Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 15
Sheina menatap benci pada Bara yang dengan seenaknya mengakui Gabriel sebagai putranya. Memang sih dia ayah biologisnya, tapi selama ini bukankah dia ayah yang tidak bertanggung jawab. Tiba-tiba saja datang dan mengatakan dia ayah biologisnya.
"Empat tahun ini, kamu ke mana? Kamu di mana saat aku hamil? Kamu di mana saat aku dan Gabriel direndahkan karena nggak ada sosok kamu di antara kami?" Sheina menghujani Bara dengan banyak pertanyaan yang selama ini hanya bisa dia pendam di lubuk hatinya.
Bara meraih tangan Sheina yang langsung ditepis dengan kasar.
"Aku minta maaf Shein. Waktu itu aku sempat ke rumah kamu, tapi kamu nggak ada, lalu aku kuliah dan kerja di LA. Pas aku balik, kamu udah pergi dari rumah itu, aku nggak sempat cari kamu karena aku ...."
"Alesan aja kamu, Bar. Aku tau kamu benci banget sama aku, tapi yang kamu lakuin ke aku itu menjijikkan. Dosa apa sih aku sama kamu sampai kamu tega ngerusak kehidupan dan masa depan aku? Apa karena Mondy?" bentak Sheina.
Gabriel yang mendengar mommynya berteriak langsung keluar kamar untuk melihat mommynya.
"Mommy, jangan malahin Daddy." Gabriel berlari dan memeluk mommynya.
"Sorry Shein. Sorry banget, aku akan tebus semua kesalahanku Shein. Aku janji akan tanggung jawab sama kamu dan Gabriel."
"Telat," sahut Sheina yang kini menggendong Gabriel. "Ayo Biel, kita makan dulu."
"Daddy, ayo makan. Biel pengen disuapin Daddy." Gabriel mengulurkan tangan pada Bara. Sheina merasa kesal saat melihatnya, tapi ia tidak mungkin memarahi Gabriel yang ingin dekat dengan ayahnya.
Sheina mendudukan Gabriel di kursi, tapi Gabriel malah turun dan menarik tangan Bara lalu menyuruhnya untuk duduk. Kemudian, Gabriel minta dipangku oleh Bara.
"Biel pengen makan sambil dipangku daddy?" tanya Bara. Gabriel mengangguk, lalu mencium pipi Bara, sayang.
Bara membalas dengan dua kali ciuman di pipi Gabriel, membuat anak itu tertawa bahagia.
Sheina mengambil makan untuk dirinya sendiri dan Gabriel. Lalu, menyodorkan piring itu di depan Gabriel.
"Makan buat Daddy mana Mom?" tanya Gabriel bingung.
"Daddy pasti udah makan, Biel. Buruan habisin makanannya, mommy nggak mau telat." Sheina mengabaikan Bara, ia menyuap makanannya sendiri tanpa peduli ekspresi Bara yang terlihat menyedihkan.
"Daddy udah salapan? Salapan di mana?" tanya Gabriel polos.
Sheina terus memperhatikan, dua laki-laki di depannya. Matanya melotot pada Bara saat Gabriel membelakangi mommynya untuk melihat wajah Bara.
"Awas aja kalau sampai bilang belum makan. Dia pikir dia siapa bisa makan gratisan di sini. Kalau aku kasihani, lama-lama pasti ngelunjak," batin Sheina yang masih memelototi Bara, mulutnya sambil mengunyah makanan miliknya.
"Udah kok, Biel. Daddy udah makan tadi. Sekarang Gabriel makan ya, daddy suapin." Bara melirik Sheina yang masih menatapnya kesal.
Bara sebenarnya belum makan apa-apa. Melihat dan mencium bau masakan Sheina, rasanya ia ingin sekali memakannya, tapi ia tahu Sheina masih sangat kesal saat ini. Mungkin lain kali ia akan merencanakan sesuatu supaya Sheina mau memasak makanan untuknya.
Usai sarapan, Sheina harus segera ke kantor dan ia berniat mengantar Gabriel ke tempat ia biasa menitipkan Gabriel.
"Ayo Gabriel, mommy bisa telat!" Sheina melirik jam tangannya. Gabriel masih memakai sepatu dibantu Bara.
"Kamu titipin Gabriel ke mana?" tanya Bara.
"Kenapa? Kamu mau bawa Gabriel pergi dari aku karena aku titipin dia?" Sheina balik bertanya dengan nada kesal.
"Nggak gitu, Shein. Kalau boleh, aku akan jemput Gabriel sore nanti. Soalnya pagi ini aku akan ada rapat, kalau nggak, aku pasti akan jagain Gabriel."
"Nggak perlu. Gabriel lebih aman sama orang-orang yang bertanggung jawab, daripada sama kamu."
"Mommy, Biel pengen sama Daddy. Boleh ya, Biel main sama Daddy. Nanti Daddy antal Biel pulang, ya kan Dad?"
"Iya Sayang, pasti. Biel mau naik mobil Daddy nggak?"
"Mau Dad, mau banget."
"Ajak Mommy buat naik mobil Daddy juga, Daddy kan nggak tau tempatnya Biel main."
"Mommy, kita ke Twinkle naik mobil Daddy ya?"
Sheina mendengus kesal karena Bara memanfaatkan kepolosan Gabriel.
🥀🥀🥀
Selamat pagi. Ritualnya jangan lupa, biar aku semangat update lagi🥳🥳🥳