NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 | Kepolosan Fara

“Sihi… makan enak ni ye…” goda Fara saat menemui Kutu dan Ingus di parkiran.

Hujan masih turun, masih sama derasnya seperti tadi pagi, tapi Fara tak peduli. Berhubung semua staf sedang di mushola, sementara dirinya memang sedang tidak salat, dia memilih ke parkiran saja.

“Kek mana? Enak makanannya? Kakak mana sanggup beli merek itu. Mahal kali soalnya.”

Hanya Kutu yang mendengarnya. Kutu duduk tepat di hadapanya yang berjongkok, menatap Fara dengan mata bulatnya, sedangkan Ingus tampak asik memainkan kadal. Ya, kadal kecil. Entah dari mana dia dapat kadal. Buntutnya sudah copot, badannya pun sudah lemas. Tinggal tunggu kapan tewasnya saja.

“Baik kali ya Pak Yuki, mau belikan kalian makanan, merek Proplan pula. Beuh, bakalan makin montok kalian. Lemak kali loh Proplan. Tapi, walaupun lemak, katanya sih kalian dibikin bertenaga, nggak jadi malas.”

Fara membawa pandangannya ke Ingus. “Si Ingus, sebelum kena Proplan aja pecicilan kali. Lihat lah itu, sekarang jadi kayak kesurupan dia.” Karena Ingus bergerak tanpa henti, kacau kali.

Sebuah mobil memasuki parkiran. Brio berwarna putih. Fara mengenal mobil itu. Itu milik Karin, yang tak lama kemudian keluarlah Karin, Pipin, dan dua teman mereka lainnya yang juga bekerja di ruang administrasi.

Dengan payung, mereka berlari terburu-buru menuju gedung, sambil tertawa.

Sesaat Fara merenung di sana.

Ia memang memiliki Kira, sahabatnya yang sangat baik padanya. Tapi selain itu, tidak ada satupun teman di sekolahnya yang benar-benar mau berteman dengannya. Entah karena dirinya gendut—padahal nggak se bongsor itu, sekadar montok berisi saja—atau mungkin karena semasa sekolah dulu ia tidak memiliki kendaraan? Kalau bukan naik becak, ya menumpang dengan Kira—sementara teman-temannya yang lain memiliki sepeda motor.

Fara juga selalu membawa bekal, hampir tidak pernah jajan. Dia lebih sering makan di kelas, tapi syukurnya Kira memang sangat pengertian, yang akhirnya juga memilih membawa bekal dan mereka selalu makan di kelas dan saling bertukar bekal. Berkat bekal Kira juga, Fara bisa merasakan masakan-masakan yang enak dengan bahan-bahan premium.

Tapi, sejak Kira kuliah di Medan, dia kehilangan teman. Memang sih dia kerja, bisa kerja pun karena Kira. Hari-harinya penuh di kantor, kecuali hari minggu. Dia pun lebih suka menikmati minggunya di rumah dengan rebahan atau memasak, lalu makan sambil nonton drakor.

Tapi… rasanya sepi juga tanpa kehadiran sahabatnya itu.

Bertukar kabar juga jarang. Kalaupun saling kirim kabar, sekadar kirim video-video lucu di Instagram atau TikTok.

Melihat Karin dan teman-temannya tadi, timbul rasa iri. Tak hanya karena Karin memiliki banyak teman, tapi Karin juga memiliki semua yang Fara idam-idamkan.

Fara tahu, Karin kaya raya, orang tuanya menyayanginya, semua yang ia inginkan selalu dipenuhi—termasuk Brio putih yang Fara ketahui baru saja dibelikan. Tak hanya itu, Karin juga memiliki pacar yang tampan dan perhatian. Fara mengetahuinya karena mengikuti Instagram Karin dan postingan Karin rutin tampil di berandanya dengan segala hal yang ingin Karin pamerkan.

Ia tahu tak semestinya merasa iri, tetapi rasa itu sering muncul tanpa sempat ia hindari.

“*Meong*…” Kutu menegurnya, juga sudah menggosok-gosokkan tubuhnya ke kaki Fara, membawa Fara kembali ke dunia nyata—setelah tadinya tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Begitu Fara menoleh, Kutu juga menoleh ke arah lain. Fara pun mengikuti ke mana arah pandangannya. Eh, dia menemukan si Ingus sedang lari-larian di bawah hujan, masih membawa kadalnya di dalam gigitannya.

