Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Malam semakin gelap,cahaya bulan seakan enggan menerangi malam. Bulan malu bersembunyi di balik awan.
Linda termenung duduk didepan jendela kamarnya. Badan ada disana tapi pikirannya entah melalang buana kemana.
Setelah puas menangis Linda memutuskan merebahkan tubuhnya yang kembali terasa lelah. Rasa bersalah selalu menghantui dirinya.
Sementara itu Ari juga tidak bisa memejamkan matanya. Ia terus kepikiran Linda yang sedari tadi tidak keluar dari kamarnya.
Ingin rasanya ia masuk menemui Linda kekamarnya tapi itu tidak mungkin karna ada istrinya. Linda pun tidak akan mengizinkan dirinya menemuinya.
Karna lelah dengan pikiranya tak terasa Ari ikut tertidur di sebelah istrinya yang sudah tertidur duluan.
Pagi menjelang ,suara muazin dari mesjid memanggil hambanya untuk melaksanakan kewajiban.
Linda menggeliat dari balik selimutnya. Matanya perlahan terbuka sedikit demi sedikit. Kepalanya terasa berat. Ia duduk bersandar di tepi ranjang,melamun akan dosa - dosanya selama ini.
Jalan yang ia tempuh saat ini adalah salah. Tidak seharusnya ia menyakiti hati saudaranya sendiri,tapi apakah salah jika dia mencintai laki - laki yang sama dengan Rani kakaknya?
Rasa itu hadir karna interaksi antara mereka berdua sangat dekat. Dan Rani begitu percaya pada suaminya untuk mengurus semua urusan adiknya. Rani kecolongan memberi lauk pada singa yang kelaparan.
Linda terisak mengingat kesalahannya yang begitu besar.
"Harusnya aku tidak boleh seperti ini,ini salah. Sebaiknya aku harus pergi menjauh supaya aku tidak merusak rumah tangga kak Rani. Iya aku harus pergi. Tapi aku harus pergi kemana?" gumam Linda.
Lamunan Linda terhenti saat mendengar ketukan di pintu.
"Tok.....tok.....tok.....Lin,Linda." panggil Rani dari luar.
Linda bergegas membasuh mukanya agar jejak air matanya tidak kelihatan.
"Masuk aja,kak. Ga di kunci. " teriak Linda dari dalam. Rani memutar handel pintu dan melihat sang adik masih duduk di ranjang.
"Gimana keadaan kamu?" tanya Rani duduk di pinggir ranjang.
"Alhamdulillah udah mendingan ,kak. Kak aku boleh pulang kampung ga? Aku kangen sama budget dan mau nengokin kuburan ayah dan ibu juga."Linda meminta ijin.
"Tapi kakak ga bisa anter dek."Rani menatap wajah adiknya lekat. Ia merasa tidak bisa menjadi kakak yang baik bagi adik satu - satunya.
" Ga apa - apa kak. Aku bisa naik bus kok." kekeh Linda.
"Tapi sebenarnya kakak juga mau pulang,tapi kerjaan kakak lagi numpuk sampai akhir bulan ini. Kakak titip salam sama bude ya. Insya Allah kalau kakak punya waktu luang kakak pasti akan kesana." Rani tersenyum pada Linda.
Linda kembali merasakan perutnya bergolak minta di keluarin. Tapi ia merasa tidak enak sama sang kakak, ia berusah menahan sebisa mungkin.
"Kalau begitu kakak mau siap - siap dulu. Nanti kamu kalau mau berangkat kabari kakak ya." Rani memeluk Linda baru setelah itu meninggalkan Linda sendiri.
Linda berlari kekamar mandi setelah kakaknya pergi. Kepalanya terasa berputar - putar. Perutnya terasa di aduk - aduk tapi tidak ada yang mau di keluarkan lagi. Hanya air aja yang keluar karna dari semalam Linda tidak makan apa - apa.
Linda sama sekali tidak menampakkan mukanya di meja makan. Ia malas keluar dan bertemu dengan kakak iparnya.
Ia sudah bertekad menyudahi semua. Ia harus bisa meluruskan apa yang sempat salah. Menjauh sudah menjadi pilihan yang harus ia ambil.
Linda harus bisa mengubur rasa pada Ari demi keutuhan rumah tangga kakaknya. Ia tidak mau jadi penghancur saudaranya sendiri.
Linda sudah selesai mengepak barang - barang yang benar - benar ia butuhkan. Ia tidak terus banyak membawa barang - barang karna ia belum mempunyai tujuan yang pasti.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri