Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
"Sial! Anak kamu itu sudah mulai melawan sekarang. Dia bahkan menampar wajahku." Tania mencampakkan tasnya di atas kasur sambil mengepalkan tangannya geram.
Dia masih tidak percaya dengan perkataan Yoon-gi di pengadilan tadi. Dulu Yoon-gi selalu diam saat dia menghinanya, bahkan saat kesal, dia selalu menjadikan anak itu sebagai sasaran emosi. Namun, sekarang anak laki-laki yang bodoh dan lugu itu telah berani menantangnya secara langsung.
"Sudahlah, Ma. Mama juga kelewatan tadi," Ucap Diandre mencoba menenangkan sang istri.
"Apa! Papa bilang mama harus melupakan kejadian tadi. Jadi papa sekarang membela anak si4l4n itu?"
"Ma! Yoon-gi juga anakku. Dia darah dagingku. Sudah cukup mama menyiksanya selama ini." Diandre menatap tajam Tania, sehingga membuat wanita itu langsung terdiam.
Selama ini, Diandre tidak pernah meninggikan suaranya di depan Tania. Dia selalu memberikan apa yang wanita inginkan, walaupun itu tidak masuk akal. Namun, lihatlah sekarang. Pria itu bahkan berani menatap tajam dirinya, tatapan yang begitu menyeramkan seakan ingin membunuhnya saat itu juga.
"Sudah cukup kamu merebut segalanya dari putraku. Bukan hanya ibunya, kamu juga sudah merebut cinta pertamanya," ucap Diandre lagi lalu pergi meninggalkan sang istri dengan sangat kesal.
Melihat itu, Tania langsung membuang napasnya kasar sambil tersenyum sinis. Dia tidak percaya apa yang di katakan suaminya itu tadi, pria itu telah berubah drastis dalam sekejab.
"Apa tadi? Dia membentakku? Dia juga mengaturku." Tania tersenyum tidak percaya dengan perkataan suaminya tadi.
Sudah biasa di manja, Tania langsung merasa kecewa saat Diandre membentaknya. Namun, berbeda dengan istri yang lain. Bukannya menyesal, Tania malah semakin menjadi. Dia semakin membenci Yoon-gi dan bersumpah akan membuat hidup anak itu hancur.
******
Yoon-gi terdiam menatap mesjid di depannya. Saat pulang dari pengadilan agama, Sarah ingin mampir ke mesjid terlebih dahulu. Sedangkan Yoon-gi memilih untuk tetap di mobil. Lagipula dia seorang Atheis, jadi untuk apa dia ikut masuk ke mesjid itu.
"Dan!" Ucap Yoon-gi memecahkan keheningan di dalam mobil itu.
"Ada apa, Tuan?" tanya Adnan menatap Yoon-gi bingung.
"Apa kamu punya agama?" Tanya Yoon-gi dengan mode serius.
Mendengar pertanyaan Yoon-gi, Adnan langsung mengerutkan keningnya binggung. Sambil bertanya-tanya, iblish mana yang merasuki pikiran Tuannya itu.
"Saya Islam, Tuan. Tapi hanya di KTP saja. Saya tidak pernah sholat ataupun menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim," ucap Adnan tersenyum kecil.
"Pantas kamu tidak minum alkohol." Yoon-gi terkekeh kecil.
Adnan memang tidak pernah minum Alkohol. Bahkan, saat Yoon-gi minta di temani untuk minum, dia memilih untuk mengganti minuman beralkohol dengan minuman yang lain dan membiarkan bosnya itu minum sampai puas.
Yoon-gi memang kecanduan Alkohol, dia menjadikan alkohol sebagai sahabat di tengah-tengah kerasnya hidup. Dia juga mengatakan jika minum alkohol sudah seperti minum air putih untuknya.
"Tapi, Tuan!" Adnan tiba-tiba mengingat sesuatu. Dia menatap Yoon-gi dengan tatapan bingung. Kenapa dia tidak sadar ya?
"Tapi apa?" Tanya Yoon-gi bingung.
"Sudah berapa hari aku lihat tuan tidak minum." Adnan menatap Yoon-gi dengan tatapan penuh selidik.
Bagaimana mungkin bosnya itu bisa lepas dari alkohol, jika tidak ada sesuatu di baliknya. Coba kalian bayangkan, suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan, bahkan jadi daya tarik kita, tiba-tiba kita melepaskannya begitu saja. Adnan tau, hidup tanpa alkohol, bagaikan hidup tanpa air untuk bosnya itu.
"Aku hanya ingin mejaga kesehatan tubuhku saja. Lagi pula, alkohol tidak terlalu baik untuk tubuhku yang sudah muai menua ini," ucap Yoon-gi simple.
Mendengar jawaban sang bos yang sedikit masuk akal, Adnan hanya terdiam melogo. Sejak kapan bosnya itu sadar akan kesehatan tubuhnya? bukannya selama ini yang dia tau hanya mabuk-mabukan, begadang untuk menulis lagu, dan tidur sampai puas saja.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu? apa jawabanku salah?" Tanya Yoon-gi bingung dengan tatapan sang asisten yang begitu mencurigakan.
"Tidak! Aku hanya baru sadar jika tuan mulai tua,'' ucap Adnan singkat lalu kembali fokus ke ponselnya.
Mendengar ucapan asistennya itu, Yoon-gi langsung terdiam. Dia sadar jika ada yang salah dengan ucapannya tadi. Namun, dia lebih untuk tidak memperdulikan lalu kembali menatap ke arah mesjid yang ada di depannya itu. Dia menatap satu persatu jemaah yang mulai keluar setelah selesai melakukan sholat.
Namun, matanya langsung tertuju kepada seorang pria yang berjalan seorang diri. Pria itu keluar dari mesjid lalu berjalan menuju mobilnya. Melihat itu, Yoon-gi langsung keluar dari mobil tanpa mengenakan masker. Dia mengejar pria itu sampai tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya.
"Paman!" Yoon-gi menarik tangan kekar pria itu sambil menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dia langsung memeluk pria itu dengan erat, bahkan pria itu terlihat kebingungan karena tidak sempat melihat wajahnya.
"Maaf, Nak. Kamu siapa?" Tanya pria itu kebingungan dengan sikap Yoon-gi yang langsung memeluknya secara tiba-tiba.
"Apa paman tidak mengenalku lagi?" Yoon-gi mengusap air matanya sambil menatap pria itu dengan lekat.
"Yoon-gi! Kamu sudah besar sekarang. Kamu sangat tampan."
Bersambung......
Hai semuanya...
Jika ada waktu senggang mampir ke karya sahabat Author ya. Ceritanya tak kalah menarik lho...