Jika ini mimpi buruk maka bangunkan aku,saat dipaksa menikah dengan Rendra yang mengira jika aku adalah Catharina,aku sendiri tidak mengenal siapa Catharina,mampukah aku lepas dari Rendra,Aku bukan Catharina namaku Karina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Mendengar jawaban Karina membuat Kenzo tertawa,Karina masih sama seperti yang dulu,dia tidak mau menyebut nama seseorang jika merasa sudah tersakiti.
Kenzo duduk disamping Karina meski begitu Karina juga tidak menolak apalagi menjauh,dia merasa nyaman bersama Kenzo karena dia bisa membuatnya tersenyum.
"Apa tidak bisa mencari tempat duduk lain?"tanya Karina
"Tidak ada yang senyaman saat dekat denganmu."jawab Kenzo
"Apaan sih."kata Karina menampik dengan tangan,namun tangannya langsung disambar oleh Kenzo.
Karina memandang Kenzo dengan lembut selama ini dia selalu bersamanya namun tidak pernah memandangnya dengan intens seperti sekarang,apalagi tangan mereka saling berpegangan,ada rasa berdesir dalam hati masing-masing,Kenzo memberanikan diri mencium Karina,dan Karina sendiri tidak menolaknya dia malah mendekatkan wajahnya,dan menggeser bibirnya sehingga bibir mereka saling bertemu dan berciuman.
"Ibu,Paman apa yang sedang kalian lakukan?"tanya Cheri
"Ah,barusan ada nyamuk dikepala Paman Kenzo."jawab Karina
"Tapi tadi aku lihat Ibu mencium Paman."kata Cheri
"Tidak."kata Karina
Cheri melihat wajah Ibunya yang bersemu merah,sementara Kenzo terus memperhatikan Cheri yaang tiba-tiba datang membuyarkan semua,kebersamaannya dengan Karina terganggu sekarang membuat Kenzo merebahkan tubuhnya diatas ranjang milik Karina.
Karina dan Cheri turun kebawah karena Cheri minta makan,disana terlihat Papa dan Roy beserta Catharina sedang berbincang,karena masih merasa kesal Karina meminta kepada Papanya untuk membawanya pergi dari rumahnya.
"Aku pikir kalian sudah pergi?menunggu apa lagi?menunggu Rendra menjemputmu?"tanya Karina
"Rin,bisa gak bicara sedikit lebih baik,biar bagaimanapun dia juga Kakakmu."jawab Papa
"Makanya kalian segera pergi dari sini sebelum aku usir,atau perlu aku panggil Rendra."kata Karina sambil berteriak
Daren mengajak Roy dan Catharina masuk kedalam mobilnya,dia akan menyembunyikan anaknya kali ini meski harus bertaruh nyawa mempertahankannya.
Karina merasa kembali sendiri saat Daren lebih memilih untuk pergi bersama dengan Catharina,baginya mungkin hanya sekedar angin yang berhembus dan Catharina adalah udara yang membantunya untuk tetap hidup.
Karina menyerahkan Cheri kembali kepada Ayah dan Ibunya,mereka bertiga adalah semangatnya saat ini,tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menangis kembali kedalam kamarnya.
Karina merebahkan tubuhnya disamping Kenzo yang sudah terlelap karena lelah,dia memeluk Kenzo karena saat ini hanya Kenzo yang menemaninya.
"Rin,kamu kenapa?"tanya Kenzo
"Tidak apa-apa,hanya ingin menangis saja."jawab Karina
Kenzo duduk bersandar dia memeluk Karina dan membiarkannya menangis,Kenzo merasa Karina menangis karena Catharina kembali,karena Daren sangat mencintai Ibu Catharina itu sebab Daren menyembunyikan Catharina.
"Kau mau kita kembali kekampung atau mau bertahan disini?"tanya Kenzo
"Sudah tidak apa-apa,aku kuat menjalaninya disini selama ada kamu Ayah dan Ibu."jawab Karina
"Aku akan menamanimu."kata Kenzo
Karina hanya mengangguk sambil kembali menenggelamkan kepalanya didada Kenzo,setelah merasa lelah Karina terlelap dalam pelukan laki-laki yang selalu menemaninya,Cheri sendiri tidur didalam kamar Kakeknya.
****
Ivanka menemani Rendra berlibur meski tidak jauh,mereka hanya liburan sebentar dan tinggal disebuah vila dipinggir kota,suasananya membuat Rendra merasa nyaman,dia bisa melupakan Karina dan Cheri meski hanya sebentar.
Saat mereka berjalan menyusuri jalanan beraspal tanpa sengaja Rendra melihat mobil Roy dan Daren terparkir didepan rumah ditepi kota,Rendra berhenti melihat sekeliling,dia menghubungi Roy,ponselnya berbunyi namun Roy tidak menerima panggilannya,Rendra merasa Roy sedang mengabaikannya,hingga dia hanya menulis sebuah pesan.
