Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. MELAKUKAN AKTIFITAS PAGI.
Pagi itu Gisel sudah berbenah diri. Gisel keluar kamarnya dan melangkah kearah kamar Elin.
Gisel mengetuk beberapa kali beberapa kali daun pintu kamar tersebut tapi, sama seperti biasa tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.
Gisel dengan hati-hati sekali membuka kamar milik Elin. Matanya mendapati perempuan itu sedang tidur di atas pembaringan.
Perempuan parubaya itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tanpa ada yang terlihat sedikit pun.
Gisel melangkah masuk dan duduk di atas kursi kosong disamping tempat tidur dimana Elin sedang berbaring sambil menutupi seluruh tubuhnya.
Gisel hanya terdiam, ia tidak ingin mengganggu ketenangan tidur Elin .
Hampir tiga puluh menit Gisel terduduk di sana tapi, belum ada tanda-tanda kalau perempuan parubaya itu akan terbangun.
Gisel berdiri dari tempat duduknya, belum juga ia melangkah sebuah tangan memegang tangannya.
"Nak jangan pergi ibu takut" ucap Elin dengan mata berkaca kaca .
Gisel kembali duduk dan memegangi satu tangan Elin dengan ke dua tangannya.
"Nyonya jangan takut Gisel ada disini " ucap Gisel mengelus- elus punggung tangan Elin .
"Kalau Nak Gisel pergi ibu ikut ya?." ucap Elin dengan suara parau sudah di pastikan perempuan parubaya ini pasti habis menangis.
Gisel mengkerutkan dahinya atas ucapan Elin. Mana mungkin ia membawanya pergi sedangankan ia tau kalau sampai itu terjadi pria mesum itu tidak akan membiarkannya hidup.
"Nyonya jangan bepikiran seperti itu, Gisel akan selalu menemani Nyonya disini" ucap Gisel sambil menepuk nepuk punggung tangan Elin.
"Gisel berjanji" ucap Elin dengan nada memohon.
Gisel tersenyum sambil mengangguk .
Elin bangkit dari tidurnya dan memeluk tubuh kecil milik Gisel .
Gisel membalas pelukannya dan mengusap usap punggung perempuan itu .
"Na, kalau begitu Nyonya mandi dulu Gisel mau menyediakan sarapan buat Nyonya " ucap Gisel sambil melepaskan pelukanya .
Elin mengangguk sambil tersenyum manis. Ia melangkah ke dalam bilik kamar mandi.Tidak lama kemudian rintik-rintik air sudah terdengar di dalam sana, menandakan kalau Elin sudah melakukan ritual mandinya.
Gisel membereskan tempat tidur milik Elin setelah dirasa sudah cukup Ia melangkahkan kakinya keluar dari milik Elin dan menuju ke arah dapur.
"Nyonya muda ada yang bisa saya bantu" ucap Surti dari Arah belakang .
Gisel menghentikan langkahnya dan berbalik kearah datangnya suara .
Gisel tersenyum manis setelah tahu siapa yang menegurnya saat itu .
"Bi Surti ngagetin aja! Gisel mau bikin sarapan buat Nyonya Elin " ucap Gisel sambil tersenyum ramah .
"Nyonya muda tidak usah repot-repot melakukan itu semua, biarkan para koki mengerjakanya!" ucap Bi Surti memandangi Nyonya majikannya itu .
"Biar Gisel saja Bi! badan Gisel terasa pegal kalau tidak berbuat sesuatu" ucap Gisel balik.
Surti cuman pasra kalau itu memang sudah kemauan nyonya mudanya .
"Baiklah kalau butuh bantuan jangan sungkan-sungkan minta bantuan ke Bibi atau pelayan yang ada dalam rumah ini" ucap Surti pasrah .
"Pasti Bi dan trimah kasih " ucap Gisel dan melanjutkan langkahnya menuju arah dapir .
Surti memandangi pundak Nyonyanya yang sudah menjauh darinya .
"Sungguh beruntung Tuan Aldo memiliki Nyony Gisel, sudah cantik tutur katanya juga baik " ucap Surti sambil melangkah pergi .
Sementara itu, Aldo yang sudah bangun sedari tadi hanya mondar mandir di dalam kamarnya, Sesekali Ia tersenyum senyum sendiri.
"Gadis kecilku yang nakal" ucapnya sambil memandangi cermin dalam kamar itu .
Aldo kemudian membuka pintu kamarnya dan melangka kearah ruang tamu. Tapi, belum juga ia sampai di ruang tamu tersebut, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.
"Harum ...." ucapnya singkat sambil menghembus-hembuskan nafasnya .
"Pelayan " ucapnya saat seorang pelayan melintas di hadapannya.
Pelayan itu mendekati Aldo dan menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Tuannya.
"Saya Tuan! Apa ada yang bisa saya bantu " ucap sang pelayan kepada Aldo .
"Kalian sedang masak apa! kok aromanya tidak seperti kemarin-kemarin" ucap Aldo yang terus menghirup aroma masakan dari arah dapur. .
"Maaf Tuan, itu bukan team kami yang Masak. Tapi, Nyonya Mudalah yang melakukanya" ucap Pelayan itu sambil terus menundukkan kepalanya.
"Apa, si rata itu yang memasak?" ucap Aldo tanpa ia sadari .
"Maksud Tuan si rata itu Apa?" balas pelayan yang kini berani menatap kearah Aldo .
Aldo menggaruk'garuk kepalanya. Ia menyesali tingkah bodonya barusan.
"Ah...sudahlah kau tak perlu tau. Mengerti! "ucap Aldo sedikit membentak.
Pelayan tersebut cuma mengangguk dan berjalan meninggalkan Aldo yang senyum senyum sendiri .
👉vote, like ,coment,favorite masih terus Author tunggu jangan lupa ya kawan kawan trimah kasih ......
trus kata -mu, -ku gak perlu huruf besar ya