Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
"Siapa takut?"tanya Raisa melepaskan tangan dan mendorong Satria
"Sa,kok gitu sih."jawab Satria
Raisa tidak memperdulikan rengekan Satria,dia lebih memilih kembali mendekam diranjang dan membenamkan kepalanya dibawah selimut.Meski sudah menutup telinganya dengan selimut,suara rengekan Satria lebih menyebalkan bahkan bisa dibilang lebih rewel dari Abai.
Raisa membuka laci nakas,mengambil sesuatu dari dalam dan melemparkan kepada Satria.
"Bisa diam tidak!"kata Raisa
"Sa,aku gak mau pakai ini."kata Raisa
"Kalau gak mau gak usah nanti malam,nunggu Abai berumur dua tahun."kata Raisa memunggungi Satria
"Ih,mana enak pakai ginian?"tanya Satria
"Jadi selama ini kamu main celup sana sini gak pakai pengaman?"tanya Raisa
"Enggak,kenapa?"tanya Satria
"Innalillahi."jawab Raisa
Satria diam seribu bahasa mendengar istrinya mengucapkan kalimat tauhid,baginya itu menjadi tamparan besar,meski dulu dia selalu meminta medical check up kepada wanita yang disewanya,semuanya bersih dan masih sehat,bahkan tidak jarang ada yang masih asli tersegel.
Satria ingin marah rasanya,namun dia tahan lebih baik mengalah daripada harus berantem lagi.Jika dia keluar dari kamar maka Raisa akan menilai Satria sangat menyebalkan,saat ini lebih baik dia ikut meringkuk dibawah selimut menemani Raisa.
"Kamu gak marah?"tanya Raisa
"Kenapa harus marah."jawab Satria
"Maaf,aku dah kelewatan tadi."kata Raisa
"Sudahlah gak usah dibahas."kata Satria
****
Setelah memandikan Abai dan menyusuinya Mami membawa Abai keluar,Satria mengikuti Mami karena ingin menemui Lala,Saat Bi Minah mau mengantar jamu buat buat Raisa dia melihat Satria dan memberikan kepadanya segelas ramuan cinta.
"Mas,ini harus diminum habis namanya ramuan cinta."kata Bi Minah menahan senyum
"Bibi ini ada-ada aja,paling Mami yang memberi nama."kata Satria
Satria kembali dengan membawa segelas jamu buatan Bi Minah,Raisa yang baru keluar dari kamar mandi langsung ditahan,Satria memastikan Raisa meminum sampai habis.
"Sa,ini minum sampai habis jangan ada sisa."kata Raisa
"Gak mau tuh."kata Raisa
"Jangan gitu dong,ini Mami sama Bibi yang bikin lo."kata Satria
"Kamu aja yang minum,mana tahu nanti malam kamu berubah jadi macan."kata Raisa
"Sa,kok gitu sih.Kamu tega sama aku."kata Satria
Raisa malah asyik kembali memainkan ponselnya setelah berganti baju,dia siap keluar dari kamar sekedar duduk diteras menikmati hujan yang masih mengguyur kota.
Satria meninggalkan gelas berisi ramuan cinta diatas nakas,dia keluar karena mau menemui Lala.Raisa meminum jamu sampai habis,rasanya menyegarkan ada aroma rempah namun tidak pekat.
Raisa keluar dengan membawa gelas kosong,Bi Minah tersenyum melihatnya dan memberitahu Mami.Satria mendengarnya hanya tersenyum dan berpura-pura tidak tahu dan tidak mendengar,dia malah asyik mendengar suara hujan.
"Sat,rencana kamu apa kedepan?"tanya Papi
"Menurut Papi aku harus apa?"tanya Satria
"Tamara hamil,jangan biarkan dia menanggung perusahaan sendiri."jawab Papi
"Aku tahu Pi."kata Satria
"Beberapa hari ini kondisinya lemah,jadi posisi Presdir kosong."kata Papi
"Tapi Kakak belum bilang apa-apa sama aku Pi."jawab Satria
Setelah makan malam selesai ponsel Satria berbunyi,dalam layar tertulis nama Tamara.Satria langsung mengangkat ponselnya dan terdengar nada lemah diseberang,apa yang Papi bilang benar bahwa Tamara sedang lemah karena sedang mengandung.
