NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20 Terlalu Sinis.

"Kamu mengatakan jika aku menyuruh Mama untuk bicara pada kamu. Aku bahkan tidak tahu pembicaraan kalian seperti apa," ucap Arfandi saat Aira menatapnya curiga.

"Tidak. Aku tidak berpikiran apapun," jawab Aira.

"Benarkah, karena aku melihat kamu masih marah padaku, jadi aku berpikiran saja kalau kamu menganggap aku menggunakan Mama agar kita bisa berbicara seperti ini," ucap Arfandi.

"Kamu jangan terlalu kepedean. Sudah sana jangan menggangguku bekerja dan orang-orang bisa bertanya-tanya," ucap Aira yang kembali melanjutkan pekerjaannya.

Arfandi hanya tersenyum miring. Kemudian dia meninggalkan meja Aira.

Karena permintaan Sulastri dan Aira memang tidak bisa menolak, setelah pulang kerja Aira mau tidak mau harus menemani Arfandi untuk membeli dagangan teman Aira. Aira tadinya hanya menunjukkan alamatnya saja dan ternyata Arfandi berhasil membuat Aira untuk ikut mengantarkan kue tersebut.

"Assalamualaikum!" sapa Aira dan Arfandi.

"Walaikum salam," bukan Sulastri yang menjawab melainkan ada seorang wanita yang duduk di ruang tamu yang tak lain adalah Nathalia teman satu sekolah mereka.

"Arfandi kamu datang bersama Aira," ucap Nathalia tersenyum pada Aira dan Arfandi.

"Hmmm, kamu ada di sini?" tanya Arfandi yang justru malah melihat ke arah Aira. Mungkin dia takut saja bahwa Aira salah paham.

Aira sangat sensitif sekali jika bertemu dengan teman-teman sma-nya dan justru itu membuat mereka bertengkar.

"Hmmmm, aku tadi mampir sekalian bawakan keripik singkong kesukaan Tante Sulastri," jawab Nathalia.

"Begitu!" sahut Arfandi yang hanya terlihat datar saja.

Aira tidak terlalu menyapa Nathalia dan Nathalia juga hanya tersenyum saja kepadanya.

"Kalian sudah datang ternyata," Sulastri yang akhirnya muncul menuruni anak tangga.

"Apa pesanan Mama sudah ada?" tanya Sulastri.

"Ini Tante," Aira yang langsung memberikan kepada Sulastri.

"Ya. Ampun makasih banget Aira. Baru di dalam kotak saja aromanya sudah sangat menggiurkan sekali. Tante yakin rekomendasi kamu bakalan sangat enak sekali," ucap Sulastri yang membuat Aira hanya tersenyum saja.

"Semoga Tante menyukainya," ucap Aira.

"Tante akan mencoba rasanya dan kalau nanti enak Tante akan borong dagangan teman kamu untuk arisan," ucap Sulastri yang membuat Aira menganggukkan kepala.

"Ya. Sudah ayo duduk!" titah Sulastri dengan ramah.

"Tidak Tante. Aira mau langsung pulang saja," ucapnya yang pasti menolak dan apalagi karena ada Nathalia di sana dan akhirnya sangat tidak nyaman jika harus mengobrol bersama teman satu kelasnya meski mereka dulu cukup dekat dan tidak ada masalah sama sekali.

"Tidak bisa begitu Aira. Kamu duduk!" Sulastri tampak memaksa dan bahkan memegang tangan Aira yang membawanya untuk duduk ke sofa dan Aira lagi-lagi tidak bisa menolak.

"Ayo Nathalia kamu juga!" ajak Sulastri yang membuat Nathalia menganggukkan kepala.

"Aku mau ke atas dulu mau bersih-bersih," ucap Arfandi.

Sulastri hanya menganggukkan kepala dan Arfandi pun menaiki anak tangga.

"Hmmm, Tante mau simpan kue ini dulu dan sekalian mau membuatkan minum. Aira kamu mau minum apa?" tanya Sulastri yang tampak ramah.

"Tidak usah Tante," lagi-lagi Aira pasti menolak karena merasa tidak enak.

"Tidak bisa seperti itu Aira," sahut Sulastri gemes dengan Aira.

"Ya, sudah kalau begitu apa aja," sahut Aira.

"Baiklah! Kamu sendiri mau minum apa Natalia?" tanya Sulastri.

"Seperti biasa saja Tante," sahut Nathalia.

"Baiklah! kalau begitu kalian berdua tunggu bentar di sini dan Tante akan membuatkan minuman dulu," ucap Sulastri yang membuat Aira dan Natalia menganggukkan kepala.

"Aira sewaktu di acara ulang tahun Tante Sulastri, kamu cepat sekali pulangnya dan bahkan kita belum mengobrol banyak," ucap Nathalia.

