NovelToon NovelToon
Benih Pahit Berbuah Manis

Benih Pahit Berbuah Manis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:117.5k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Shanaira Monard tumbuh dalam keluarga kaya raya, namun cintanya tak pernah benar-benar tumbuh di sana. Dicintai oleh neneknya, tapi dibenci oleh ayah kandungnya, ia menjalani hidup dalam sepi dan tekanan. Ditengah itu ada Ethan, kekasih masa kecil yang menjadi penyemangatnya yang membuatnya tetap tersenyum. Saat calon suaminya, Ethan Renault malah menikahi adik tirinya di hari pernikahan mereka, dunia Shanaira runtuh. Lebih menyakitkan lagi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung anak dari malam satu-satunya yang tidak pernah ia rencanakan, bersama pria asing yang bahkan ia tak tahu siapa.

Pernikahannya dengan Ethan batal. Namanya tercoreng. Keluarganya murka. Tapi ketika Karenin, pria malam itu muncul dan menunjukkan tanggung jawab, Shanaira diberi pilihan untuk memulai kembali hidupnya. Bukan sebagai gadis yang dikasihani, tapi sebagai istri dari pria asing yang justru memberinya rasa aman.

Yuk ikuti kisah Shanaira memulai hidup baru ditengah luka lama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Malam Sebelum Kebahagiaan Sirna

Senja menyelimuti langit kota dengan rona jingga yang lembut, sementara cahaya keemasan menembus jendela suite hotel mewah tempat Shanaira Monard menginap. Di kamar yang dihias bunga putih dan nuansa krem elegan, Shanaira duduk di depan meja rias, mengenakan gaun santai berbahan sutra. Di tangannya tergenggam undangan pernikahan berlapis emas, dengan nama yang begitu dalam di hatinya: Ethan Renault.

Esok pagi, tepat di ballroom hotel ini, ia akan mengucap janji suci. Ethan adalah sahabat kecilnya, tetangga yang sejak dulu menjadi pelindung, penghibur, dan kini… belahan jiwanya.

Pintu kamar diketuk pelan. “Oma?” panggil Shanaira, mengenali ketukan itu.

Aini Monard, melangkah masuk, mengenakan kebaya biru langit. Wajahnya lembut, penuh keriput kehidupan, namun matanya tetap menyala penuh kasih.

“Masuk, Oma,” ucap Shanaira, langsung bangkit dan memeluk omanya erat-erat.

Mereka duduk di sofa dekat jendela. Oma Aini menatap cucunya sejenak, lalu berkata pelan, “Besok kamu akan jadi istri seseorang yang mencintaimu dengan tulus. Oma sangat bahagia untukmu.”

Shanaira menggigit bibirnya, senyum kecil mengembang, tapi matanya menyimpan sesuatu.

“Oma,” bisiknya, “boleh jujur?”

Oma Aini mengangguk, menggenggam tangan cucunya.

“Aku… kadang masih merasa bersalah,” katanya pelan.

“Papa selalu bilang, kalau aku nggak lahir… mama nggak akan meninggal waktu itu.”

Wajah oma mengeras sejenak, lalu melembut. “Itu bukan salahmu, Shana. Itu takdir. Dan kamu tidak bisa terus dihukum karena sesuatu yang bukan pilihanmu.”

Shanaira menunduk, suaranya tercekat. “Tapi aku benar-benar merasa tidak pernah diterima. Ibu tiriku… dia sering menyuruhku kerja ini-itu sejak aku kecil, seakan aku bukan anak di rumah itu. Dan adik tiriku… dia selalu menertawakanku, menyebutku anak pembawa sial.”

Oma Aini mengusap pipi Shanaira dengan jemarinya yang gemetar tapi hangat. “Kau sudah cukup kuat bertahan selama ini. Tapi besok… kamu akan masuk ke keluarga baru. Yang mencintaimu. Yang menghargaimu. Yang melihat siapa kamu sebenarnya, bukan bayangan masa lalu.”

Shanaira menatap neneknya, matanya mulai berkaca. “Oma pikir… aku pantas bahagia?”

“Sayang,” jawab oma Aini, tersenyum dengan mata berkaca-kaca, “Kamu pantas mendapatkan cinta yang tulus. Dan Tuhan tidak memberi Ethan padamu tanpa alasan. Dia dikirim untuk menunjukkan bahwa hidupmu lebih dari luka lama itu.”

Untuk pertama kalinya malam itu, Shanaira tertawa kecil. Bukan karena semuanya telah sempurna, tapi karena akhirnya hatinya merasa bebas.

Besok, ia akan berjalan menuju hidup baru. Bukan sebagai gadis yang terus dihantui masa lalu, tapi sebagai perempuan yang akhirnya menemukan tempatnya di dunia, di sisi seseorang yang selalu melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.