“Yaampun, Ingus! Kok maen hujan pula! Pantes lah ingusmu nggak sembuh-sembuh. Sini!” omel Fara, tapi Ingus nggak peduli.

Yuto dan keempat stafnya baru saja keluar dari mushola, berjalan santai menuju ruang kerja mereka. Suasana tenang di koridor tiba-tiba pecah oleh suara cempreng.

"*Ih, aku males kali lah hari ini. Apa aku minta tolong si Fara aja*?"

Itu suara Karin. Langkah mereka berlima serempak berhenti. Mata mereka saling bertaut—sepakat untuk nguping. Dengan gerakan pelan, mereka menyelinap di balik lemari yang berisikan dokumen di sudut lorong, persis sebelum Karin dan Pipin berbelok.

"*Kau sering kali minta tolong dia, nanti dia bosan pula bantuin kau*," balas Pipin sambil merapikan jilbabnya.

Karin cekikikan. "Dia nggak bakal bosan. Anak itu polos-polos paok, loh."

Pipin tertawa pelan. "*Kelewat baik juga sih menurutku. Dulu aja, waktu aku suruh dia antar aku ke rumahku, dia mau. Padahal rumahku jauh di Seumpetik sana, sedangkan rumah dia dekat kantor. Jadi abis dia anterin aku, dia balik lagi ke sini*."

"*Bodoh lah itu namanya*," sergah Karin sambil geleng-geleng kepala. "*Tapi kita memang butuh yang kayak gitu. Kalau lagi malas kek gini, bisa dimanfaatin. Coba ya aku WA dia. Pasti dia bilang OK*."

Di balik tumpukan dokumen, Imah mengepalkan tangan, Bu Lia mengerutkan kening tak suka, sementara Pak Andi menyilangkan tangan—wajahnya seperti baru mencium bau sampah. Sedangkan Sisi melirik Yuto, mencari reaksi.

Wajah Yuto tampak sangat dingin. Sorot matanya bikin merinding.

Fara menghela napas pelan begitu melihat ada WA dari Karin di ponselnya. Jemarinya masih menggantung di atas layar ponsel saat notifikasi WA dari Karin muncul. Matanya mengamati pesan itu. “*Lagi? Ini udah ketiga kalinya minggu ini*,” pikir Fara.

"*Fara, kakak boleh minta tolong bentar? Dikit aja. Ada data vendor baru yang harus di-input ke sistem sebelum jam 4. Kakak lagi kebanyakan urusan sama laporan keuangan buat Pak Yuki, nggak sempat. Pleaseeee*."

Fara menatap layar ponselnya dengan lesu. Tapi seperti biasa, kata "tidak" terasa berat di lidahnya.

"Oke, Kak. Tapi Fara cuma bisa bantu sebentar ya, Kak. Soalnya Pak Yuto ketat kali. Ini Fara langsung ke sana, selagi Pak Yuto masih istirahat," balasnya, lalu buru-buru melangkah menembus hujan dengan payungnya, benar-benar terburu-buru kali, tak ingin Yuto melihatnya masuk ke ruangan administrasi lagi.

Tapi…

Saat hendak melintas di depan ruang tim ekspor, langkah Fara terhenti seketika saat menemukan Yuto sudah berdiri di sana, berdiri bersandar pada tembok dengan tangan terlipat di dada, dan pandangan perlahan beralih ke wajah Fara.

Tak ada senyuman, yang ada hanya raut wajah tanpa ekspresi, tampak sangat dingin yang sukses membuat sekujur tubuh Fara merinding.

“Mau ke mana?” tanya Yuto. Bahkan suaranya pun dingin kali.

Fara membeku. Payung di tangannya bergoyang pelan, meneteskan air hujan ke lantai koridor yang sepi. Mulutnya terbuka sedikit, tapi kata-kata macet di tenggorokan.

"Aa... itu… saya mau ke—"

"Ruangan administrasi?" selanya tajam. Yuto tak bergerak. Hanya matanya yang menyapu wajah Fara.

Fara menelan ludah. “*Bang Yuto kok tahu*?” batinnya.

Sebelum sempat menjawab, Yuto sudah mendorong diri dari tembok, melangkah mendekat. Setiap langkahnya membuat Fara ingin menyusut. Ingin menghilang. Ini pertama kalinya ia merasa takut dengan pria ini, padahal biasanya selalu membuatnya merasa nyaman.

