"APA?" Jerit Lolita Nismara Fidelia seorang gadis cantik berkulit putih, mata indah berbentuk hazel, hidung mancung dengan tinggi badan semampai. Tapi memiliki kekurangan yaitu IQ di bawah rata-rata, masih duduk di bangku kelas sebelas SMA.
Mata Loli membola ketika garis dua terpampang nyata berwarna merah di atas tespack yang dia beli kemarin atas paksaan dari sahabatnya yang bernama Audy Mahaputri.
"Jadi perut buncit ini bukan busung lapar, tapi ada bayi di dalamnya?" Gumam Loli frustasi.
"Bagaimana cara bayi ini bisa masuk ke dalam perutku ya?" Tambahnya.
Penasaran dengan tingkah konyol Lolita, yukk pantengin terus karya terbaru Author. Semoga suka. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyatuan Tanpa Paksaan (21+)
"Ouhhh... Lolitaahhh... Sayangghhh... Apaahhh Yangghhh... kamuuhhh... lakukannhhh... " Edgar dibuat tidak berdaya dengan permainan sang istri, meskipun Lolita masih berusia remaja tapi dia memiliki insting kuat untuk memuaskannya hasrat sang suami.
Lolita seketika menghentikan aksinya kala mendengar suara desahan aneh dari Edgar. Dia menatap heran pada pria yang kini nampak tersenggal.
"Abang kenapa?" Ucap Lolita, dia sungguh heran dengan reaksi Edgar.
"Kamu, belajar dari mana bisa seperti tadi?" Tanya Edgar disela dia mengatur ulang debaran jantungnya.
"Tidak belajar dari mana-mana, hanya saja aku sangat tertarik dan merasa lucu. Itu nya abang jika dipegang terasa berdenyut dan semakin membesar." Jawabnya cekikikan.
"Astaga istriku." Ucap Edgar frustasi.
"Tapi ingat ya, hanya punya abang yang boleh kamu pegang dan mainkan. Jangan pernah sekali-kali melihat punya pria lain."
"Abang kira aku bodoh, tentu saja hanya punya abang. Karena hanya abang yang menjadi suamiku."
"Syukurlah kalau begitu..." Ucap Edgar.
"Tentu saja, abang terlalu berlebihan."
"Ayo sayang, kita lanjutkan lagi. Abang sudah benar-benar tersiksa." Ucap Edgar dengan wajah merahnya.
"Tunggu dulu bang, ada yang ingin aku tanyakan." Ucap Lolita.
"Tentang apa sayang?" Tanya Edgar.
"Bagaimana caranya abang bisa membuat ada dua bayi di dalam perutku. Lihatlah perutku sekarang menjadi semakin besar." Ucap Lolita polos.
"Kamu benar-benar tidak tahu sayang?" Edgar bertanya disela hasrat yang kian bergelora ingin disalurkan.
"Benar...Hmm..." Belum selesai berucap, bibir Lolita sudah dilumat habis oleh Edgar. Kali ini sedikit kasar dan menuntut, tapi masih ada kesan lembut penuh cinta.
Tidak sampai disitu saja, Edgar kemudian berpindah ke leher Lolita.
Tentu saja Lolita menggelinjang penuh kenikmatan yang belum pernah dirasakannya. Bahkan kali ini, tidak terlihat adanya penolakan akan tetapi justru Lolita menginginkan lebih dari itu.
"Ahh... Abangghhh..." Desahan pertama yang terdengar oleh Edgar, membuat pria itu semakin semangat mengukir jejak kepemilikan di sepanjang leher jenjang dan putih milik sang istri.
Tangan Edgar tidak tinggal diam, jari jemari besar itu mulai bergerilya di atas gundukan dua bukit yang berukuran besar tapi sangat pas dalam genggaman tangannya. Puncak bukit yang mengeras, menandakan jika pemiliknya menginginkan lebih dari sekedar re ma san tangan. Mata sayu Lolita menandakan jika dia memang menikmati permainan suaminya.
Saat ini Edgar seperti seorang bayi besar yang tengah me nyu su pada ibunya. Menikmati gunung kembar secara bergantian, membuat dia kecanduan. Berlanjut turun ke bawah, bisa dilihat jelas olehnya perut sang istri yang membulat sempurna dengan ukuran yang besar. Membuat tubuh indah itu nampak semakin sexy di mata Edgar.
"Ouhhh... Abang..." Jerit manja Lolita.
"Sekarang abang akan beri tahu caranya ada bayi di dalam perut kamu sayang." Ucap Edgar.
"Persiapkan dirimu ya.." Lanjutnya menggebu.
Tanpa ragu, karena Edgar sudah melihat sendiri jika lembah milik sang istri sudah sangat basah.
Jleebbb...
"Ahhh..." Pekik Lolita dengan bulir air mata di pipinya.
"Tenang, abang akan pelan dan lembut. Dan beginilah cara abang membuat kamu hamil. Maaf, dulu mengambilnya dengan cara yang salah. Abang egois hanya menginginkan kenikmatan sendiri tanpa memikirkan perasaan kamu."