***

Sementara di lantai yang berbeda, di sisi lain hotel mewah itu, suasana jauh lebih riuh.

Lampu remang-remang bar pribadi memantulkan cahaya hangat ke dinding marmer, sementara gelas-gelas bersulang dan tawa bersahutan. Ethan Renault duduk di tengah-tengah kerumunan kecil sahabat-sahabat lamanya, tapi meskipun suasana penuh sorakan dan tepuk tangan, sorot matanya sesekali melayang ke arah jam tangan.

“Bro, tenang, ini malam terakhirmu sebagai lelaki bebas!” seru salah satu temannya sambil menepuk bahunya.

Ethan hanya tertawa kecil, lalu mengangkat gelas. “Lelaki bebas yang dari dulu cuma terpaku sama satu perempuan. Jadi, tidak banyak yang berubah.”

Leluconnya mengundang tawa riuh.

Namun begitu tawa mereda, Revan—sahabatnya sejak kuliah—mencondongkan tubuh ke arahnya. “Kau yakin? Besok pagi, tidak ada jalan mundur.”

Ethan mengangguk pelan, tatapannya lembut. “Aku yakin seratus persen. Aku sudah tahu sejak kecil, Van. Sejak aku melihat dia duduk di ayunan belakang rumahnya, dengan wajah penuh luka tapi tetap tersenyum. Aku tahu, aku ingin menjaga senyuman itu.”

Revan terdiam sejenak, menatap Ethan dengan hormat.

“Kau tahu,” lanjut Ethan sambil menggulir layar ponselnya, menatap foto Shanaira dengan mata teduh, “dia tumbuh dalam keluarga yang nggak pernah benar-benar melihat nilainya. Aku selalu di sana, tapi aku cuma bisa melihat dari luar pagar. Sekarang, aku ingin jadi rumahnya. Tempat dia merasa aman.”

Beberapa temannya mulai diam, suasana berubah tenang dan lebih intim. Suara musik masih mengalun, tapi kini terasa seperti latar bagi sebuah pengakuan tulus.

Revan menepuk bahu Ethan. “Kau bukan cuma beruntung karena akan menikahi dia, Eth. Dia juga beruntung karena akhirnya akan hidup dengan seseorang yang tidak akan pernah meninggalkannya.”

Ethan mengangguk. Di matanya, tak ada keraguan sedikit pun. Hanya cinta yang penuh keteguhan.

Ia mengangkat gelas lagi, kali ini lebih pelan, lebih dalam. “Untuk dia. Untuk Shana. Dan untuk hari esok… ketika semuanya akhirnya jadi seperti yang seharusnya.”

Dan di tengah riuh tawa serta obrolan hangat, Ethan tetap merasa satu hal paling penting malam itu: detak jantungnya berdetak menuju seseorang. Seseorang yang, sejak kecil, sudah menjadi alasan terbesarnya untuk pulang.

***

Malam menjelang larut. Lantai bar sudah mulai sepi, suara musik berubah menjadi bisikan samar, dan lampu-lampu mulai diredupkan.

Ethan berjalan tertatih keluar dari bar, langkahnya tidak lagi seimbang. Jasnya sedikit terbuka, dasinya longgar, dan matanya berat akibat terlalu banyak minum—satu gelas demi satu gelas yang semula untuk merayakan kebahagiaannya, namun perlahan membawa pikirannya terombang-ambing pada hal-hal yang jauh lebih dalam.

Ia menekan tombol lift, tertawa kecil sendiri, lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding lift sambil berbisik, “Shana… besok kita menikah, ya... akhirnya…”

Pintu lift terbuka di lantai tempat suite-nya berada. Ia menyeret langkah pelan, menyusuri lorong, matanya setengah terbuka. Di satu titik, ia terhenti. Sosok perempuan berdiri di depan pintu kamarnya—wajahnya samar di antara cahaya lampu dinding yang temaram.

“Shana?” Ethan bergumam, separuh sadar, separuh yakin.

Perempuan itu menoleh. Rambut panjang, tubuh ramping, mata yang nyaris sama—terlalu mirip.

Claira Monard berdiri kaku, mengenakan gaun malam sederhana berwarna krem. Dia baru saja kembali dari mencari udara segar setelah merasa sesak melihat semua orang di hotel berbicara tentang pernikahan kakaknya. Ia tidak tahu mengapa langkahnya membawanya ke lantai ini. Mungkin hanya ingin melihat… atau mungkin hati kecilnya membisikkan sesuatu.

Mata Claira sedikit membelalak saat melihat Ethan mendekat. “Ethan?” sapanya ragu.

