Bagaimana jadinya seorang Master beladiri yang terkenal dengan ketegasan dan disiplin tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang memiliki cerita sedih di mana pemeran utamanya hidupnya tragis.
Kisah di dalam novel itu adalah seorang istri sah mati di tangan pelakor. Semasa hidupnya ia hanya alat tukar uang oleh ibunya dari keluarga suaminya. Bahkan keluarganya tahu kalau suaminya punya istri baru dan tidak peduli jika ia di siksa oleh suami. Yang penting adalah, UANG!
Akhir cerita sad ending yang sangat memilukan membuat para pembaca ikut menangis, tapi setelah sang Master di tarik ke dunia novel, akankah ia bisa mengubah jalan cerita yang menyedihkan itu? Atau tetap mengalami nasib yang tragis?
Yang penasaran dengan kisahnya yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Afgan membantu membuka selimut yang membalut tubuh Eva, akhirnya Eva bisa bernafas juga.
Eva duduk di sisi ranjangnya memegang dadanya yang terasa sesak sambil terus mengatur nafas. Afgan melihat semua rak-rak dan lemari terbuat lebar, semua barang-barang Eva sudah tidak ada, hanya Tinggal yang jelek-jelek saja.
"Di mana dia?" tanya Afgan berdiri di depan Eva.
"Ke kamarnya."
"Sialan! Sepertinya dia minta di hajar!" ucap Afgan penuh amarah karena istri tercintanya di sakiti.
Afgan berjalan dengan langkah penuh amarah, ia melangkah menuju kamar Glarissa. Saat sampai di depan kamar Glarissa, pintu kamar Glarissa tertutup rapat.
Duk! Duk! Duk!
"Glarissa! Glarissa! Cepat buka pintunya! Berani sekali kau menyakiti Eva dan mencuri barang-barangnya! Kembalikan cepat barang-barangnya!" teriak Afgan dari balik pintu sambil menggedor-gedor pintu kamar Glarissa.
Glarissa mengorek-ngorek telinganya dengan ujung jari kelingkingnya sambil bergumam. "Berisik sekali sih!"
"Glarissa! Cepat buka pintunya!" Teriak Afgan lagi membuat emosinya bertambah kuat.
Glarissa pun mendekati pintu kamarnya lalu membukanya. Saat melihat Glarissa yang keluar dari pintu kamar tersebut, Afgan langsung mengayunkan tangannya ingin menampar wajah Glarissa.
Dengan cepat, Glarissa menangkap tangan Afgan. "Kamu ingat ngapain? Mau memukul ku? Emang kamu pantas?"
Afgan ingin menarik tangannya kembali, tapi pegangan Glarissa sangat kuat. Bahkan Glarissa menekuk tangan Afgan membuat terasa tangannya seperti akan patah.
Afgan meringis kesakitan. "Hei! Lepaskan! Sakit tahu!" teriak Afgan.
Glarissa mencibir. "Idih, gitu aja sakit, kamu itu laki-laki atau enggak sih? Masa tangan kamu dipegang aja sakit, bener-bener lemah!"
"Cepat lepaskan!" bentak Afgan.
"Oke aku lepaskan," ucap Glarissa mendorong kuat Afgan hingga ia terjerembab ke lantai.
Duakk!
"Ughhhh!" Afgan meringis kesakitan sambil memegang bokongnya yang terhempas ke lantai itu.
Eva terlihat panik dan langsung mendekati Afgan. "Sayang kamu tidak apa-apa kan?" tanya Eva khawatir takut jika Afgan terluka.
Eva membantu Afgan berdiri. Dengan wajah merah padam Afgan menunjukkan Larissa dengan jari telunjuknya.
"Kamu... Kamu berani sekarang ya! Bahkan berani melawanku!" Mata Afgan membulat. "Kenapa kamu sekat Eva lalu mencuri barang-barangnya?! Kembalikan barang-barangnya itu dan minta maaf pada Eva!"
"Aku minta maaf sama pelakor? Jangan mimpi! Kalau kau tidak ingin aku mengganggu istri tercinta mu ini, kau harus memberi sesuatu yang lebih dari apa yang kau beri kepada pelakor ini!" pinta Glarissa.
