bukan hanya soal diriku, tetapi … ini juga tentang masa depan, tentang apa yang ingin aku lakukan selanjutnya. Aku sedang hamil. Dan aku juga punya Fuji. Aku tak mau anak-anakku malu karena memiliki seorang ibu bekas narapidana."

Adara terdiam. Mengapa kini Sheila berbicara seolah dia merasa tertekan? Kenapa dia justru menunjukkan wajah lemah ini padanya? Padahal biasanya dia sangat angkuh. “Dan kamu tahu, kan, tindakanmu itu bisa berakibat fatal? Kamu harusnya pikirkan itu sebelum melakukan semua ini.”

“Ya, aku tahu! Aku sudah menyadarinya!” Sheila berteriak tanpa sadar, emosi yang terpendam seolah memuncak. “Tapi aku juga tidak ingin hidupku hancur begitu saja, Adara. Tolong pikirkan lagi, Sheila. Bagaimana perasaanmu jika berada di posisiku saat ini. Aku hancur ...!"

"Sheila, semua ini terjadi karena tindakanmu sendiri. Aku tidak bisa membantu jika kamu tidak mau bertanggung jawab. Lagi pula bukan aku yang melaporkan kamu. Seharusnya kamu datang dan memohon maaf pada Darren, bukan aku!”

“Adara, aku bukan ingin melarikan diri dari tanggung jawab! Aku hanya … aku hanya tidak sanggup jika semua ini berakhir buruk,” jawab Sheila dengan isak tangis. “Apa kamu belum bisa memaafkan aku?”

Suasana semakin menegangkan, Adara merasa terjebak antara penyesalan Sheila dan rasa sakit yang dirasakannya sendiri. Meskipun tidak ingin mengakui, ada rasa empati yang menyelusup dalam hatinya. Sheila yang dihadapannya kini bukanlah sosok yang dulu begitu angkuh.

"Maaf Sheila. Aku benar-benar tak bisa membantu. Aku tak mau ikut campur dengan urusanmu dan Darren. Aku juga memiliki masalah sendiri. Kamu datangi saja Darren lagi. Siapa tau dia sudah berubah pikiran."

Sheila menarik napas berat. Dia tak tahu harus berkata apa untuk membujuk Adara. Sepertinya dia masih marah dan kecewa. Buktinya sahabatnya itu tak pedulikan atas apa yang dia alami dan akan jalani jika nanti dipenjara.

Adara lalu berdiri dan meninggalkan Sheila di ruang tamu sendirian. Bukannya dia tak punya hati. Dan bukan pula dia masih dendam dengan apa yang Sheila lakukan, cuma ingin mantan sahabatnya itu bisa bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan.

Sheila meninggalkan rumah Adara dengan perasaan kecewa dan frustrasi. Adara tidak mau terlibat dalam masalahnya dengan Darren, dan Sheila merasa seperti ditinggalkan. Dia berjalan menuju taman, mencari tempat yang tenang untuk memikirkan langkah selanjutnya.

"Aku tau, semua ini pasti direncanakan Adara dan Darren untuk membalas sakit hatinya. Mereka pasti senang melihat aku dipenjara," gumam Sheila dalam hatinya.

Pikirannya begitu kacau, Sheila tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan terburuk. Dia takut Darren akan membawa masalah ini ke meja hijau, dan reputasinya akan hancur selamanya. Sheila merasa seperti berada di ujung tanduk, tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Di taman, Sheila duduk di bangku dan menatap ke sekitar. Dia melihat pasangan-pasangan yang berjalan berpegangan tangan, dan Sheila merasa seperti kehilangan sesuatu yang berharga. Dia ingin memiliki hubungan yang sama dengan Darren, tapi sekarang semuanya terancam karena kesalahannya sendiri.

Sheila merasa menyesal karena meninggalkan Darren. Seandainya dia bisa menerima semua yang pria itu berikan, pasti hidupnya tak akan semenyedihkan begini.

"Sekarang aku yang paling hancur. Aku hamil, tapi Galang belum juga mau menikahi'ku. Aku tak dapat apa-apa karena ternyata semua kekayaan milik Adara. Aku kehilangan hak asuh anakku Fuji. Dan yang paling menyedihkan hidupku akan berakhir di jeruji besi. Aku gak mau itu sampai terjadi," ucap Sheila dalam hatinya.

Sheila menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan pikirannya. Dia harus berpikir jernih dan mencari solusi untuk masalahnya. Tapi untuk sekarang, Sheila hanya bisa duduk diam dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

1
Erlina Lina
lumpuh aja tu si lakor
Erlina Lina
ne manusia ga akn prnh berubah..biar aja dia sendiri,biar kapok
Erlina Lina
tabrak mobil aja ne perempuan,dia yg jalang dia pula yg merasa tersakiti..heran,jngn biar kan Sheila dn Galang berhasil mempengaruhi dara dn Darren thor
Erlina Lina
udh hamil sama suami org pun, dara ksh tau Darren bahwa si lakor hamil ank pria lain, suami sahabat nya lg
Erlina Lina
itu harta nya dara,ngapain hrs di lepas, kn ada surat nya
Erlina Lina
kalo takut bercerai..ya biar lah suami mu selingkuh, jngn lah plin plan,malah mudah ga da yg perlu di pikirkan apalagi Klian blm punya ank,LBH mudah
Erlina Lina
mengharapkan gunung eh bukit pun tak dpt..mkn tuh..
Erlina Lina
pecat aja si lakor
Erlina Lina
maling loe
Erlina Lina
hajar si pelakor sama suami benalu
RINI NURHAYATI
Luar biasa
Rizky Sandy
karmanya blm ampuh ternyata,,,,
Rizky Sandy
daren g lupa kan kan pas di kantor klau sela bilang dia hamil anak Gilang,,,,
Syarifah Komsiyah
penyakit hati, iri dan dengkinya sheila sdh stadium 5. sulit disembuhkan
lulu alawiyah
Luar biasa
lulu alawiyah
Kecewa
Syarifah Komsiyah
Yah begitulah, penghianat biasanya memang banyakan dari orang terdekat kita
martina melati
gilaa... benar2 gila... sdh berzinah berulang x hingga hamil dg selingkuh
martina melati
eits... dasar sohib maut nih... bisa2ny ngatain mandul lah, sdh berbuat dosa malah nambah dosa baru lg dg ngejek.
martina melati
akhirny... nah, ini baru pria sejati👍👍

bukanny saya doyan kekerasan y, ada kalany pria hrs menunjukkan taring, bukan cuman gigi doank
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!