"Kemarin abang udah larang Fara ke sana, kan?" bisik Yuto, kini sudah berdiri tepat di hadapannya. "Kenapa masih mau ke sana? Mau ngapain? Mau bantuin mereka lagi?"

"Tapi... Kak Karin bilang ini *urgent*—"

"Dan pekerjaan Fara di tim ekspor nggak urgent?" potong Yuto. Kali ini nadanya lebih keras, membuat Fara sedikit tersentak.

Fara menunduk. Tangannya menggenggam erat gagang payung. “*Bang Yuto betol, sih*,” pikirnya lagi. Lagi pula, kenapa dia selalu begitu mudah terpengaruh permintaan Karin?

Yuto menghela napas panjang, lalu tiba-tiba meraih ponsel di tangan Fara. Dengan gerakan cepat, dia mengetik sesuatu, lalu mengembalikannya.

"Abang yang bakal urus si Karin. Kamu masuk ke ruangan. Sekarang."

Fara melihat layar ponselnya—pesan untuk Karin sudah terkirim.

“***Maaf, Kak. Fara nggak bisa bantu***.”

Dikirim dari nomornya sendiri.

Ketika Fara menatap Yuto lagi, dia sudah berbalik badan, berjalan menuju ruang administrasi.

.

.

.

.

.

Continued...

1
Umi Jasmine
bukan sedang tpi lgi endut, spti saya byk yg mengira hamil
Hyull: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
titissusilo
kode alam....istri alias otw istri ye kn fara
Tita Rosmiati
gitu amat yh orang tua nya Fara bikin emosi ,,,,duh modus terus nih Abang yuto 🤭🤭
Kirey Ruby
Yaah..10 org model kek Yuto,para pedagang bisa naik haji bbrp kali ini sih,faktor kasihan ama penjual,pembeli kek Fara lah yg rugi kali,secara uangnya pas2an /Grin//Grin/
EsTehPanas SENJA
hangat pasti dadamu 😌 bahagia pasti ya kaaaan ! 😁
EsTehPanas SENJA
kan orangnya yang ngomong sendiri far ....😅😭 dia bilang sendiri kan! ahh gemes aku sama si gendut ini 😭
magdalenad dewi simarmata
kenapa la Mak sama bapak Fara ngk perhatikan si Fara, aneh kalii
titissusilo
boleh gak Thor scene ortu nya Fara dkit aja,jd esmoni trs soal nya,prnh di posisi itu soal nya,perlakuan gak adil tuh membekas,gtu pun sampai Fara nikah msih di rongrong....klu Yuto gak tegas bsa jd keset....kmrn nenek Hani kurang garang ancaman nya
titissusilo: cman ntu yg msih minjem2 itu loh Thor yg bkin gedeg gmn pun anak klu sdh kluarga sndri udah gak jaman rongrong bgtu memang hrs di tegesin lagi
Hyull: Kalau udah nikah, Yuto bakal bawa Fara keluar dari rumah itu kok...
total 2 replies
Umi Jasmine
klu ke pasar sama bang yuto brtul fara bisa rugi, semua karena kasihan bang....
~ Dyan Ramanda ~
modusnya abang yuto boleh juga.. 🤭🤭🤭
Kirey Ruby: pasti Sora nih gurunya kak /Facepalm/
Hyull: Pasti ada yang ajarkan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ikha Mangil
Yuto semangat buat luluhkan hati Fara🤗😌🥰
Ayu retonisa
🥰
Umi Jasmine
fara kelihatan org nya tenang damai dan penyabar
Hyull: Sama kayak Yuto /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikha Mangil
katakan cinta ala si Yuto,,😁
EsTehPanas SENJA
wakakaak salah tingkah dia 🤣🤣🤣
Tita Rosmiati
Fara masih ragu takut di bully dia
Kirey Ruby
Pasti akan ada pertanyaan dlm diri Fara,knp Fara..? krn semua org memandang sebelah mata ke Fara,Fara yg dikatain gendut dll tp itu semua adl ciptaan Allah,siapa yg mau minta dilahirkan dg tubuh gendut,pipi tembam,pasti kalo boleh minta dikasihnya tubuh yg sempurna,jarang banget ada cowo spt Yuto,makasih Yuto krn sdh mau menikahi Fara agar terbebas dr keluarganya yg toxic 🤗🤗😘😘
mak² rempong
so sweet🥰🥰🥰🥰🥰
mak² rempong
AQ juga suka sama Abang Yuto😘😘😘
mak² rempong
best lah pokok nya/Drool//Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!