Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa kau sebenarnya?
"Aku ada dimana?",tanya Anaya memindai sekeliling kamar mewah itu dengan penuh ketakutan.
"Kau aman disini gadis kecil",ucap Sean yang mendekati Anaya yang tampak gelisah.
"Siapa kau?",ucap Anaya mengeratkan selimut kearah tubuhnya.
"Aku?...aku adalah orang yang menyelamatkanmu saat kau akan ditabrak oleh mobil saat kau kehujanan",ucap Sean yang kini sudah duduk tepat disebelah Anaya.
Anaya mencoba mengingat apa yang terjadi padanya beberapa waktu yang lalu.Gadis itu tampak sedang berpikir namun kemudian ia baru menyadari saat ditengah hujan tadi ada seseorang yang menarik tubuhnya dalam setelah itu semuanya gelap dan ia tak mengingat apapun lagi sampai ia terbangun di sebuah kamar yang begitu luas dan mewah.
"Makanlah...agar tubuhmu kembali fit!",ucap Sean menyodorkan nampan berisi sop yang masih panas dan segelas wedang jahe.
Anaya menatap ragu pada makanan itu.Ia takut makanan itu telah dicampuri sesuatu sehingga akan merugikan dirinya nantinya.
"Makanan itu tidak beracun",ucap Sean seakan atau apa yang sedang Anaya pikirkan.
Anaya menoleh ke arah pria tampan yang dari tadi duduk disebelahnya yang terlihat sexy dimatanya saat menatap baju pria itu sedkit terbuka dibagian dada yang memperlihatkan dada bidangnya.Anaya menelan salivanya melihat pemandangan indah didepannya itu.
"Kau takkan kenyang jika terus menatapku",ucap Sean membuat Anaya merona seketika dan memalingkan wajahnya ke nampan berisi makanan.
Anaya memulai memasukan Sop itu ke dalam mulutnya.Sejenak ia meresapi rasa sop itu yang begitu nikmat dan enak dilidahnya.
"Terima kasih sudah menolongku,aku pikir tadinya hidupku sudah berakhir",ucap Anaya dengan tatapan penuh kesedihan.
"Apakah kau tadi berencana bunuh diri?",tanya Sean mengangkat sebelah alisnya menatap Anaya tajam.
"Tidak...tapi ucapanmu barusan bukanlah ide yang buruk",ucap Anaya tersenyum samar.
"Maksudmu?kau akan melakukannya lalu semua masalahmu selesai,begitu?",tanya Sean.
"Ya...aku tak punya siapa siapa lagi di dunia ini.Kedua orangtuaku baru dikebumikan tadi siang dan beberapa jam setelahnya aku harus terusir dari rumahku sendiri karena seluruh aset peninggalan kedua orangtuaku disita pihak bank",lirih Anaya mengusap air matanya kasar.
"Gadis yang malang",batin Sean menatap Anaya iba.Entah sejak kapan ia memiliki rasa iba pada orang lain.Gadis ini sukses membuatnya mengubah dunianya yang tadinya tak mau berdekatan dengan wanita kini dengan terang terangan ia membawa seorang gadis kekediamannua bahkan memasuki kamarnya.
Anaya menyelesaikan makannya dan menatap Sean yang tampak melamun."Siapa kau sebenarnya?kenapa kau menolongku?"tanya Anaya penuh selidik membuat Sean tersentak dari lamunannya.
"Aku hanya kebetulan saja menolongmu,bukankah kau tak punya siapa siapa lagi?.Tinggallah di mansion ini!",ucap Sean membuat Anaya melongo tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Tidakkah kau takut nanti aku bisa saja mencuri di mansionmu ini?",tanya Anaya.
"Tentu saja tidak Anaya Karenina",bisik Sean tepat ditelinga Anaya membuat gadis itu meremang.
"Si-siapa kau sebenarnya?dari mana kau tau namaku padahal kita tidak saling mengenal sebelumnya",tanya Anaya penuh selidik dan ketakutan apa pria ini merupakan agen mata mata.
Padahal perkara mudah bagi seorang Sean Mahardika Alatas untuk menyelidiki asal usul Anaya.Buktinya hanya dalam satu lima belas menit ia sudah mendapatkan identitas Anaya secara lengkap dari seseorang yang di percaya.
"Cepat atau lambat kau akan tau siapa aku gadis kecil",ucap Sean menampilkan senyuman evilnya membuat bulu kuduk Anaya berdiri.
