Sebagian dari kisah ini adalah cerita kisah nyata dari kehidupan seorang wanita yang bekerja di dunia malam.
Tapi ingat, hanya sebagian!
Seorang gadis yang berusaha tetap mempertahankan keperawanan di tengah-tengah hingar-bingar gemerlap dunia malam yang harus dilaluinya.
Kisah ini turut menceritakan sisi lain dari wanita dunia malam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisha A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 30 Party Martin Chou 2
Mendengar peringatan keras dari sang sahabat, membuat Benzie membuang nafas kasar sembari mengusap-usap wajahnya.
"Kau pilih lah duluan." Ucap Benzie mencoba mengalihkan.
"Oh tidak, aku akan memilih belakangan." Jawab Martin tersenyum.
"Emm baiklah, kau pilihkan saja untuk ku satu wanita yang menurutmu terbaik." Ucap Benzie tak berminat.
"Kemana wanita itu? Apa karena aku tak dirumah dia jadi bisa seenaknya bolos kerja? Apa begini kelakuannya di belakangku? Lagi pula kalau ada dia, tentu aku akan langsung menyuruhnya untuk menemani ku disini sebagai tamu" Kesal Benzie dalam hati.
"Bukankah kau yang selama ini di gadang-gadang sebagai primadona disini?" Tanya Martin mendekati Katy.
Mendengar itu Katy semakin melebarkan senyuman.
"Benar sekali tuan muda, anda bisa lihat sendiri saya yang terbaik di antara ladies yang lain, lagi pula bukankah saya pernah beberapa kali menemani anda tuan muda?" Jawab Katy dengan sangat percaya diri sembari berbisik manja di telinga Martin.
"Baiklah, sejauh ini nampaknya memang benar begitu." Jawab Martin tersenyum.
"Maka dari itu kau ku pilih." Kata Martin lagi sambil menarik tangan Katy untuk keluar dari barisannya.
Katy tersenyum bangga dan membiarkan Martin yang terus menariknya.
"Kau ku pilih untuk menemani sahabatku ini." Ucap Martin lagi sembari mendudukkan Katy disamping Benzie.
Lagi-lagi senyuman Katy semakin merekah saat tau Benzie lah orang yang akan bersamanya menghabiskan malam ini. Benzie Lim, lelaki yang menjadi incarannya sejak lama namun tak pernah kesampaian, kini sudah berada disampingnya.
"Wah bukankah ini diibaratkan seperti gagal mendapat intan tapi malah mendapat berlian?" Celetuk Katy dalam hati sembari menampilkan senyuman terindahnya.
"Hei Lex, kau pilih lah! Jangan membuat para wanita cantik ini menunggu lama." Ucap Martin yang kali ini mengarah pada Alex.
Alex pun bangkit dari duduknya, dan berbisik pada Martin.
"Hei kau lihat wanita yang sedang menyanyi di atas panggung itu? Dia terlihat cantik dan sexy, suaranya juga sangat menggoda. Sebagai pemilik party malam ini, aku mau kau atur agar dia saja yang menemani ku disini. Apa kau bisa?" Bisik Alex sembari menggoyangkan alisnya.
Martin melihat ke arah wanita yang dimaksud Alex.
"Bukan hal yang sulit" Jawab Martin tersenyum sembari menatap vokalis wanita itu.
"Baiklah mami, untuk di sofa ini aku hanya mengambil 1 saja, kau bisa bawa para wanita cantik ini ke sofa sebelahku, disana ada rekanku lainnya yang siap memilih para ladies ini dengan senang hati. Kau catat saja berapa orang ladies mu yang terpilih di sofa mereka, aku akan membayar semuanya." Martin tersenyum pada Nensy sembari mengarahkan tangannya menuju sofa sebelahnya.
"Baiklah tuan muda." Nensy pun beralih membawa para ladies nya ke sofa sebelahnya.
Sesi 1 untuk para band pun telah berakhir, Seluruh anak band turun dari panggung dan akan bebas tugas dalam waktu satu jam selama DJ beraksi, dan akan naik panggung lagi saat masuk sesi ke 2. Kini berganti giliran DJ yang menghibur, di sesi DJ ini pun lighting sengaja dibuat menjadi lebih redup, hanya beberapa lighting warna warni saja yang dibiarkan menyala dan menyorot lincah kesana kemari. Berbeda dengan saat sesi band, saat sesi band panggung sengaja dibuat hidup dengan pertunjukan lighting yang keren dan seluruhnya menyala.
Martin Chou menyuruh pelayan untuk memanggil vokalis wanita yang dimaksud oleh Alex. Tak lama datang lah wanita cantik berbaju seksi yang tak lain ialah Meimei si vokalis incaran Alex.
"Selamat malam nona" Sapa Martin ramah.
"Hai, selamat malam tuan muda Martin." Ucap Meimei membungkukkan badannya.
"Wah apa kau mengenalku?" Tanya Martin terkejut.
"Siapa yang tak kenal dengan pengusaha sukses yang fhotonya banyak tersebar di berbagai baliho." Jawab Meimei tersenyum.
"Baiklah, kalau dengan mereka apa kau kenal?" Tanya Martin lagi sembari menunjuk ke arah Benzie dan Alex.
"Aku jelas juga sangat mengenal tuan muda Benzie, bukankah dia juga pengusaha muda yang sama terkenalnya seperti anda dan bahkan pemilik club' malam terbesar ini? jadi secara tak langsung ia bisa dikatakan adalah bos ku. Namun maaf, jika dengan yang satunya sepertinya aku baru melihatnya malam ini, jadi aku tak tau siapa dia" Jawab Meimei jujur.
