Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Elenio dan Zanna terlambat memasuki sekolah. Elenio salah mempertimbangkan kecepatan motornya. Ya, salahkan Zanna membuatnya terkejut tadi. Dia 'kan jadi gak fokus.
"Lo kalau bonceng gue gapapa ngebut Len, daripada telat gini," ucap Zanna, yang tidak sadar akan tingkahnya.
"Hmmm," Elenio hanya berdehem saja sebagai balasan, sembari memalingkan muka. Bisa-bisanya dia gugup.
Elenio menghentikan motornya ketika guru BK, Pak Bayu mencegat motornya.
"Kamu parkirin dulu motornya, terus ke sini lagi buat jalanin hukuman!" ucap Pak Bayu tampak tegas
Elenio mengangguk saja. Dalam hati dia memikirkan untuk mencari tahu jalan pintas dari sekolah ini. Siapa tau dia telat lagi atau mau bolos 'kan ya? Jangan dicontoh oke!
Zanna turun dari motor, memandangi Elenio yang semakin jauh dari pandangannya.
"Kamu, lepas dulu cardigannya," perintah Pak Bayu
Zanna sontak memalingkan wajahnya, lalu dia segera melepas cardigannya, dan memasukannya pada ransel.
"Kamu sama, siapa tadi?" tanya Pak Bayu
"Elenio, Pak," jawab Zanna agak mencicit. Takut dia tuh, baru kali ini kena hukum. Padahal selama ini dia berusaha jadi murid baik-baik.
Pak Bayu mengernyit. "Elenio? Gak pernah denger saya keknya," ucapnya
"Murid baru, Pak," jawab Zanna hati-hati
Pak Bayu seketika memegang dahinya. "Baru murid baru udah berani telat, sepertinya anak nakal saya bertambah satu," gumamnya mengasihi diri sendiri
Zanna meringis. Dia antara perihatin dan ingin tertawa.
Brum Brum
Terdengar suara sepeda motor membuat Zanna dan Pak Bayu menoleh. Terlihat 2 murid berseragam berboncengan motor.
"Wihhh Pak! Udah telat yah ini?" ucap sang pengendara motor yang ternyata adalah Gara
Plak!
Dion sebagai si pembonceng langsung saja menggeplak bahu Gara. "Pake nanya lo!" hardiknya
Pak Bayu menatap keduanya jengkel.
"Tumben lewat gerbang depan?" sindirnya.
Biasanya 2 anak muridnya itu jika telat selalu memasuki sekolah entah lewat mana, dan biasanya juga berempat. Mereka akan ketahuan jika tidak sengaja kepergok.
Gara cengengesan saja sebagai tanggapan.
Lalu Elenio muncul, bergabung dengan mereka.
Dion dan Gara sedikit terkejut melihatnya, mereka juga baru sadar cewe di depan mereka itu Zanna.
"Cepat parkirin motornya!" perintah Pak Bayu
Dion segera turun dari boncengan, sedangkan Gara langsung memarkirkan motornya, dia menyapa Elenio ketika berpapasan dengan cowo itu.
"Udah telat aja lo!" sapanya tersenyum takjub.
Elenio hanya terkekeh sebagai balasan.
Pak Bayu yang mendengar itu, menatap Elenio curiga. Apa murid baru itu akrab dengan Gara dan komplotannya itu?
Memilih mengabaikan, Pak Bayu kini menatap Dion.
"Dua temen kamu mana?" tanya Pak Bayu
Dion seketika menoleh. "Udah di kelas itu, Pak!" jawabnya tenang
Pak Bayu memicing. "Jangan bohong kamu," ucapnya
Dion menghela nafas. "Beneran Pak, cek deh!" balasnya
"Kok bisa Rival sama Mars udah di kelas, tapi kalian telat?" tanya Pak Bayu lagi. Bisa saja 'kan Rival dan Mars lebih telat dari Dion dan Gara, atau lebih parahnya gak masuk sekolah.
Dion mendengus. Emang gak sopan itu anak. "Masa iya kita harus barengan terus?" protesnya
Dalam hati Dion merutuki Rival dan Mars yang diam-diam sudah di sekolah duluan. Padahal mereka biasa telat bersama.
"Awas ya kamu kalau bohong!" ancam Pak Bayu
"Iya-iya terserah Bapak aja deh!" balas Dion jengah.
Bertepatan dengan itu Gara bergabung dengan mereka.