"Iya Kak."kata Satria
"Sat,mulai besok kamu balik kantor ya."kata Tamara
"Tapi Kak."kata Satria
"Kakak gak sanggup,badan gak enak Sat."
"Iya Kak,aku mengerti."
Tamara meletakkan ponselnya dan berlari kekamar mandi,entah sudah berapa kali dia keluar masuk kamar mandi karena mual.Satria mendengar Kakaknya sedang muntah-muntah.
Rama memijit bahu Tamara,sesekali lehernya,meski tidak banyak membantu meringankan mualnya namun Rama tetap setia menemaninya.
"Sayang,kamu mau makan sesuatu?"tanya Rama
"Enggak Mas,aku mau tidur dirumah Mami sekarang."jawab Tamara
"Besok saja ya,ini hujan dan sudah jam sepuluh malam."kata Rama
"Aku mau sekarang Mas,aku mau makan nasi goreng bikinan Bi Lis."kata Tamara
Rama mengambil jaket dan memasangkan pada tubuh Tamara,dia meraih kunci mobilnya dan menggandeng tangan Tamara.
Setelah sampai dirumah Tamara langsung minta dibuatkan nasi goreng dan memanggil Mami,dia minta Mami menemani makan,Mami hanya geleng-geleng kepala karena Tamara,namun tetap tersenyum karena anaknya sedang ngidam.
"Bagaimana,apa masih mual?"tanya Mami
"Enggak Mam,selama makanan cocok tapi kalau gak muntah lagi."jawab Tamara
"Ya sudah,yang penting perut kamu sudah isi."kata Mami
"Rasanya aku akan tinggal disini lagi Mam."kata Tamara
"Iya,kamu harus banyak istirahat."kata Mami
Selesai makan Tamara merasa nyaman dan tidak mual lagi,dia langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang,Rama masih berada diluar,masih ngobrol sama Papi dan Satria.
****
Disudut kota masih terguyur hujan meski hanya rintik-rintik,Rega meringkuk kedinginan diruang kos miliknya,apartemen mewahnya sudah disita pihak bank karena tunggakan yang tak terbayar.Rega lari dari suaminya,menjadi istri kedua membuat dia tidak bisa bebas meminta uang kepada suaminya,suaminya datang hanya sesekali dan pergi begitu saja setelah melepaskan hasratnya.
"Pa,jatah bulananku sudah habis."kata Rega
"Kamu sudah aku kasih 10 juta sebulan,aku gak mau tahu."kata Suaminya
"Itu sedikit Pa,aku butuh lebih."kata Rega
"Plaaak!"sebuah tamparan mendarat dipipi meninggalkan bekas jari warna merah,Rega hanya bisa menahan kekesalan dan kekecewaan kepada suaminya.
"Lain kali kupangkas jatah bulananmu!"ancam suaminya
****
Malam bertambah larut,Satria masuk kedalam dengan membawa dua botol minuman kemasan,saat masuk kedalam pintu menuju balkon dikamarnya masih terbuka,Raisa masih memandang hujan yang terus mengguyur tanpa henti.
"Sa,kamu ngapain disitu?"tanya Satria
"Aku gak bisa tidur,makanya melihat hujan."jawab Raisa
"Kirain nungguin aku?"tanya Satria
Raisa hanya tersenyum dan menoleh kearah Satria,terpaan angin membuat rambut Raisa tertiup menutup sebagian wajahnya.Satria mendekat dan menyibakkan rambutnya.
"Kamu sudah pakai baju siap tempur malam ini?"tanya Satria
"Aku sudah menunggumu dari tadi."jawab Raisa berbisik ditelinga Satria
Satria menarik tangan Raisa,mengajaknya masuk dan menutup pintu,saat Satria mulai pemanasan Raisa tiba-tiba mendorongnya dengan cepat,nafasnya masih memburu.
"Kenapa lagi Sa?"tanya Satria
"Kamu harus pakai pengaman."jawab Raisa
"Ah,mana enak."kata Satria
"Mau apa enggak?"tanya Raisa
"Iya-iya."jawab Satria mengeluarkan sarung dalam laci nakas
Setelah Satria menyetujuinya,Raisa langsung mendorong tubuh Satria dan menindihnya,dia sudah tidak peduli siapa yang mau mulai duluan,Satria mengikuti permainan dan alurnya,rasanya sudah sangat lama menahannya dan saat ini akhirnya bisa melepaskan bersama desahan dan kucuran keringat dibalik selimut.
****