NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Anggun menahan napas. Hanya beberapa inci memisahkan wajahnya dan Kala. Udara di antara mereka terasa berat, seolah dipenuhi ribuan pertanyaan yang tak terucapkan.

Lalu, tiba-tiba, Kala menarik diri. Ia menutup mata sesaat, seolah sedang bertarung dengan dirinya sendiri, sebelum akhirnya menghela napas panjang.

“Aku tidak ingin membuatmu merasa terpaksa,” katanya pelan.

Anggun menatapnya. Jantungnya masih berdebar keras, tapi entah kenapa ia merasa lega—atau justru kecewa? Ia sendiri tidak yakin.

“Ayo tidur,” ujar Kala, lalu beranjak ke sisi tempat tidur dan berbaring membelakangi Anggun.

Anggun masih duduk diam di tempatnya, mencoba memahami perasaannya sendiri. Ia seharusnya merasa lega karena batasan masih terjaga, tapi mengapa hatinya justru terasa aneh?

Perlahan, ia pun ikut berbaring. Punggungnya menghadap Kala, namun pikirannya tetap tidak bisa lepas dari pria itu.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya sejak sandiwara ini dimulai, Anggun merasa ada sesuatu yang berubah—sesuatu yang mungkin tidak akan bisa mereka kembalikan seperti semula.

---

Pagi di Tasikmalaya

Kala bangun lebih awal dari Anggun. Setelah mandi dan berpakaian, ia keluar ke dapur untuk membantu ibu Anggun menyiapkan sarapan.

“Kau sudah sangat akrab dengan keluarga kami, Kala,” ujar ibunya sambil tersenyum puas. “Seandainya pernikahan kalian bukan karena keadaan mendesak, aku akan lebih bahagia lagi.”

Kala tersenyum kecil, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia tahu jika ia menjawabnya dengan jujur, ia justru akan menambah rumit keadaan.

Tak lama, Anggun muncul dengan rambut masih sedikit acak-acakan, menandakan bahwa ia baru saja bangun.

“Kau sudah bangun sejak kapan?” tanyanya pada Kala.

“Cukup lama untuk membantu memasak,” jawab Kala santai.

Anggun hanya menggumam kecil. Ia mengambil gelas dan menuangkan teh hangat untuk dirinya sendiri.

Namun, momen tenang itu terganggu saat seorang wanita muda tiba-tiba masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk. Wajahnya cantik, dengan rambut hitam panjang yang dikuncir tinggi.

“Bu, pagi!” sapanya ceria sebelum menoleh ke arah Kala dan langsung memicingkan mata. “Jadi ini pria yang semua orang di kampung bicarakan?”

Ibu Anggun tertawa kecil. “Kala, ini Rina, anak salah satu sahabat lamaku.”

Rina menatap Kala dari kepala hingga kaki dengan tatapan menilai. “Tak heran semua orang membicarakanmu. Kau lebih tampan daripada yang diceritakan.”

Anggun memutar mata. “Rina, kau datang kemari ada perlu apa?”

Rina mengangkat bahu. “Aku hanya ingin melihat sendiri bagaimana rupa suami pura-pura yang kau bawa pulang.”

Kala tersedak mendengar kata ‘suami pura-pura’. Anggun langsung menatap Rina tajam, memberi isyarat agar diam.

“Anggun dan aku menikah secara resmi,” kata Kala dengan suara tenang, tapi tatapannya tajam.

Rina hanya terkekeh. “Ya ya, tentu saja. Tapi kau tahu sendiri, kampung ini penuh dengan gosip.”

Anggun meremas gelasnya dengan kesal. Rina memang selalu seperti ini—tidak pernah bisa menjaga mulutnya.

Kala menatap Anggun sesaat sebelum tersenyum kecil. “Gosip tidak akan mengubah fakta bahwa aku suaminya,” katanya, seolah menegaskan sesuatu.

Anggun menegang. Pernyataan itu terdengar lebih nyata dari yang seharusnya.

Rina mendecak. “Baiklah, baiklah, aku tidak akan mengganggu lagi. Aku hanya mampir sebentar.”

Setelah Rina pergi, suasana di dapur terasa sedikit canggung.

Kala akhirnya meletakkan sendok yang dipegangnya dan menatap Anggun. “Orang-orang mulai curiga, ya?”

Anggun menghela napas panjang. “Aku sudah menduganya.”

Ibu Anggun menggeleng sambil tersenyum. “Biarkan saja. Yang penting, kalian tetap bersama dan tidak terganggu.”

Tapi bagi Anggun, kata-kata ibunya justru semakin menambah beban. Sampai kapan mereka bisa mempertahankan kebohongan ini sebelum segalanya runtuh?

Dan yang lebih penting—kenapa kini rasanya semakin sulit untuk berpura-pura?

Pagi di Tasikmalaya masih menyisakan kesejukan ketika dering telepon memecah keheningan di kamar. Kala yang baru saja hendak meregangkan tubuh, segera meraih ponselnya dari atas meja. Di layar, terpampang nama salah satu eksekutif dari perusahaannya.