"Memangnya kamu siapa yang harus kuberi ini dan itu? Tinggal di rumah ini saja Kau harusnya bersyukur. Kalau tidak ada keluargaku, orang tuamu nggak bakal hidup mewah sampai sekarang!" ucap Afgan ketus
"Halah banyak bacot mu! Bagaimana kalau aku minta cerai dengan mu, lalu aku akan mengadu pada Papa mu, jika kau menelantarkan ku, Melakukan KDRT dan membiarkan pelakor tinggal di rumah ini. Aku ingin melihat, apakah Papa mu akan memihak ku atau kamu? Aku ingin melihat semua semua fasilitas mu akan di tarik kembali," ucap Glarissa tersenyum sinis sambil membayangkan Afgan di marahi Papanya. Membayangkan saja membuat Glarissa bersemangat.
Afgan membelalakkan matanya melihat ke arah Glarissa. "Kalau kamu berani mengadu pada Papa ku, selesailah hidup mu!" ancam Afgan dengan nada tinggi.
Kalau bukan karena perjodohan oleh orang tuanya karena ingin membalas budi kakek Afgan kepada keluarga Glarissa, ia tidak sudi menikah dengan Glarissa.
Glarissa terkekeh. "Ck! Kau mengancam ku? Ha ha ha ha, suami ku tercinta, kau percaya nggak jika sekarang aku berani ke rumah orang tua mu sekarang?" tantang Glarissa.
"Kamu berani?" balas Afgan.
"Kalau begitu beri apa yang aku mau. Karena hidup mu ada di genggaman ku sekarang." Glarissa mengangkat tangannya dan menggenggam tangannya seolah-olah yang ia genggam adalah hidup Afgan, membuat Afgan menjadi ngeri.
"Oke! Oke! Aku akan beri apa yang kamu mau, tapi kembalikan dulu barang-barang milik Eva!" ucap lnya sedikit melemah.
"Kembalikan?" Glarissa kembali tertawa. "Heh! Apa pun barang milik dia... maka akan menjadi milikku, apa yang dia punya maka akan menjadi punya ku," jawab Glarissa enteng tanpa beban.
"Sebenarnya kau mau apa sih! Hah!" ucap Afgan merasa pusing dengan permintaan Glarissa. "
"Kamu nggak tuli kan, ikuti semua kemauan ku kalau kau ingin hidup mu dan hidup pelakor ini tenang." Glarissa tersenyum sambil menaikkan turunkan alisnya.
"Begini saja, kalau kau tidak mau kembalikan barang milik Eva tidak masalah, tapi kembalikan kartu ATM Eva ," pinta Afgan sambil mengulurkan tangannya ke arah Glarissa.
Glarissa masuk ke dalam kamarnya, ia mengambil kartu ATM itu lalu melemparnya ke lantai. Ia melempar kartu yang kosong itu karena semua saldonya sudah ia pindahkan ke dompet digital miliknya.
Eva secepatnya mengambil kartu tersebut dan menyimpan di sakunya. "Glarissa! Kembalikan juga ponsel dan laptop ku!" pinta Eva.
"Tidak mau! Ponsel dan laptop mu itu akan menjadi milik ku," tolak Glarissa ketus.
Afgan melihat ke arah Eva dengan kasih sayang. "Sudahlah Sayang, ponsel kamu nanti aku akan beli yang baru, biarkan saja dia memakai yang bekas," ucap Afan sengaja memanasi Glarissa.
Glarissa tersenyum sinis. Sedikit pun Glarissa tidak iri, karena rencananya adalah, ia akan mengeruk seluruh harta Afgan lalu menceraikannya, Glarissa tidak akan membiarkan kedua pasangan itu hidup dengan damai, ia akan terus mengusik ketentraman mereka.
jadi samsak yang ada dia....
saingan dong sama mba kun-kun...🤭
skalian nyoba2 akting bagus gak 😂😂😂
drama nya......
semoga sukses ya.....💪💅
dikit banget up nya.