Khilaf Terdalam

Happy Reading 😊

Sore itu di Washington DC.

Lula menatap wajah tampan di sampingnya itu dengan perasaan yang tidak bisa di artikan, Danish dan Lula saat ini sudah berada di dalam mobil setelah mereka turun dari pesawat dengan menempuh perjalanan 2 jam lebih.

Sebelum mendapatkan telepon dari Darren yang menyuruh Danish membawa Lula pergi, dia memang sudah memutuskan untuk membawa Lula ke Florida. Danish sempat berpikir kenapa Darren melakukan hal itu, bukankah dia tidak ingin melepaskan Lula begitu saja.

Tapi kenapa sekarang Darren malah menyuruh Danish untuk membawa Lula pergi jauh bahkan harus bisa melindungi mantan istrinya itu. Danish merasa curiga bahwa telah ada sesuatu yang terjadi dengan Darren dan Lula yang mengancam keselamatan keduanya.

Mereka saat ini di jemput oleh supir pribadi Danish dan langsung membawa-nya ke rumah yang dulu pernah di tempati Lula.

Danish menoleh menatap Lula yang sedang fokus melihat ke arah luar jendela seakan mengingatkan memory tentang kehidupannya di kota itu meskipun cuma sebentar.

Setelah beberapa saat mereka sampai di sebuah halaman yang cukup besar dan di penuhi oleh bunga-bunga yang indah bermekaran.

Lula ingat dia dulu suka sekali merawat bunga-bunga itu dan ternyata sampai sekarang masih terawat dengan baik.

"Aku selalu merawat bunga itu sayang, bunga-bunga itu semua kamu yang menanam jadi aku harus menjaganya agar kelak kalau kamu kembali, bunga-bunga itu masih cantik dan harum seperti yang menanam-nya," ucap Danish.

"Sejak kapan kamu bisa gombal seperti itu? dan juga rasa percaya dirimu itu mengira aku akan kembali?" Lula mencibir.

Danish hanya tersenyum melihat tingkah Lula yang menurutnya begitu manis itu.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah itu ketika seorang pelayan membuka pintu.

Pelayan itu melihat tuan-nya yang masuk ke dalam rumah dengan seorang gadis yang sangat cantik bahkan lebih cantik dari Angelica.

Pelayan muda itu sempat heran karena selama ini tuan-nya itu tidak pernah membawa masuk seorang wanita kecuali Angelica.

"Bibi Ellen, siapa wanita yang bersama tuan Danish itu?" tanya pelayan muda itu kepada senior-nya.

"Sepertinya dia adalah Nona Lula, mantan istrinya tuan Danish, aku memang belum tahu wajahnya tapi wajah nona itu sama persis seperti yang berada di foto yang ada di kamar tuan Danish," jawab Ellen.

"Owh jadi selama ini tuan Danish masih menyimpan foto pernikahan mereka? pantas saja kamar utama itu hanya kamu yang di perbolehkan masuk."

"Sudah ayo kita bekerja lagi, nanti kita bisa di pecat kalau tuan melihat kita membicarakan tentangnya," ucap bibi Ellen menarik lengan temannya itu.

Saat ini Lula mulai melangkahkan kakinya satu persatu masuk ke dalam rumah penuh kenangan buruk itu, dia tiba-tiba merasakan sebuah memory di masa lalu yang menusuk jantung-nya. Lula menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah kamar yang dulu pernah dia tempati itu. Lula meremas dadanya yang begitu sakit.

Danish yang berjalan di samping Lula melihat wanita yang sangat di cintai nya itu merasakan perubahan raut wajahnya.

Danish tentu saja tahu apa yang Lula pikirkan, hatinya juga ikut sakit saat Lula seperti itu, seakan Danish bisa merasakan kesakitan yang dia berikan dulu.

"Sayang, jangan pernah memikirkan masa lalu, aku sungguh menyesal karena dulu memperlakukan-mu seperti itu, tolong maafkan aku, mulai sekarang aku akan membuatmu merasakan kebahagiaan yang berlimpah, akan ku tebus semua kesakitan yang pernah aku torehkan," Ucap Danish menunduk.

Lula hanya diam saja, tiba-tiba dia ingat perselingkuhan Danish dan bercinta di kantornya.

Danish bahkan sudah menitikkan air matanya melihat respon Lula yang hanya diam saja seperti itu. Jangan sampai Lula mengingat semua, buatlah dia lupa akan segala kenangan pahit yang Danish torehkan.

Pria itu mengusap kasar air matanya yang jatuh tanpa permisi itu, biarlah dia di anggap cengeng oleh Lula.