"[Kamu dimana,mengapa beberapa hari tidak bisa dihubungi]."tulis Rendra
Meski belum mendapatkan jawaban Rendra tetap menunggu mereka,tidak berapa lama terlihat Diandra keluar dengan wajah tegang seperti sedang melihat sesuatu yang menakutkan.
Saat Diandra Roy kembali mengantar Diandra dengan membawa mobilnya Rendra langsung tancap gas mengejarnya dan mencoba menghentikan mobil Roy saat sudah jauh dari rumah.
"Ciiiitt."terdengar suara berdecit mobil Roy hampir saja menabrak mobil Rendra yang berhenti tiba-tiba didepannya.
"Keluar kamu!"kata Rendra sambil mengetuk pintu mobil Roy
Diandra merasa ketakutan kali ini,ada rasa kesal dan sesal kembali mengikuti kata-kata Roy,dirinya merasa terjebak meski bukan dokter lagi namun Roy terus memaksanya memeriksa Catharina.
Diandra keluar lebih dulu,dia berusaha memasang wajah tenang saat menghadapi Rendra,sifat keras Rendra sangat pantang dilawan dengan kekerasan.
"Ren,apa yang sedang kamu lakukan disini?"tanya Diandra
"Harusnya aku yang bertanya,apa yang sedang kalian sembunyikan dariku?"tanya Rendra dengan melipat kedua tangan didada setelah membersihkan kacamatanya
Diandra hanya tersenyum sambil melirik kearah Roy,dari pandangan mata Diandra yang sedang bermain Rendra tahu jika saat ini Diandra juga ingin keluar dari jeratan Roy.Rendra menghubungi Ivanka untuk menjemputnya.
"Aku tunggu kamu dijalan besar."kata Rendra
"Sebentar lagi aku sampai."kata Ivanka mengakhiri panggilannya
Tidak lama menunggu Ivanka,dia muncul dengan mengendarai motor,dia sendiri terkejut saat melihat Roy ada dipinggir kota,apalagi dengan membawa Diandra.
"Sayang,bawa Diandra kerumah."kata Rendra
"Baiklah,aku harap kalian tidak menyembunyikan sesuatu dariku."kata Ivanka
"Aku tidak menyembunyikan apa-apa,tapi sepertinya Roy yang menyembunyikannya dariku."kata Rendra
Ivanka mendengar bisikan Rendra,pandangan matanya tertuju kepada Roy yang masih tertunduk,ada rasa bersalah yang dalam disana.Ivanka berjalan mendekatinya dia hanya berharap Roy tidak melakukan kesalahan.
"Aku harap kamu tidak melakukan kesalahan."kata Ivanka
Roy tidak menjawab,dia melepas pandangannya kearah lain,setelah bicara dengan Roy dan tidak mendapatkan jawaban membuat Ivanka meninggalkan tempat kejadian,dia membonceng Diandra dan mengantarnya hingga kestasiun.
"Kami sedang liburan disini,namun sepertinya ada satu masalah yang membuat liburan menjadi kacau."kata Ivanka
"Maafkan aku,aku benar-benar minta maaf."kata Diandra
"Tidak bisalah kau cerita?"tanya Ivanka
"Rendra bukan orang bodoh,dia akan mencari tahu sendiri jawabannya."jawab Diandra
Ivanka melepas Diandra begitu saja,setelah kereta yang membawanya menghilang dia kembali mencari Rendra ditempat kejadian dan menyusuri jalan hingga melihat mobil Rendra terparkir didepan sebuah rumah,tidak ada suara apa-apa yang ada hanya suara angin yang berdesir karena menerpa daun dan kicauan burung menemaninya melangkah menuju teras.
Ivanka memberanikan diri mengetuk pintu hingga terlihat seorang wanita membukanya,wajahnya sangat mirip dengan Catharina hanya saja lebih kurus dan tidak terurus,dia mencoba memasang senyum meski dipaksa.
"Masuklah."kata Catharina
"Kamu masih hidup?"tanya Ivanka
"Kita bicara didalam."jawab Catharina
Didalam terlihat Roy dan Daren yang duduk berdekatan,sementara Rendra terus menatap tajam kearah Catharina,pandangannya kembali dingin,terlihat ada rasa marah yang dalam yang ingin dia ungkapkan namun dia menahannya.
"Ivanka,ayo kita pulang."ajak Rendra
Catharina yang sedang membuat minum tiba-tiba tangannya bergetar,dia menjatuhkan cangkir yang berisi air panas,karena terkejut dia langsung mengambil pecahan kaca dengan tangan kosong dan menyebabkan tangannya terluka.
"Au."teriak Catharina