NovelToon NovelToon
Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: mailani muadzimah

Setelah bertahun-tahun pasca kelahiran pangeran dan putri bungsu, mereka tetap berusaha mencari pelaku pembunuh sang ratu. Hidup atau mati! Mereka ingin pelakunya tertangkap dan di hukum gantung!Dapatkah para pangeran dan putri menangkap pelakunya?

*update setiap Minggu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mailani muadzimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri Ledakan Sihir 2

"Kalian pasti sudah tahu untuk apa kalian dikumpulkan di sini, kan?" ucap Ezra sinis.

"Ampun, Yang Mulia. Kami tidak tahu..." Baron Marshal memelas.

"Baron Marshal, kesalahan yang dilakukan putrimu sangat besar. Dia telah mengkhianati kerajaan ini dengan menjadi pengikut Penyihir Hitam. Ditambah lagi, menyusup ke dalam istana dengan merusak pelindung kubah, dan berniat membunuh Tuan Putri dengan memasukkan benda berbahaya ke istana. Menurutmu, berapa pelanggaran yang sudah dilanggar oleh anakmu?" cecar Ezra marah.

"Ampun, Baginda. Saya sungguh mohon ampun karena tidak bisa mendidik putri saya dengan benar, tapi saya tidak ada hubungannya dengan masalah ini." kilah Baron Marshal.

"Baron Marshal, apa kau lupa hukuman yang akan diberikan pada pengkhianat kerajaan dan keluarganya? Belum lagi, sepertinya Lady Fiona Marshal tidak hanya berkhianat, tapi juga berniat membunuh keluarga kerajaan. Kalian bisa dikenai hukuman berlapis!"

"Ampuni saya, Yang Mulia! Saya tidak bersalah!" rengek Baron Marshal.

"Impini siyi, Ying Milii!" ulang Ezra dengan nada mengejek. "Katakan saja dengan jujur, Baron Marshal! Kau pasti tahu sesuatu, bukan? Tidak mungkin kau tidak tahu kelakuan anakmu!"desak Ezra marah.

"Saya sungguh tidak tahu dan tidak terlibat apapun, Yang Mulia. Saya bahkan tidak tahu kalau dia sudah tewas dan menyembunyikan jasadnya sendiri di labirin istana..." rengek Baron Marshal lagi.

Ezra menyeringai. "Aku bahkan belum bilang kalau putrimu sudah tewas dan dia menyembunyikan jasadnya sendiri di labirin istana, Baron Marshal." ucap Ezra dingin.

Baron Marshal terdiam. Mendadak keringat dingin muncul dan wajahnya pucat. Diikuti dengan Baroness Marshal yang juga mendadak gugup.

Ezra mengangkat pedangnya.

"Sring!" suara gesekan pedang dan angin terdengar.

Sedikit lagi, nyaris saja kepala Baroness Marshal terpenggal. Ezra menahan serangannya.

"Baron Marshal, jika kau bicara jujur, mungkin aku akan menyelamatkan cucumu yang sangat kau sayangi itu." ancam Ezra sambil melirik pada seorang anak kecil berambut merah.

"Yang Mulia, saya mohon ampun! Tolong jangan hukum Fay, dia masih kecil." rengek Baron Marshal.

"Aku tidak butuh mendengar rengekan ampun darimu! Yang aku ingin dengar adalah kejujuran dan pengakuan! Berikan aku alasan yang logis, mengapa kau mengkhianati kerajaan dan bermaksud membunuh Tuan Putri?" desak Ezra lagi.

Baron Marshal terdiam, dia enggan menjawab. Mulutnya seperti terkunci.

"Sepertinya Baroness Marshal tahu sesuatu," ucap Ezra dingin.

"Sa...saya..." jawab Baroness Marshal gagap. Dia melirik ke arah suaminya.

Baron Marshal menggeleng, dia ternyata tetap ingin merahasiakan ini.

Ezra menghela napas berat. Kalau saja tidak ada anak kecil di dalam ruangan ini, sejak tadi dia sudah memenggal kepala dua orang itu.

"Seret mereka ke penjara bawah tanah. Siksa terus sampai mereka mau mengaku. Oh, lalu, pisahkan penjara buat si Kecil!" titah Ezra pada para ksatria yang berjaga di sana.