Pria itu turun dari tempat tidur menunju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam yang dari tadi ia tahan.
Anaya menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup dengan penuh kebingungan."Aku harus pergi dari sini", batin Anaya lalu menyibakkan selimutnya dan segera bangkit dari tempat tidur.
Anaya menyadari sesuatu yang ada pada tubuhnya.Gadis itu maraba pakaian yang ia kenakan.Bajunya kini sudah berganti dengan sebuah piyama,lalu siapa yang mengganti pakaiannya."Jangan jangan
pria itu?.Ah...sialan dasar pria mesum",umpat Anaya membayangkan pria itu mengganti pakaiannya dan melihat tubuhnya polosnya membuat Anaya merona malu.
"Mau kemana?",tanya Sean yang berdiri diambang pintu kamar mandi.
Anaya menoleh kearah Sean dengan wajah memerah menahan amarahnya karena pria itu telah lancang menyentuhnya."Mau keluar dari kamar ini.Aku tak mau sekamar dengan pria mesum sepertimu",ucap Ananya sinis.
Sean mengernyitkan keningnya saat Anaya mengatakannya pria mesum."Apa yang telah aku lakukan padamu sehingga kau mengatakan aku pria mesum,hum?",tanya Sean berjalan mendekati Anaya.
"Kau...siapa yang mengganti pakaianku jika bukan kau pria mesum",tuding Anaya.
"Aku tak tertarik dengan tubuh kecilmu itu",jawab Sean denah tatapan remeh memandangi tubuh Anaya yang memang kecil namun lekuk tubuhnya sangat padat dan sintal.
"Apa kau bilang?",pekik Anaya.
"Jangan berteriak dihadapanku,aku tak tertarik dengan tubuhmu bahkan kau bukan tipeku",sinis Sean yang mulai memperlihatkan sifat arogannya.
"Cih...tapi kau sudah melihatnya bukan",tuduh Anaya berdecih pelan tak peduli jika pria itu yang telah menyelamatkannya.
"Hmmm...yang menggantikan pakaianmu pelayan wanitaku",ucap Sean membuat Anaya bungkam seketika.Ia merasa malu pada pria yang ada dihadapannya.
Anaya menunduk malu karena sudah menuduh pria itu tanpa bertanya lebih dahulu.Tapi apakah ia salah jika harus waspada pada pria ini yang baru saja ia temui.
"Kembalilah istrihat aku mau melanjutkan sedikit pekerjaanku yang tertunda",ucap Sean lalu masuk kesebuah ruangan yang ada dikamar itu yang tentunya ruang kerja pria itu.
Anaya memilih berjalan mengelilingi kamar mewah itu bahkan kamar ini dua kali lipat lebih besar dari kamarnya dulu.
Anaya berdiri didepan sebuah lukisan foto keluarga yang Anaya yakini foto pria itu bersama kedua orang tuanya dan seorang gadis cantik disamping pria itu yang sangat mirip dengan pria itu.
Kemudian gadis itu membuka pintu kamar yang mengarah ke balkon kamar.Angin sejuk langsung menghampiri tubuhnya.Anaya berjalan menuju pagar pembatas balkon kamar itu lalu memandangi langit sore yang mulai memerah.
"Mama, Papa...Naya rindu",batin Anaya menatap langit yang masih terlihat mendung.
Anaya Mengamati dari lantai atas seluruh mansion milik Sean.Tampak seluruh pekarangan dijaga ketat oleh para pelayan.Halaman mansion tampak sangat luas jika ia berlari dari pintu utama menuju gerbang itu akan menguras tenaganya saking luas halaman mansion itu.
Anaya bersidekap didada menikmati sejuknya angin sore setelah diguyur hujan.Gadis itu memejamkan kedua matanya seraya merentangkan kedua tangannya melepas semua beban berat yang menghampirinya.
Ia memikirkan penawaran Sean yang memintanya untuk tinggal di mansion ini.Jika ia pergi dari sini kemana ia kan pergi karena tak memiliki uang dan karib kerabat.Tinggal disini apakah ia bisa karena belum mengenal pria itu apakah ia memiliki maksud terselubung dengan memintanya tinggal di sini.
"Aku memintamu intirahat bukan berdiri disini",Anaya tersentak kaget dan mwbolet kearah sumber suara.
...****************...
Mohon like dan komen nya ya!!!
Mampir thor🙋🙋🙋