CINTA DARI DULU

"awww maaf mbak" Ucap seseorang yang tidak sengaja menabrak troli milik Elia

"Tidak masalah mba" ucap Elia sambil tersenyum namun kemudian keningnya berkerut melihat seorang wanita dihadapannya seperti seseorang ya ng ia kenal. tak hanya Elia merasakan seperti itu seseorang yang itu pun juga begitu

"Elia....." Ucap perempuan itu tapi Elia masih sibuk dengan ingatannya mengingat-ingat siapa perempuan dihadapannya ini. Kemudian ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu saat Jonathan menemui seseorang di lobby apartement. Iyaaa Elia mengingat bahwa perempuan ini ada perempuan yang Jonathan temui saat itu.

"Tunggu dulu. Dia menyebut namaku? Apa dia mengenalku?"  Gumam Elia dalam hati

Setelah peristiwa tabrak menabrak dan senggol menyenggol troli yang tidak di sengaja tadi Elia dan Olivia memutuskan untuk duduk di salah satu restaurant yang berada di dalam pusat perbelanjaan itu.

"Dulu kita sempat satu sekolah di SMA El. Tapi aku hanya satu tahun saja kemudian aku melanjutkan karir ku di dunia modeling. Wajar sih jika kau tak mengingatnya". Ucap Olivia Sementara Elia hanya mengangguk-angguk

"Oh iya... kudengar kau sudah menikah dengan Jonathan ya?. Aku cukup dekat dengannya setelah kami ada  LA. Yah kau pasti paham lah kehidupan anak muda disana kami selalu ke club bersama"

"oh iyaaaa" kata Elia dengan tidak tertarik

"hmmmm, waktu pernikahan kalian aku sedang ada di LA, kebetulan aku ada kontrak dengan agency ternama disana jadi aku tidak bisa menghadiri acara nya. Aku cukup terkejut dengan pernikahan kalian karena ku cukup tau bahwa Jonathan sangat membencimu sejak dulu kan. Tapi setelah aku pulang kesini aku paham bahwa pernikahan kalian karena perjodohan. Aku bisa paham sekarang kenapa Jonathan kelihatan menjadi orang yang lebih pendiam"

"Berterus terang saja Olivia, apa maksudmu mengatakan itu padaku" ucap Elia dengan di iringi senyum palsu karena dia sudah mulai tersulut emosi.

"Tidak ada, aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Jonathan memang terlihat lebih pendiam saat ini dan ternyata dia sedang mengalami masalah di hidup nya. Setiap kali kami bertemu dia seperti punya tekanan, benar saja sekarang dia apa-apa harus melapor, sedikit sedikit di telfon, disuruh jemput, disuruh ini itu minta ini itu. Kau tidak sadar jika dirimu itu membuat dia tertekan dan menyusahkan Jonathan saja"

"Dengar ya Olivia, apapun yang terjadi di rumah tangga kami itu adalah urusan kami, kecuali kau memang berniat menjadi pengganggu di tengah-tengah kami. Kurasa akan sangat tidak baik untukmu jika tiba-tiba media memunculkan berita " Seorang supermodel menjadi penghancur rumah tangga orang lain". Sangat tidak berkelas untuk karir yang kau bilang sudah kau bangun dengan susah payah itu" ucap Elia sembari mengemasi barang belanjaan nya dan berniat untuk segera pergi.

"Tapi bagaimana jika Jonathan yang datang padaku? Aku tentu tidak akan pergi jika Jonathan memang menolak aku. Tapi sejauh ini tidak.... Dia selalu datang padaku, menjagaku, membantuku. Itu sudah hal yang biasa untuk kami sejak kami tinggal di LA El. Kau yang justru merusak hubungan kami" ucap Olivia yang masih duduk.

Elia sempat terhenti mendengar perkataan Olivia. Tapi kemudian dia pergi meninggalkan restoran itu ia menelfon pak Saul supirnya untuk menjemputnya di lobby.

