🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Rencana yang di buat oleh Anita adalah. Anita berkata Dewi pasti akan ingin memenangkan pertandingan dan mereka hanya perlu memerankan laju motornya saat mereka sampai di batas paku-paku yang disebarkan oleh Anita tadi. Sayangnya itu di luar dari rencana Anita. Dewi malah memerankan laju motornya dan membiarkan pembalap yang lain untuk melaju
Dan dengan terpaksa para pembalap itu malah keduluan melewati batas dan membuat ban motor mereka bocor, karena paku yang di sebar itu sangat banyak dan juga itu adalah paku beton.
Dewi memberhentikan motor dengan kedua kakinya. Tadinya ia memelankan motornya untuk memeriksa apa remnya baik-baik saja karena mereka pasti melakukan sesuatu, ia menerima tantangannya bukan berati ia harus mengorbankan dirinya lagi.
Ban motor Mereka bocor dan akhirnya mereka berjatuhan, ada juga satu orang yang tertusuk paku.
Dewi berhenti, ia melihat ke arah Anita yang sangat terkejut dan panik, rencananya malah gagal total.
Para pembalap itu menolong temannya dan segera membawa ke rumah sakit.
Ketua pembalap mendekati Anita. "Lihatlah rencana mu yang payah itu membuat salah satu temanku harus terluka. Kamu harus bayar biaya rumah sakit, biaya ban motor yang bocor itu dan ambil kembali paku yang kamu taburkan itu, dan terakhir, kamu jangan pernah datang ke sini lagi! Jika kamu tidak mau, dengan terpaksa aku akan lapor polisi atas kasus percobaan pembunuhan," ancam kepala pembalap itu, ia benar-benar marah.
Dewi menjatuhkan motor itu dan ia mendekati kepala pembalap itu. "Heh! Dasar bodoh! Kalian mau saja di suruh oleh dia dan kalian malah bersekongkol untuk melukaiku. Dan untuk kamu, kena batunya kan karena sudah mengerjai ku, berhenti berbuat jahat, karena itu akan kembali pada dirimu sendiri. Tapi apa perlu aku sendiri yang lapor polisi karena aku di sini korbannya," ucap Dewi melipat tangannya sambil tersenyum menyengir.
"Tapi kamu tidak ada buktinya," ucap ketua pembalap itu sedikit menciut.
"Bukti, dia adalah buktinya," ucap Dewi menunjuk ke arah Zeiro yang sedang berdiri bersandar di sebuah tiang penyangga stadion.
"Apa! Bu-bukannya dia adalah Tuan Ceo besar, ke-kenapa dia ada di sini?" tanya Ketua pembalap gugup dan ketakutan.
"Jadi bagaimana kalian harus mempertanggung jawabkannya, aku kapan saja bisa melaporkan kalian semua dan membubarkan tempat latihan ini lalu membuat kalian tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan," ucap Zeiro mendekati Dewi dan merangkulnya.
Ketua pembalap itu langsung berlutut lemas. "Aku … aku minta maaf, aku … aku akan pertanggung jawabkan semua perbuatan ku, tapi aku mohon jangan berhenti pekerjaan ku saat ini, aku mohon, aku akan menuruti semua permintaan Nona Dewi," ucap kepala pembalap bersujud.
"Bagus, aku mau uang 50 juta, kau harus mengirimkan uang itu ke rekeningku ya," ucap Dewi tersenyum sambil menepuk pundak pembalap itu.
"Baik, baik, aku akan kirim uangnya," ucap ketua pembalap itu pasrah. Dewi mengambil ponsel di tangan Anita lalu mencatat nomor rekeningnya. "Ini nomor rekeningku, jangan lupa di kirim, aku tunggu sampai besok pagi jam 05:00 dan jangan telat," ucap Dewi mengedipkan sebelah matanya dan mengajak Zeiro meninggalkan tempat tersebut.
"Kamu tidak membalas adik mu juga?" tanya Zeiro.
"Tidak perlu, karena sudah ada yang membantuku untuk membalasnya," jawab Dewi tersenyum.