"Sayang, ayo kita masuk ke dalam," ucap Danish berusaha menampilkan senyuman hangat nya.

"Aku tidak mau, jelaskan saja kenapa tiba-tiba kamu mengajak-ku ke sini!" jawab Lula ketus.

"Aku ingin kamu mengetahui sesuatu yang ada di dalam kamar itu, aku ingin menunjukkan hal penting untukmu sayang," jawab Danish.

"Berhenti memanggilku sayang! aku tidak suka saat kamu memanggiku seperti itu!"

"Tapi Lula,"

Lula mengangkat tangannya menandakan Danish untuk berhenti bicara.

"Danish aku tidak bisa kembali padamu, aku tidak suka dengan orang yang berselingkuh dan seorang penghianat!" jawab Lula memundurkan langkahnya dan berbalik akan pergi.

Danish yang melihat itu langsung berusaha menahan Lula.

"Sayang, aku akan mengatakan padamu bahwa aku tidak pernah berselingkuh darimu, semua yang kamu dengar di kantor waktu itu hanyalah akting, aku tidak pernah berselingkuh Lula," jawab Danish mengiba.

Pria itu kemudian membuka pintu kamar dan membukanya lebar. "Lihatlah Lula, aku tidak pernah mengganti foto pernikahan kita, masih terpajang rapi di atas tempat tidur kita sampai sekarang," ucap Danish memperlihatkan foto pernikahan mereka itu.

Dari jarak Lula berdiri memang bisa melihat dengan jelas foto yang dulu dia pasang sendiri, Lula memejamkan matanya melihat semua itu, hatinya Sepertinya sudah cukup sakit mengingat Semuanya.

"Danish, kenapa tidak dari dulu kamu bersikap seperti ini? kalau dari dulu kamu seperti ini pasti aku akan menjadi istri yang sangat bahagia, tapi saat ini Luka yang sudah mengering itu tiba-tiba terbuka kembali, maaf Danish aku harus pergi, aku masih belum bisa berfikir," ucap Lula kemudian berbalik pergi meninggalkan Danish.

"Tidak sayang, tunggu dulu!!" seru Danish yang melihat Lula pergi dengan langkah lebar bahkan sedikit berlari.

Wanita 25 tahun itu berhasil membuka pintu utama dan keluar sambil menahan air matanya.

Danish pun langsung mengejar Lula, pria itu tidak akan membiarkan Lula pergi lagi, bukankah semuanya sudah jelas, tapi mungkin Lula masih belum mau menerima-nya.

Lula berlari menjauhi rumah penuh kenangan itu, bahkan kedua security yang melihat hal itu hanya bisa memandang tanpa bisa mencegah.

Danish berlari mengejar Lula yang sudah sampai di jalan raya. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depan Lula, sontak Lula juga menghentikan langkahnya ketika ada seorang pria yang keluar dari dalam mobil itu.

Mata Lula membulat dan melotot ketika pria asing itu mengeluarkan benda dari dalam saku celananya.

"Nona, kami di perintahkan untuk menghabisi-mu!!" ucap pria bertubuh gempal itu sambil mengarahkan sebuah senjata api ke arah Lula.

"Siapa kalian?! kenapa tiba-tiba menyerang ku?!" seru Lula.

"Bersiaplah menuju kematiammu!"

Dor!!

Lula memejamkan matanya ketika pria itu melepas pelatuknya.

"Lula!!!!"

BRUKKk!

Danish menghadang peluru itu di depan Lula dan langsung terjatuh seketika. Luka yang mendengar suara Danish berteriak langsung membuka matanya dan melihat Danish yang sudah tergelatak di hadapannya itu.

"Danish!! tidak! tolong!!"

Para security yang melihat itu langsung berlari menyelamatkan majikannya itu, sedangkan pria yang berhasil menembak Danish langsung pergi begitu saja.

###

Darren melajukan mobilnya menuju rumah Lula, dia begitu khawatir dengan keadaan sahabat-nya itu, setelah tadi dia menghubungi Danish untuk membawa Lula pergi dari kota itu sampai sekarang nomer Lula tidak bisa di hubungi.

Begitu-pun dengan Danish, dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari pria itu.

"Lula, Danish sebenarnya apa yang terjadi?!! guman Darren.

Bersambung.

Maaf ada adegan yang sedikit kasar🙏🏻🙏🏻

Bagaimana kondisi Danish?

Di part selanjutnya ya 🥰

jangan sampai lupa untuk dukungannya ya 🙏 dengan cara like, vote dan bunga🌹🌹🌹

Agar othor lebih semangat lagi untuk up nya.

Terima kasih ❤️😘😘😘