My Possessive Boss Is My Husband

Xavier mengetuk pintu kamar Ghiea berkali kali, namun tak ada respon sedikitpun dari wanita nya itu. Padahal hari sudah menjelang siang dan Ghiea tidak keluar sekalipun dari kamar nya sejak pagi tadi.

"Ghiea... Kamu tidak pingsan kan?" seru Xavier masih mengetuk pintu "Keluar atau aku akan mendobrak nya!" tegas nya kemudian.

Sementara Ghiea saat ini ada di balkon kamar nya, ia mendengarkan musik untuk menenangkan fikiran nya yg kacau. Ghiea merasa ia benar benar harus keluar dari perusahaan Xavier, kalau perlu, Ghiea harus pergi dari kota ini.

" Tapi nanti aku harus bayar uang denda dengan apa?" gumam Ghiea. Ia tahu sejak tadi Xavier mengetuk bahkan menggedor pintu kamar nya namun Ghiea tak mau perduli.

"Dia memang gi...." Ghiea langsung berdiri tegak saat ia menyadari sesuatu, Xavier gila dan ia akan melakukan hal gila untuk mendekatkan Ghiea termasuk untuk masuk ke kamar nya ini.

"Sialan, Bagaiamana kalau dia mendobrak pi...." ucapan Ghiea terpotong saat ia melihat Xavier yg berjalan mendekati nya.

"Kamu..."

"Lain kali kalau kamu mengacaukan ku seperti ini, aku bukan hanya akan mendobrak pintu kamar mu, Ghiea. Akan aku ratakan gedung apartment ini dengan tanah" ancam nya tajam yg tentu saja membuat nyali Ghiea langsung ciut, rencana nya untuk kabur dari Xavier seperti langsung terbang melayang ke angkasa dan hilang di balik awan.

"Kenapa kamu selalu bertindak gila...." Ghiea hanya bisa menggeram karena tenaga nya sudah habis untuk meneriaki Xavier.

"Karena kamu yg membuat ku gila" jawab Xavier dengan enteng nya "Ayo siap siap, aku menunggu di bawah" ujar nya kemudian yg membuat Ghiea mendelik.

"Aku tidak mau pergi ke kantor" seru Ghiea.

"Kita tidak akan ke kantor sekarang..." jawab Xavier, saat ia hendak pergi, Ghiea memanggil nya.

"Ada apa?" tanya Xavier.

"Bagaiamana kamu tahu password apartement ku?" tanya Ghiea yg membuat Xavier terdiam sejenak, ia menatap Ghiea dengan tatapan yg sulit di artikan oleh Ghiea.

"Kenapa password mu angka angka itu? Jelas itu bukan ulang tahun ibu mu apa lagi ulang tahun mu" tukas Xavier dan ia berkata dengan suara yg dalam.

"Entahlah..." jawab Ghiea sembari mengedikan bahu nya "Angka itu seperti terngiang ngiang dalam benak ku" jawab Ghiea sejujur nya yg membuat Xavier menghela nafas panjang.

"Apa kamu tahu ulang tahun ku?" tanya Xavier kemudian yg membuat Ghiea tersenyum sinis.

"Tentu saja aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu" ketus nya yg justru membuat Xavier tersenyum simpul.

"Baiklah, sekarang siap siap. Kita akan berbelanja keperluan rumah"

"Tap...." Belum sempat Ghiea bersuara, Xavier sudah bergegas pergi dari kamar nya.

.........

Clara menemui Jamie di sebuah restaurant yg tak jauh dari perusahaan, Clara memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan itu membuat Jamie sangat marah karena ia tak mau kehilangan Clara.

"Aku sudah punya suami, Jam" tukas Clara.

"Suami yg bahkan tidak pernah memeluk mu?" Jamie berkata dengan sinis, membuat Clara menghela nafas berat.

"Aku akan segera membuat dia memeluk ku, mencium ku dan meniduri ku, Jam" tukas Clara lagi yg tentu saja membuat Jamie menggeram marah.

"Kau yakin, Clara? Tidak akan ada yg memberi mu kepuasan seksual selain aku..." tukas Jamie dengan suara lantang yg membuat Clara melotot marah dan ia langsung menampar Jamie sekeras yg ia bisa. Jamie semakin marah namun ia berusaha menahan diri karena orang orang kini memperhatikan mereka.

Clara yg merasa malu karena menjadi pusat perhatian, langsung menarik tas nya dan bergegas pergi.

Meninggalkan Jamie dengan ego yg terluka karena Clara meninggalkan nya, sementara Clara sendiri yg datang dan merayu nya, meminta Jamie mengisi kekosongan dalam diri nya. Namun sekarang, Clara juga yg mencampakan nya begitu saja.

..........

Xavier membawa Ghiea ke salah satu pusat perbelanjaan yg cukup besar di kota itu, ia menggandeng tangan Ghiea dengan begitu posesif seolah takut Ghiea menghilang.

"Padahal aku merasa aku tidak membutuhkan apapun..." gerutu Ghiea, ia tak lagi memberontak pada Xavier karena ia tahu itu percuma.

"Kau butuh kulkas yg lebih besar, kemudian isi nya dan harus penuh, kau cuma punya telur dan instan. Ya tuhan, Ghiea, kenapa kamu tidak pernah? tidak pernah memperhatikan kesehatan mu" Xavier berkata sembari menarik trolly dengan tangan nya yg lain, sementara Ghiea menatap Xavier dengan bingung setelah apa yg di ucapkan Xavier.

"Kenapa kamu selalu berbicara seolah olah kamu mengenal ku sejak lama?" tanya Ghiea yg membuat Xavier tubuh Xavier menegang sesaat, ia menoleh dan tatapan nya bertemu dengan tatapan Ghiea yg tampak penasaran dengan jawaban apa yg akan di berikan Xavier.

"Sweetheart..." Xavier berkata dengan lembut, ia menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Ghiea "Aku akan mengatakan nya pada mu, tapi nanti. Pokok nya, sekarang kamu milik ku dan kamu harus melakukan apapun yg aku mau, jangan menghindari ku dan jangan coba coba melarikan diri dari ku" ia berkata dengan serius, membuat Ghiea semakin bingung.

"Tapi.... Pak Xavier..." pekik Ghiea saat Xavier tiba tiba menarik Ghiea kemudian membawa Ghiea seolah bersembunyi dari seseorang.

"Kenapa? istri mu, eh?" tanya Ghiea dan dengan sengaja ia ber suara lantang, bahkan saat ini ia berkacak pinggang dan malah tersenyum puas "Takutkan ketahuan selingkuh? Maka nya jangan se.... Mmpp" Xavier langsung membekap mulut Ghiea dengan tangan nya saat melihat nenek nya berjalan mendekat ke arah nya.

"Ya tuhan, untung saja dia tidak melihat kami..."