"Sudahlah bang, itu sudah berlalu. Aku sudah memaafkan, tapi sekarang bergeraklah rasanya penuh sesak milikku di bawah sana." Ucap Lolita.
Dengan penuh kelembutan dan ritme yang seirama, Edgar bergerak menikmati miliknya yang terjepit di lubang sempit milik Lolita. Sementara itu, Lolita juga menikmati permainan Edgar.
Keduanya larut dalam penyatuan tanpa paksaan, karena kali ini pasangan suami istri beda usia itu sama-sama menginginkan. Mereka terhanyut dalam luapan hasrat yang menggebu.
"Abang... Akuuhhh... Mauuhhh... Pipisshhh..." Ucap Lolita karena merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari miliknya.
"Barengan sayangghhh...Ahhhh..." Teriak dua insan yang sedang dimabuk cinta.
"Terima kasih sayang, abang mencintaimu sejak dulu hari ini dan untuk selamanya kamu satu-satunya yang abang inginkan menjadi pendamping hidup dunia dan akhirat." Ucapnya.
"Abangghhh..." Desah Lolita manja di telinga Edgar, saat ini posisi Lolita menghadap Edgar yang memeluknya.
"Aku ingin di atas." Pintanya.
"Apa kamu tidak lelah sayang?" Tanya Edgar membelai lembut punggung Lolita yang terlihat menahan sesuatu.
"Aku masih ingin seperti tadi, tapi aku yang di atas." Jawab Lolita dengan penuh permohonan.
"Tidak perlu memohon sayang, karena diri ini sepenuhnya milik kamu." Ucap Edgar, tidak ingin sang istri memiliki rasa sungkan terhadapnya.
Edgar pun memposisikan dirinya dengan santai, sementara itu Lolita telah bersiap duduk di atas tubuh suaminya. Dan dengan sekali hentakan.
Jleebbb...
"Ouuhh... Iniihhh... Sangatthhh... Nikmatthhh..." Kali ini Edgar yang meracau.
Lolita bergerak liar seolah sedang menunggang kuda. Bergoyang kanan kiri atas bawah maju mundur menikmati penyatuan sebagai pasangan yang halal.
Sedangkan kedua tangan Edgar menangkap dan memainkan dua gunung yang kini menjelma menjadi buah pepaya besar dan kenyal yang menggantung.
Entah berapa lama permainan pasangan suami istri ini di pagi hari yang semakin panas. Yang pasti, mereka melakukan dengan penuh cinta dan rasa saling memiliki. Hingga akhirnya mereka berdua mencapai pelepasan dengan penuh kepuasan bersama.
"Ahhh... Abangghhh..."
"Ouuhhh... Lilihhh... Sayangghhh..."
Dan kini, keduanya nampak saling berpelukan dengan mata terpejam penuh kedamaian. Akhirnya Edgar bisa merasakan menjadi suami seutuhnya tanpa pemaksaan.
Sementara itu, di sebuah apartemen mewah terlihat sepasang kekasih sedang memadu kasih di atas ranjang pagi ini. Kegiatan yang sudah mereka lakukan semenjak semalam sepulang dari tempat pertandingan balap motor.
"Ahh... Bianca...Kamuhhh... Nikmatthhh..." Racau Roy mengeram menyemburkan lava putih di dalam rahim sang kekasih.
"Ouuhhh... Roy..." Jerit nikmat Bianca.
Roy pun terjatuh di atas tubuh Bianca, dan mereka pun melanjutkan permainan untuk kesekian kalinya. Pasangan yang sama-sama hyper ini memang tidak kenal lelah.
"Bagaimana jika aku hamil, sejak tadi kamu melepaskan di dalam." Ucap Bianca dengan mata terpejam.
"Memangnya kamu tidak pasang kontra sepsi?" Tanya Roy menatap Bianca.
"Tidak, besok pagi baru akan ke dokter. Biasanya kamu juga selalu memakai pengaman, kenapa malam ini tidak?" Tanya balik Bianca.
"Mungkin hamil lebih baik untukmu, aku jadi punya pengalaman ber cinta dengan wanita hamil. Pasti menyenangkan." Ucap Roy tidak berperasaan.
"Kamu memintaku hamil hanya untuk menyenangkan kamu di atas ranjang?"
"Untuk apa lagi?" Tanya Roy.
"Apakah tidak ada keinginan sedikit saja untuk membina keluarga dengan ku?" Tanya Bianca menatap nanar.
"Aku belum siap untuk menikah."
"Lalu, jika aku hamil bagaimana nasib hidupku di masa depan?" Saut Bianca mulai merasakan kesedihan.
"Itu urusanmu, jika tidak mau aku akan mencari wanita lain." Ucap Roy menyepelekan.
gak benar
bisa kacau balau
rumah tangga
Edward kalau itu beneran
kelelahan abang
kayaknya dia lagi bobo nyenyak
enak kan
surga dunia
kalau sudah halal
dach gitu bisa pacaran lagi
candu untuk mereka berdua
tiada hari tanpa bercinta...
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
semoga tripel up