Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Zeera di buat melongo ketika mendengar Anton mengatakan bahwa dia ingin meminta sampel darah Zeera atau sehelai rambutnya. Wanita itu semakin tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh pria di depannya.
"Untuk apa?" Tanya Zeera.
"Nanti non Zeera sendiri akan tau setelah hasilnya keluar." Sahut Anton tanpa menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Maaf, tapi aku menolak jika pak Anton tidak menjelaskan tujuannya apa."
"Baiklah, jadi begini, saya hanya ingin melakukan tes DNA non Zeera dengan ayah kandung non Zeera." Jelas Anton.
"Ayah kandung? tapi jelas papa aku sudah meninggal cukup lama, tolong jangan buat aku makin setres pak, aku lagi hamil gak bisa memikirkan hal yang gak masuk akal. Permisi!" Sahut Zeera yang lansung beranjak dari duduknya dan bergegas masuk ke kamarnya.
"Maaf kalau boleh tau sebenernya ini ada apa ya? Bisa tolong jelaskan sedetail mungkin?" Ucap Reza.
Anton mengangguk, ia menceritakan apa yang ia ketahui tentang hubungan Broto dan Lena di masalalu, Reza yang menyikapi itu dengan santai bisa mencerna setiap ucapan yang di katakan oleh Anton.
Setelah mendengar semua ceritanya, Reza bersedia untuk membantu Anton melakukan tes DNA. Namun, ia meminta hal itu di lakukan di rumah sakit tempat nya bekerja, bukan tidak percaya hanya saja sebagai bentuk antisipasi mengenai kehidupan Zeera selanjutnya.
Di satu sisi, Devan sudah mencari Zeera kesana kemari bahkan ia sudah menyuruh semua bawahannya untuk mencari keberadaan istri nya namun hasilnya tetap nihil. Hingga pilihan terakhir, Devan memasang iklan dengan berita istrinya yang hilang, siapa saja yang berhasil menemukannya ia akan memberikan kompensasi yang cukup besar.
Berita besar itu tentu saja menjadi pusat perhatian publik, pasalnya istri Presdir Devanka yang semula di rahasiakan kini sudah muncul ke permukaan publik walau dengan berita yang kurang baik. Banyak dari karyawan Asterion group maupun orang luar yang tidak menyangka bahwa selama ini yang menjadi istrinya Devan ternyata Nazeera, pemilik produk kecantikan bernama Vania beauty care.
Saking paniknya, Devan tidak ingat dengan sebuah tempat dimana ia bertemu dengan Zeera untuk yang pertama kali nya. Bukan hanya kehilangan Zeera, kondisi Asterion group pun saat ini sedang goyah. Mau tidak mau Devan harus menangani dua masalah itu dalam waktu yang sama.
Devan duduk di kursinya kejayaan nya dengan pikiran yang benar-benar berantakan. Sampai terdengar suara ketukan pintu dari luar membuatnya segera menghilangkan pikiran negatif tentang Zeera.
"Masuk!" Ucapnya seraya memijat pangkal hidung nya.
"Sepertinya kau begitu lelah akhir-akhir ini. Aku buatkan makan siang untuk mu." Ucap Ririn yang terus mencoba mendekati Devan walau tidak pernah bisa.
"Bawa kembali makanan itu dari sini!" Usir Devan pada wanita di depannya.
"Tapi Devan, ini aku buatkan ini khusus untuk kamu. Aku tau saat ini kamu merasa kehilangan, tapi kamu gak bisa menyakiti diri kamu sendiri. Aku janji akan membantu kamu mencari keberadaan istri kamu."
Dengan sorot mata yang tajam, Devan menatap wanita itu. Ia tidak akan pernah percaya dengan orang yang dekat dengan ibunya sendiri. Karena Devan tau betul bagaimana sifat Intan.
"Pergi dari sini sebelum aku memanggil satpam untuk mengusir mu!"
"Aku akan pergi setelah kamu kamu makan."
Braakkk!!
Devan melemparkan kotak makan yang berada di atas meja hingga semuanya berserakan di lantai.
"Kau masih ingin menyuruhku makan?"