Mendengar itu Martin pun terkekeh merasa lucu sekaligus prihatin, karena wanita yang diincar Alex sama sekali tak mengenalnya.
"Baiklah nona, biar ku perjelas agar kau sedikit tau tentang dia. Jadi dia adalah Alex Yue, dia temanku sekaligus tangan kanan Benzie Lim. Dia memiliki kuasa penuh dalam mengawasi seluruh usaha milik Benzie, termasuk club' ini juga berada dibawah pengawasannya. Dan malam ini dia ingin agar kau menemaninya minum. Apa kau bersedia?"
Mendengar penjelasan singkat Martin, Meimei pun dengan sumringah menganggukkan kepalanya penuh semangat.
"Baiklah, kau duduklah disampingnya." Ucap Martin tersenyum puas sembari memberi kode keberhasilan pada Alex.
Alex pun menyambut Meimei dengan gembira, kini Meimei telah duduk disampingnya, lalu mereka berkenalan dan mulai berbincang.
Sementara Benzie hanya terus diam tak bersemangat melihat Katy yang mulai menuangkan minuman ke gelas mereka. Martin terus tersenyum puas dan kembali duduk tak jauh dari Benzie, sementara Benzie yang melihat itu kembali mengernyitkan dahinya dan berbisik pada Martin.
"Hei, apa kau coba membohongiku?" Tanya Benzie sedikit kesal.
"Apa yang harus aku bohongi?" Tanya Martin mengangkat kedua bahunya merasa bingung.
"Kenapa kau tidak di temani wanita? jika begitu, aku juga tak perlu di temani oleh wanita ini." Ketus Benzie kesal.
"Sebentar lagi wanitaku akan kesini." Jawab Martin santai sembari meraih gelasnya.
"Maksudmu? apa kau memanggil wanita dari luar untuk menemani mu? apa para ladies yang tersedia disini tak ada yang membuatmu tertarik?" Benzie semakin kesal dan mulai mengintrogasi Martin.
"Diam dan minumlah minuman yang sudah disediakan oleh wanita mu." Jawab Martin santai sembari terus meneguk minumannya.
Martin Chou
Sisi lain di ruang make up
Yuna berlari memasuki ruang make up dan mendapati ruang make up sudah kosong.
"Huh, huh, kemana semua orang? Apa mereka semua sudah di cas oleh para tamu?" Tanya Yuna seorang diri yang masih ngos-ngosan.
"Yuna kemana saja kau? Kenapa kau terlambat?" Tanya Nensy yang tak lama masuk ke ruang make up.
"Maafkan aku mami. Oh ya, kemana semua orang disini mami?" Tanya Yuna.
"Mereka semua sudah di cas oleh para tamu. Ini malam Minggu dan tamu melimpah ruah, jadi tak susah bagiku untuk mempromosikan para ladies ku." Jawab Nensy sambil berkipas.
"Lalu bagaimana denganku mami? Apa masih ada tamu yang tersisa untuk mengecas ku?" Tanya Yuna lirih.
"Sekarang kau rapikan baju dan dandanan mu, dan segera ikut denganku!" Perintah Nensy tanpa memberitahu siapa tamu yang akan ditemaninya.
Yuna berjalan mengikuti Nensy menyusuri Hall yang sudah sangat padat pengunjung, Yuna dan Nensy beberapa kali harus bertabrakan dengan para pengunjung yang mulai mabuk saking penuhnya ruangan itu.
Sementara Martin samar-samar sudah bisa melihat Nensy dan Yuna ditengah kerumunan para pengunjung. Seketika senyum Martin kembali terukir di wajahnya saat melihat jelas wajah Yuna sedang menuju ke arahnya. Martin berdiri dan berjalan beberapa langkah hingga akhirnya Nensy dan Yuna pun tiba di hadapannya.
Tanpa aba-aba Martin dengan senyumannya memberi kode pada Nensy agar segera pergi dan langsung meraih tangan Yuna untuk membawanya duduk.
Benzie yang melihat adegan itu, sontak saja menjadi terperangah, dia terkejut bercampur kesal sembari mengepalkan tangannya. Sementara Katy malam ini tak terlalu kesal melihat Yuna, dia malah ingin menunjukkan pada Yuna jika malam ini dia berhasil duduk disamping Benzie.
"Kamu kenapa datang terlambat? Aku menunggumu sejak tadi, tau tidak?" Tanya Martin lembut sembari mengelus lembut rambut Yuna.
"Ah iya, saya tadi ketiduran. Maafkan saya tuan muda, lagi pula saya tak tau anda akan datang malam ini." Yuna sangat gugup saat rambutnya dibelai lembut oleh Martin.
"Bukankah saat bertemu di rumah sakit aku sudah mengatakannya?" Tanya Martin dengan dahi mengerut.
"Mengatakan apa? Anda tidak ada mengatakan apa-apa tentang ini." Jawab Yuna yang tak kalah bingung.
"Kemarin aku bilang sampai bertemu besok malam. Apa kau sudah lupakan itu?" Martin mulai gemas melihat kepolosan Yuna dan mencubit pelan hidungnya.
Yuna pun mendadak bertambah gugup saat diperlakukan Martin seperti itu, dia hanya tersenyum sembari menundukkan kepalanya.
Suasana lighting yang remang-remang membuat Yuna tak menyadari jika lelaki yang duduk tak jauh darinya adalah Benzie Lim. Lagi pula Yuna adalah tipe wanita yang tak suka terlalu memperhatikan orang-orang sekitarnya.
Bersambung...
❤❤❤❤🤣🤣🤭🤭
favorit
👍❤