Anggun yang masih terkantuk-kantuk ikut melirik ke arah Kala. Tatapan pria itu berubah serius saat menjawab panggilan.

"Ya?" suaranya terdengar datar, tapi ekspresi di wajahnya sedikit mengeras.

Anggun hanya diam, tidak ingin mengganggu. Ia memperhatikan bagaimana rahang Kala sedikit menegang, matanya menyipit, dan nada bicaranya semakin berat.

"Saya mengerti. Saya akan segera kembali hari ini."

Anggun terkejut. "Hari ini?"

Kala mengangguk sambil menutup telepon. Ia menoleh ke arah Anggun dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Ada masalah mendesak di perusahaan. Aku harus kembali ke Jakarta secepatnya."

Anggun menelan ludah. Meski sejak awal mereka tahu ini hanyalah sandiwara, tapi kepergian Kala yang mendadak membuatnya merasa... aneh.

"Kapan kau berangkat?" tanyanya pelan.

"Siang ini," jawab Kala sambil mengusap wajahnya. "Aku akan pesan tiket kereta."

Anggun mengangguk, berusaha menyembunyikan perasaan aneh yang menggumpal di dadanya.

---

Siang Hari

Kala sudah berpakaian rapi saat mereka berpamitan dengan keluarga. Ibunda Anggun tampak sedikit sedih mendengar Kala harus kembali lebih cepat.

"Jangan lupa sering-sering berkunjung ke sini lagi, Nak," ujar ibunya dengan lembut.

Kala tersenyum. "Tentu, Bu. Terima kasih untuk semuanya."

Paman Anggun menepuk bahu Kala. "Jangan lupa bawa oleh-oleh khas Jakarta kalau kembali ke sini!"

Semua tertawa, kecuali Anggun yang hanya diam di sudut.

Saat mereka akhirnya sampai di stasiun, Anggun berdiri di samping Kala, menatap jalur kereta yang kosong.

"Kau yakin tidak bisa menundanya?" tanyanya tanpa sadar.

Kala menoleh, sedikit terkejut dengan nada suara Anggun.

"Ini darurat," jawabnya. "Aku tidak bisa membiarkan semuanya berantakan."

Anggun mengangguk pelan.

Beberapa menit kemudian, suara pengumuman terdengar, menandakan kereta menuju Jakarta segera berangkat.

Kala menghela napas panjang, lalu menatap Anggun. "Aku akan segera menghubungimu setelah sampai di Jakarta."

Anggun hanya mengangguk lagi.

Kala menatapnya dalam, lalu—dengan gerakan yang begitu alami—mengusap puncak kepala Anggun sebelum akhirnya berbalik dan melangkah menuju peron.

Anggun tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap punggung Kala yang perlahan menjauh.

Dan saat kereta akhirnya melaju, ia menyadari satu hal yang mengganggu pikirannya.

Rumahnya kini terasa lebih sepi.

Lebih kosong.

Dan ia tidak tahu mengapa perasaan itu membuatnya tidak nyaman.

(Bersambung...)

1
Aina Arissa Shahran
kasian kala jadilah seperti kala jengking yang amat berbisa kala....sadarkan orang masa lalu mu bahawa pengkhianatan tak akan menang melawan kejujuran dan kebenaran.....silap langkah ia akan makin terjerumus ke dlm sangkar besi....😅😅😅
kaila
lanjut
yuning
kamu pasti mampu Kala
wii15
makin penasaran sama lanjutannya, ngk sabar ditenggu update kk
yuning
Kala memang hebat
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
makin seru pula muncul lagi orang masa lalu kala yg ternyata mempunyai dendam omg..... waspada la anggun KO lagi hamil kalau bole bagitahu kala dan kamu cari solusi bersama..jangan bergerak sendiri jangan juga terlalu percayakan org sekeliling..
yuning
hati hati anggun tetap waspada, lebih baik juga memberi tahu Kala, agar Kala juga bisa melindungi kalian
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
aduiiii c Rena dlm penjara pun bisa lgi buat ancaman.....mau c apa sebenarnya
yuning
amiin
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
apakah hanya Rena masa lalu kala atau ada lain lagi yg bisa memporak perandakan hubungan kala& anggun
kaila
lanjut
yuning
semoga kebahagiaan mulai berjalan dengan indah
kaila
lanjut
Aina Arissa Shahran
hanya masa lalu anggap hanya sebuah kenangan yg mengiringi perjalanan hidup ke masa hadapan tanpa menoleh kembali..biarkan ia tetap menjadi kenangan...
yuning
mulailah bahagia
Aina Arissa Shahran
hanya 1 ppuan yg terobsesi sama kala...biarkan aja penat pandai berhenti juga Klau tidak di ledani😂😂
yuning
saling percaya , terbuka , komunikasi adalah hal yang dapat memperkuat pondasi rumah tangga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!