⚠️ Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)
Cinta itu buta, tidak memandang status. Sehingga yang terlarang pun akan terlupakan.
Luna adalah anak angkat dari Richard Owen, pengusaha sekaligus CEO perusahaan ternama di Hongkong. Sejak usia 1 tahun Luna sudah hidup bersama Richard. Luna sangat mengagumi, pria yang lebih sering dipanggilnya Daddy, itu.
Namun rasa kagum yang dimiliki Luna, bukanlah layaknya seorang anak yang mengagumi ayahnya.
Kenyataanya Luna mencintai Richard lebih sekedar ikatan takdir yang digariskan pada mereka.
“Dad, aku mencintaimu”
Begitulah kalimat yang sering Luna ucapkan untuk Richard.
“Dad juga mencintaimu sayang... ” Jawab Richard, dengan tatapan lembut seorang ayah kepada putrinya.
Akankah cinta Luna terbalaskan atau hanya akan bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Passionate Daddy Eps. 30
Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
Tok...Tok..Tok...
“Sayang Daddy mohon buka pintu kamarmu.”Pinta Rich. Namun Luna tidak perduli, ia tidak ingin melihat wajah si brengsek itu untuk sekarang.
“Pergi, aku tidak ingin melihatmu.” Usirnya.
“Apa Daddy berbuat salah? Kenapa kau sangat marah.” Richard belum menyadari, mengapa Luna begitu kesal padanya.
“Teruslah berpura-pura bodoh. Atau kau memang sengaja membodohiku. Kau mengecewakan Dad, SANGAT !!! .” Tegas Luna, dengar suara parau khas orang yang sedang menangis.
“Daddy bisa menjelaskannya. Buka pintumu.” Richard terus mengetuk pintu kamar Luna.
“Tidak lagi. Aku tidak akan membuka satupun celah untuk mencintaimu lagi.”
“Anak itu mencuci pikiranmu lagi. Setiap kau bersamanya kau selalu seperti ini.” Rich menebak Bryan lah dalang dari kejadian hari ini.
“Tapi dia mencintaiku. Tidak sepertimu ! Kau bilang kau mencintaiku, tapi kau masih saja bertemu perempuan itu, bahkan hari ini kau mempersiapkan makan siang romantis untuknya.”
Deg.
Sekarang Richard sadar mengapa Luna begitu marah padanya, ternyata putri cantiknya itu tahu bahwa ia dan Maria masih bersama hingga sekarang.
“Darimana kau tahu itu !.” Tanya Richard.
“Kau masih bertanya dari mana ? Aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri. Apa karena aku anak angkat? Kau mempermainkan ku seperti itu, kau tega sekali Dad.”
“Tidak itu tidak benar sayang...” Bujuk Richard.
“Hentikan pergi Daddy, aku tidak ingin melihatmu, aku tidak ingin mendengar suaramu, aku tidak ingin. Please pergi jauh, jangan mendekatiku lagi.” Tegas Luna. Saat ini yang dia harapkan hanya Richard pergi jauh dari dirinya.
Karena semakin Richard terus berada disana, semakin sakit pula hati Luna. Karena ia yakin, Richard hanya mengatakan kebohongan.
“Please... Dad akan menjelaskannya.” Pinta Richard.
“Apa yang mau kau katakan, kau mau bilang bahwa kalian tidak memiliki hubungan lagi.”
Richard terdiam lagi.
“Sudahlah Dad percuma, kau tidak akan bisa menjelaskan apapun, aku tahu semuanya !.” Teriak Luna.
\\\*
Pagi kembali datang. Dan rasa sakit itu masih terus ada.
“Permisi nona...” Sapa bi Elif dari balik pintu yang masih tertutup rapat itu.
“Ada apa bi... Aku tidak akan keluar jika disana ada Daddy.”
“Tuan Richard sudah berangkat nona. Tuan meminta saya membawa sarapan anda ke sini. Apa nona sakit?.” Tanya Elif.
Tek. Luna membuka pintu kamarnya.
“Masuklah bi....” Ajak Luna, memberi jalan untuk Elif masuk.
“Nona, apa anda baik-baik saja?.” Tanya Elif, sembari meletakan sarapan Luna.
Luna tersenyum simpul, ia hanya tidak ingin menunjukan kesedihannya pada siapapun.
“Iya Bibi, Luna baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku.”
“Aneh sekali, Tuan Richard sepertinya sangat mengkhawatirkan anda. Apa kemarin terjadi sesuatu... ” Tanya Elif lagi.
“Tidak bibi... kau tahu Daddy, memang selalu berlebihan seperti itu.”
“Anda benar. Tapi itu karena dia sangat menyayangimu.” Ucap Elif, membelai kepala Luna dengan kasih sayang.
Elif kembali mengingat, saat pertama kali Luna datang kerumah ini. Hari itu Richard dengan tegas mengatakan bahwa gadis yang yang bersamanya ini adalah putrinya.
Elif juga ingat Richard, menjadi sangat berbeda sejak Luna hadir dikehidupannya. Ia menjadi sosok yang lebih bersahabat, dan tidak kasar seperti dulu. Richard membuktikan bahwa dia menjadi sosok ayah yang terbaik untuk Luna, meskipun kenyataanya di dalam darah Luna, sama sekali tidak mengalir darah Richard.
“Saya yakin, anda pasti sangat bahagia memiliki ayah seperti Tuan, nona...” Terang Elif, tersenyum manis.
Luna tersenyum... Namun dalam hati ia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan yang Elif katakan. Dulu memang benar, tapi sekarang kebahagiaan perlahan-lahan telah memudar. Warna yang dulu ada, menjadi kelabu, dan hampir Luntur.