Para ksatria dengan gesit menyeret Baron Marshal dan seluruh keluarganya ke penjara bawah tanah.

"Kyrus, selidiki apakah ada komplotan lain dari kalangan bangsawan. Segera beri kabar padaku kalau ada yang mencurigakan," ucap Ezra.

Kyrus menurut. Dalam sekejap, Kyrus sudah pergi melakukan penyelidikan itu.

***

Di penjara bawah tanah. Ruang tahanan terbagi menjadi beberapa bagian.

Setiap lorong punya seratus ruang. Kurang lebih ada tiga ratus ruang tahanan di penjara bawah tanah istana, dan masing-masing punya bagiannya sendiri. Tahanan dewasa, remaja, dan anak-anak memang dipisah, pun juga laki-laki dan perempuan.

"Yang Mulia, lepaskan kami! Kami tidak melakukan apapun! Percayalah, Yang Mulia!" rengek Baroness Marshal di penjara wanita. Suaranya kencang sekali, padahal penjara wanita berbeda lorong dengan penjara pria.

Namun, Ezra sama sekali tidak memedulikan teriakan itu. Saat ini dia sedang mengintrogasi menantu mereka.

"Jack Peterson. Apa kau tidak ingin bicara apapun seperti mertuamu?" tanya Ezra dingin.

"Bukankah bicara atau pun tidak, tetap tidak akan mengubah hasilnya? Anda tetap akan memenggal kepala saya, bukan?" ucap Jack Peterson. Dia malah ngeyel.

"Ya. Kau benar. Aku akan memenggal kepala seluruh anggota keluargamu, sebab adik iparmu telah mencelakai keluarga kerajaan, dan bahkan berkhianat. Melihat responmu, tampaknya kau juga telah berkhianat, Jack Peterson." ucap Ezra kecewa.

"Aku akan tunggu sampai malam ini, namun jika kau memang ingin tutup mulut selamanya. Aku tidak bisa apa-apa lagi, ucapkan selamat tinggal pada anak dan istrimu." sambung Ezra sambil berjalan keluar.

***

Ezra merasakan bahwa semua ini sangat berat tanpa kehadiran Raja Finn dan kakaknya Zayden. Ezra yang stres itu pun memilih untuk menyendiri di taman mawar kesukaan Ratu Harika.

"Mama, aku benar-benar merindukan Mama. Setelah Mama pergi, semuanya terasa begitu berat. Arsha pingsan karena ledakan sihir, Baron Marshal berkhianat, Jeanette juga ikut menjadi korban, Papa pergi mencari Bunga Bulan, dan kak Zayden memburu Penyihir Agung. Kita bahkan tidak mendapatkan petunjuk apapun, Mama. Setiap kali kita mendapatkan petunjuk, saat itu juga lah petunjuknya hilang. Sebenarnya siapa... siapa orang yang disebut penyihir agung itu? Dulu kita berpikir kalau Margaretta adalah penyihir agung yang sesungguhnya, tapi ternyata dia hanyalah umpan." keluh Ezra sambil menatap bunga mawar kesukaan Ratu Harika.

"Mama pasti sedih juga, ya. Keadaan istana kacau begini..." sambung Ezra.

Lalu bulir air mata Ezra jatuh, bunga-bunga mawar yang ada di sana menjadi saksi isak tangis Ezra.

****

Sementara itu, Liam sedang berada di Menara Medis bersama Arka. Mereka menengok kondisi Arsha.

Cahaya berpendar di sekitar Liam dan Arsha, saat ini Liam sedang mentransfer kekuatan suci ke dalam tubuh Arsha agar kondisinya bisa stabil. Sayangnya, Liam tidak bisa menggunakan Cahaya Pemulih karena dia sedang tidak dalam kondisi prima. Berbahaya jika dia memaksakan diri seperti dulu.

Setelah setengah jam, Liam berpindah ke Jeanette. Kali ini cahaya berpendar di sekitar Liam dan Jeanette.

"Kondisi Jeanette sangat buruk..." keluh Liam di dalam pikirannya.