Ririn menelan ludahnya melihat Devan yang terlihat benar-benar marah, ia segera membereskan semua itu dan pergi dari ruangan tersebut. Semula, Ririn memang menyetujui rencana Intan yang ingin menjodohkannya dengan Devan. Namun, setelah ia melihat Devan terpuruk seperti itu, ia mengurungkan niatnya dan lebih ingin membantu Devan untuk mencari keberadaan Zeera.
"Dito!" Panggil Devan.
"Ya?"
"Selidiki kembali orang-orang terdekat Zeera!"
"Tapi pak, bukannya kita udah melakukan itu berulang kali? bahkan Aldi, Bu Anna dan Kanya pun sudah puluhan kali saya tanya tapi mereka gak tau apapun."
"Cepat lakukan!"
"Siap!" Sahut Dito bergegas pergi dari ruangan itu.
Sesaat setelah Dito pergi, Intan datang ke perusahaan itu dengan amarah yang sudah meledak-ledak ketika melihat di beberapa media tentang Devan yang menyebarkan berita mengenai istrinya yang hilang. Intan tidak habis pikir dengan Devan yang begitu peduli dengan Zeera.
"Devanka! Apa-apaan maksud kamu dengan semua ini!" Bentak Intan.
"Harusnya mama yang apa-apaan? Aku tau menghilangnya Zeera ada sangkut-pautnya dengan mama, dimana mama sembunyikan dia?!" Ucap Devan balik membentak ibu nya.
"Hanya demi wanita murahan itu bahkan kamu rela membentak mama!" Intan melemparkan sebuah map coklat di depan Devan, "lihat itu, wanita seperti itu kah yang ingin kamu pertahankan!" Sambungnya menunjuk map tersebut.
Devan segera mengambil itu dan melihat isinya, terdapat beberapa foto Zeera yang sedang tidur di kamar hotel bersama dengan seorang pria yang di blur. Tidak hanya itu, di dalam map tersebut juga terdapat selembar surat gugatan cerai yang sudah di tandatangani atas nama Zeera walau semua itu palsu.
Devan mendecih pelan, "Hanya dengan bukti seperti ini, mama pikir aku akan percaya? Aku lebih percaya Zeera dan tau bagaimana sifat aslinya. Berhenti untuk memisahkan aku dengan Zeera, karena itu gak akan pernah terjadi!" Tegas Devan bergegas keluar dari ruangannya.
*
Tok.. tok... Tok...
"Ra, boleh aku masuk?" Panggil Reza dari luar kamar Zeera.
Tidak lama, Zeera membuka pintu kamarnya dan tersenyum ke arah Reza. Tidak ingin menunjukkan rasa sedih nya pada siapapun, baik itu dari depan Bu Wati ataupun Reza sekalipun.
"Ibu suruh aku tanya kamu mau makan apa malam nanti?"
"Apa aja, aku yakin Bu Wati tau makanan yang terbaik untuk ibu hamil apa." Sahut Zeera.
"Kamu gak ada ngidam apapun gitu? Kalau ingin sesuatu jangan sungkan suruh aku. Ya?" Ucap Reza mengusap pucuk kepala Zeera.
Zeera mengangguk.
"Ya udah, aku pulang dulu, nanti kembali lagi."
"Ahh Reza!" Panggil Zeera yang menghentikan langkah pria itu.
"Hm? Kau butuh sesuatu?"
"Makasih untuk kebaikan kamu selama ini, tapi kalau bisa kamu jangan sering temui atau menemani aku, takutnya ada omongan yang gak enak dari tetangga."
"Kamu gak perlu mencemaskan hal itu, aku bisa mengatasinya. Fokus sama kehamilan kamu, jangan pernah memikirkan hal yang gak penting yang akan merusak mood kamu, oke?"
Zeera kembali mengangguk, "maaf sudah banyak merepotkan kamu."
"Gak papa, aku senang kok bisa bantu kamu. Aku pergi dulu."
Seiringnya dengan Reza yang pergi dari depan kamar Zeera, ia menutup pintunya kembali. Tanpa Reza tau bahwa Zeera saat ini sedang benar-benar merindukan sosok Devan dan hanya bisa menangis seorang diri di dalam kamarnya.
***
TBC. . .