Tapi Ethan sudah mendekat, senyum miring di wajahnya. “Kau datang juga, ya? Aku tadi nyari kamu. Aku... kangen.” Suaranya berat dan mabuk, matanya tidak fokus. “Aku... cinta kamu, Shana…”

Claira menahan napas. Ada jeda. Luka lama yang selama ini ia kubur dengan sikap dingin dan senyum sinis tiba-tiba mencuat ke permukaan. Ia ingin menyangkal, ingin mengingatkan bahwa ia bukan Shanaira, tapi hatinya membeku saat Ethan menyentuh pipinya dengan lembut, seperti menyentuh sesuatu yang ia sayangi dengan sepenuh jiwa.

“Selalu... selalu dari dulu, aku cuma ingin kamu bahagia…” Ethan berbisik.

Claira menahan napas. Itu bukan untuknya. Tapi hatinya retak karena ia tahu—ia juga ingin mendengar kata-kata itu. Kata-kata yang dulu ingin ia curi tapi tak pernah ia minta.

“Ethan, aku—”

Tapi Ethan sudah terjatuh pelan ke pelukannya, mabuk dan lelah. Nafasnya berat tapi damai. “Kita... nikah besok, kan? Akhirnya...”

Claira berdiri kaku. Matanya mulai panas. Tangannya refleks menopang tubuh Ethan, dan untuk sesaat, ia berpura-pura.

Pura-pura menjadi sosok yang dicintai Ethan.

Pura-pura menjadi gadis yang dia sendiri pernah ejek dan tindas karena iri dan tidak ingin mengakui bahwa cinta masa kecil itu—seharusnya bisa jadi miliknya, kalau saja ia cukup berani sejak dulu.

Pintu kamar terbuka perlahan karena Ethan sempat membukanya dengan kartu yang tergantung di sakunya. Claira menarik nafas dalam-dalam, menuntunnya masuk ke dalam kamar, membaringkannya hati-hati di tempat tidur.

1
Jane
Aku ingin anak karenin kembali dan semua doktor dan perawat yg bermain sama refina di hukummm ygggg palinggh berat sampai dia minta mati sendiri sakinggg tersiksanya … rasakan deritamu Refina dan Claira krn kamu sudah sangat dzolim … lanjut ya Thorrr ❤️❤️❤️
Rewind frederiksen
inilah cerita yang kurang sesuai logika, mudah bisa nukar bayi, membuat cerita yang awalnya sudah bagus jadi aneh, mirib sinetron asab
refinorman norman
g rela q thor refina bahagia trs,, kpn dapat karma nya
Sonya Nada Atika
cerita menarik jgn smp pembaca kecewa ya thor
Sonya Nada Atika
pokoknya kl g kebongkar g mau baca thor...
Rita Simamora
pokok nya kembalikan anak shana thor dan buat refi jatuh sejatuhnya uda trlalu lama si refi bahagia di ats penderitaan shana
Jane
Thorr , tolong ya itu refina cepat di kasih babak belur sama karenin .. sama petugas RS yang jahat itu .. semoga rencana Refina Gagal .. … thor lanjuttt yaaa 🙏🏻
Rewind frederiksen
bayi mati di tuker dengan yang hidup tidak masuk di akal,, walaupun dunia novel kalau bisa cerita hanya masuk logika
Rita Simamora: bettuullll
total 1 replies
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
mo nabung dulu lah , paling males kalo udah ada penculikan bayi/Facepalm//Grin/nunggu ketemu saja baru baca lagi, semoga GK byk chapter
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
jgn bilang di culik bayi nya/Chuckle/
Kristina Natalia Manalu
kalau sempat diculik aku gak akan baca lagi
malas aja
kapan penderitaan Shana selesai
Sonya Nada Atika
jhn smp shanaira kalah thor.masa yg licik menang trs.
Susilowati Jais
g nivel g nyata sy paling takut dngan manipulasi atw kasus bayi trtukr lh ap lh, makanya sy klo melahirkan d bidan n bayi sy harus satu ruangan. tp emang klo dah parno tntang suatu hal sulit brfikir logika🙏🙏itu sy y, gtw klo org🤭
Rita Simamora: kembalikan anak shanaira otor
jngan biar kan refi bahagia uda cukup selama ini mereka menyiksa shana
buat sirefi kena karma
total 1 replies
Yana Phung
sudah saatnya refina jatuh
dan sampai saat ini dia belum tau identitas asli karenin
Jane: Benarrrr bangetttt
total 1 replies
Yana Phung
apapun niat refina,, semoga gagal
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
baru baca lagi/Chuckle/setelah banyak rudal berjatuhan di daerah tempat tinggal ku
Dinda Putri
kasian juga sma claira semoga babynya selamat
up terus thor
Dinda Putri
karenin suami yg hebat🥺🥺
Linda Liddia
🤣🤣🤣 apa yg lo tanem itu yg lo tuai..bahagia gak yg ada tersiksa lahir batin..Udh Ethan gak cinta eh malah maksa nikah sm ethan
Dinda Putri
semangat up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!