Tubuh Jeanette tidak merespon kekuatan suci yang ditransfer Liam, hal itu menyebabkan Liam harus berusaha lebih keras. Liam mulai merasakan hawa panas dari spirit cahaya yang dia keluarkan dengan bantuan Lux.

"Liam, kau tidak bisa memaksakan diri lebih dari ini." Lux mengingatkan.

"Tapi jika tidak, Jeanette akan mati bahkan sebelum Papa kembali..." ucap Liam dengan telepati.

"Kita tidak bisa melawan kenyataan, Liam. Sejak awal tubuh Jeanette memang tidak kuat," ucap Lux.

"Aku tahu! Tapi kita kan tetap harus berusaha meskipun kemungkinannya kecil."

Tepat setelah Liam mengatakan itu, dada Liam terasa sesak. Cahaya Penyembuh yang disalurkan Lux terasa sangat panas. Liam berkeringat dingin.

"Kau sudah mencapai batasmu, Liam." Lux mengingatkan.

Tanpa menjawab peringatan dari Lux, Liam mentransfer kekuatan suci cahaya penyembuh semaksimal mungkin. Lalu, seperti keajaiban saja, tubuh Jeanette akhirnya merespon kekuatan suci itu. Monitor jantung Jeanette menunjukkan kondisi jantungnya yang mulai berdetak dengan normal.

Liam tersenyum lega. Namun, setelah itu Liam langsung jatuh pingsan.

"Kakak!" seru Arka panik, dia mencoba menangkap tubuh Liam yang limbung.

"Yang Mulia Pangeran!" seru Duchess Serena, dia juga sangat panik.

Buru-buru dua perawat laki-laki menggendong tubuh Liam dan memindahkannya ke kasur di sebelah Arsha. Dokter Cedric segera memasangkan masker oksigen dengan cekatan.

"Apa kakak akan baik-baik saja, dokter?" tanya Arka dengan mata berkaca-kaca.

"Pangeran Liam akan baik-baik saja, Yang Mulia. Beliau hanya butuh istirahat dan oksigen," jawab Dokter Cedric tenang.

Arka mengusap air matanya, "syukurlah..." ucapnya.

"Arka, sebaiknya kau istirahat juga. Aku tidak mau kau juga ikut tumbang," Arkeon mengingatkan. Sejak tadi dia berada di sana.

"Benar, Arka. Jangan memaksakan diri," sambung Lyrien.

"Iya," jawab Arka sambil duduk di sofa kamar rawat.

Lyrien berubah ke wujud serigala kecilnya dan berbaring di sisi Liam. Sekarang kondisi Lyrien juga melemah karena kondisi tuannya tidak sadarkan diri.

"Yang Mulia Pangeran Arka," panggil Duchess Serena.

Arka menoleh.

"Saya benar-benar mohon maaf," ucap Duchess Serena dengan suara bergetar.

"Untuk apa?" tanya Arka heran. Tiba-tiba saja orang ini minta maaf.

"Demi menyembuhkan Jeanette, Yang Mulia Pangeran Liam jadi sakit seperti itu. Saya... saya sungguh..." jawab Duchess Serena tidak selesai karena dia malah menangis tersedu-sedu.

"Tenanglah, Duchess... kak Liam seperti itu bukan hanya untuk Jeanette. Tapi juga untuk Arsha. Lagipula, sudah kewajiban kami sebagai pangeran untuk menjaga rakyat kami. Kak Liam juga pasti akan segera membaik, dia sudah sering pingsan begitu, kok. Yaahh... meskipun, aku sendiri juga selalu ketakutan dan khawatir setiap melihat dia pingsan..." ucap Arka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Anda benar-benar pangeran yang berhati lembut, Yang Mulia... saya harap anda selalu sehat," Duchess Serena mengatakannya sambil menyeka air mata.

Demi merespon Duchess Serena, Arka memberikan senyumannya yang paling tulus.

***

Potret Pangeran Kedua, Ezra Elle de Dandelion

1
Kiritsugu Emiya
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
M Muadzimah: iya, terima kasih atas dukungannya. Ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Dulcie
Menghanyutkan banget.
M Muadzimah: ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Mưa bong bóng
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
M Muadzimah: terima kasih, ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!