"Iya. Aku ada urusan waktu itu," jawab Aira

"Kalau dipikir-pikir kita bertemu sudah begitu lama sekali. Kamu sekarang tiba-tiba muncul setelah kurang lebih hampir 9 tahun dan Arfandi yang membawa kamu untuk bertemu dengan kita-kita. Kalian sudah bertemu lama?" tanya Nathalia.

Pertanyaan itu terlalu sensitif dan bahkan membuat Aira kurang nyaman dan apalagi seperti Nathalia ingin mengetahui sesuatu darinya.

"Kami baru bertemu," Aira dengan singkat.

"Di mana!" tanya Natalia yang benar-benar penasaran.

"Apa itu penting!" Aira menimpali pertanyaan itu.

"Hmmmm, tidak juga, hanya saja aku heran saja teman satu kelas yang tidak pernah muncul dan tiba-tiba muncul dan Arfandi yang membawanya. Aku tiba-tiba saja memiliki pikiran jika selama ini kalian sudah lama bertemu," ucap Nathalia.

"Memang tidak boleh?" tanya Aira.

Natalia tampak tersenyum, "kenapa tidak boleh! Pasti boleh hanya saja aku tetap melihat kamu sebagai Aira yang tetap menghindari kami semua dan aku tidak tahu apa alasannya itu," ucap Nathalia.

"Aku tidak pernah menghindari kalian dan memang kita saja tidak pernah bertemu," jawab Aira.

"Baiklah! kita sebaiknya melupakan saja tentang masalah menghindari atau disengaja. Kita sekarang sudah bertemu dan aku berharap kita akan terus bertemu selanjutnya," ucap Nathalia dan Aira tidak merespon sama sekali.

"Hmmmm.... Apa kamu sekarang apa? Waktu di acara ulang tahun Tante Sulastri, kamu terlalu banyak diam dan sampai aku tidak tahu kamu sekarang sibuk apa?" tanya Nathalia.

"Aku karyawan magang di kantor Arfandi dan sisanya aku hanya bekerja freelance dan juga yang lainnya," jawab Aira yang jujur apa adanya.

"Magang!" sahut Nathalia dengan nada yang terdengar sedikit meremehkan.

Nathalia adalah seorang psikolog yang memiliki praktek sendiri dan mungkin dia merasa jauh lebih tinggi dibandingkan Aira. Jadi tatapan matanya juga terlihat kurang suka pada Aira dan padahal mereka adalah teman satu kelas.

Dulu Nathalia adalah murid yang paling pintar yang mendapatkan juara dan juga terkenal sangat humbel dan cukup dekat dengan Aira. Tetapi entah kenapa Aira melihat sosok yang berbeda dari temannya itu yang seperti ada kesombongan, mungkin karena memang sudah sukses.

"Kenapa? Apa pekerjaannya seperti itu menjadi masalah yang besar?" tanya Aira.

"Tidak juga! aku pikir selama tidak bertemu bertahun-tahun dan kamu tinggal di Luar Negeri. Tetapi tidak," jawabnya dengan tersenyum penuh ejekan.

Aira hanya tersenyum saja yang berusaha meneladani sahabatnya itu yang mungkin saja ingin menceritakan kesombongannya.

Pertemuan dengan Nathalia ternyata tidak terlalu mengasyikkan untuk Aira yang tidak seperti Arfandi. Dia bahkan sejak tadi sangat kesal dan di dalam mobil juga tidak banyak bicara dengan Arfandi sampai akhirnya mobil Arfandi sudah berhenti di kediaman Aira.

"Aku mau masuk dulu. Makasih kamu sudah mengantarku," ucap Aira.

"Sama-sama," jawab Arfandi.

"Ya. Sudah kalau begitu aku masuk!" ucap Aira pamit dan langsung membuka pintu mobil.

Arfandi yang melihat di jok mobil ternyata ponsel Aira ketinggalan.

"Aira!" Aira tidak mendengar panggilan itu yang membuat Arfandi mau tidak mau keluar dari mobilnya dan akhirnya sangat cepat sekali melangkah yang menaiki anak tangga.

Arfandi harus menyusul Aira.

"Aira ponsel kamu!" kalimat itu belum sepenuhnya terucap ketika Arfandi melihat ada seorang pria yang berdiri di depan rumah Aira yang berhadapan dengan Aira.

Mata Arfandi melihat ke arah pria itu, pria itu membawa boucket bunga dan juga paper bag berwarna coklat yang tidak tahu apa isinya. Sepertinya pria itu sangat dikenal Aira.

"Oh. Ya ampun!" Aira yang langsung menghampiri Arfandi dan mengambil ponselnya dan sementara Arfandi masih terus melihat pria itu.

Entahlah apa yang ada di pikiran Arfandi dan pria itu juga tersenyum kepada Arfandi.

Bersambung......

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!