Di mobil saat perjalanan pulang, Elia meneteskan air mata. Emosinya membuncah mengingat setiap perkataan Olivia. Semua yang dikatakan oleh Olivia benar. Benar adanya pernikahan mereka memang karena perjodohan, benar adanya Jonathan membencinya, benar adanya bahwa mungkin pernikahan ini adalah salah satu boomerang bagi Jonathan. Pastilah Jonathan merasa tertekan. Tapi bagaiamana dengan ku, aku juga tidak baik-baik saja setelah menikah, setiap hari aku memikirkan bagaimana caraku memulai komunikasi dengan nya, setiap hari aku memikirkan apa yang harus aku lakukan supaya bisa memperbaiki hubunganku dengannya bahkan sering sekali dia bersikap dan berbicara seenaknya padaku. ucap Elia dalam hatinya sambil menangis di kutai penumpang mobil itu.

Jika dibandingkan dengan kehidupan nya saat sebelum menikah, Elia memang jauh berbeda. Dulu Elia adalah orang yang periang, setiap sabtu dia akan pergi menghabiskan waktu dengan teman nya sampai malam lalu di hari minggu ak dihabiskan nya untuk dirinya sendiri. melakukan apa yang dia suka sebelum keesokan nya bekerja dengan penuh loyalitas.

Meskipun uangnya tidak banyak tapi itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang sederhana. Elia juga bukan pecinta barang mahal, baginya asal rapi, cantik dan nyaman ia gunakan.

Berbeda dengan kehidupannya setelah menikah, Jonathan memang selalu memberikan nya dana yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Tempat tinggal yang sangat nyaman, supir pribadi untuknya. Bukannya Elia tidak bersyukur akan hal itu tapi setelah menikah dia memang benar benar mengubah kebiasaan dan pola hidupnya supaya bisa membuat suaminya terurus dan rumah tangga merek membaik.

Dia bangun lebih awal untuk memasak dan mempersiapkan rumah sebelum pergi ke kantor, memang sebelum menikah Elia juga melakukan nya tapi sekarang dia harus memikirkan apa yang harus dia masak apa yang Jonathan suka.

Setiap weekand dia harus mempersiapkan pakaian mereka berdua dan akhirnya Elia tidak sempat melakukan apa yang dia suka. Cepat selesai dan punya waktu untuk istirahat yang cukup saja syukur.

Elia dan Jonathan adalah orang yang sangat menjaga privasinya, itulah kenapa mereka tidak menyewa ART saat ini.

Setelah tiba di rumah dan Pak Saul pulang, Elia langsung menyimpan bahan-bahan yang ia beli tadi. Dia kehilangan niat untuk memasak makanan yang ia rencanakan tadi.

Ia langsung menyambar handuk nya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat ia di kamar mandi ponselnya berdering tetapi kemudian panggilannya selesai karena Elia tidak mendengar nya.

Setelah ia selesai mandi dan berpakaian tidur ia merangkak ke tempat tidur nya dan meraih ponsel yang ada di meja. Ia melihat dua panggilan tak terjawab dari Jonathan. Elia membuang kasar nafasnya dan memutuskan untuk membuka aplikasi social media nya. Kali ini ia tak berniat menghubungi kembali suaminya itu.

Tak lama saat ia tengah melihat akun social media nya Jonathan kembali menghubungi nya. Sejenak mendiamkan panggilan itu, ragu apakah akan menjawab nya atau tidak.

"Apa" ucapnya ketus saat ia memutuskan untuk mengangkat panggilan.

"Aku sudah sampai di penginapan" kata Jonathan di telfon

"hmmmm" gumam Elia ketus dan terkesan tidak berniat dan mereka terdiam sesaat sementara panggilan itu masih terhubung.

"Apa kau sudah sampai rumah? " tanya Jonathan kali ini

" hmmm iya" balas Elia.

"Baiklah... " ucap Jonathan dan kemudian Elia langsung memutuskan panggilan tersebut tanpa ada aba-aba.

Ia sedang tidak ingin memikirkan Jonathan dan tidak berkomunikasi dengan nya. Ia menggenggam telfon itu sambil menangis. "Aku juga lelah seperti ini. Sampai kapan akan seperti ini" ucap Elia dalam tangisnya

********

Sama El, aku pun capek..

Readers cak kalian semangati dulu si Elia ini supaya sanggup melawan perempuan ulat bulu itu wkwkwk