Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum Mukhrim
Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Oma dan Opa sudah ada di meja makan karena mau sarapan. Tapi Aswin dan Khairan belum juga datang. Opa lalu menyuruh Oma untuk melihat ke atas. Karena takut Khairan kesiangan ke sekolahnya.
Sedang di kamar Khairan, Aswin membuka matanya. Yang Aswin lihat pertama adalah wajah Amel. Aswin langsung melihat ke sekeliling dan baru sadar ternyata semalam dirinya tidak pindah ke kamarnya.
"Aku rupanya tertidur di sini."
Aswin bicara dalam hatinya sambil terus menatap Amel yang masih tidur dengan nyenyak.
"Walau sedang tidur tetap masih terlihat enak di pandang."
Aswin memuji Amel. Saat Aswin masih bicara dalam hatinya, Amel bergerak. Aswin buru buru tutup mata. Amel membuka matanya langsung kaget karena ada Aswin di depannya. Amel reflek langsung memundurkan kepalanya. Tangan Amel yang beradu di perut Aswin langsung di tarik nya.
"Ya Tuhan kenapa jadi begini. Semalam Pak Aswin berarti ngga balik ke kamarnya," Amel bicara pelan dan sambil melihat ke jam.
"Jam tujuh kurang. Mati aku dah siang banget."
Amel turun dari ranjang. Lalu Amel dengan pelan membangunkan Aswin dan Khairan.
"Pak, bangun. Khairan ayo bangun sayang."
Aswin yang sebenarnya sudah bangun, lalu pura pura kaget ternyata dirinya tidur di kamar Khairan.
Aswin turun dari ranjang dan langsung bicara.
"Semalam rupanya saya ketiduran di sini ya Mba?" pira pura Aswin yang terlihat bego.
"Iya Pak."
Baru Amel jawab perkataan Aswin dan mau membangunkan Khairan, Oma membuka pintu. Amel dan Aswin sama sama menengok ke pintu.
Oma terlihat kaget saat melihat ada Aswin di kamar Khairan. Dan penampilan Aswin terlihat baru bangun.
"Aswin, kok ada di sini?"
"Mamah. I...iya Mah. Aswin mau lihat keadaan Khairan. Semalem Khairan panas, makanya Aswin bangun tidur langsung ke sini," Aswin bicara sedikit terbata dan sambil melihat ke Amel. Amel hanya diam membiarkan Aswin yang jelaskan.
"Khairan panas?"
Oma mendekat ke Khairan dan memegang keningnya langsung.
"Iya Ibu. Semalam Khairan panas. Tapi sekarang cuman hangat saja."
"Pasti ini gara gara kemarin kamu ajakin Khairan berenang sore sore dan lama lagi," Oma sambil menatap Aswin.
"Sepertinya gitu Mah."
"Besok besok jangan lagi ngajak Khairan berenang sore sore!"
"Iya Mah. Ya sudah, Aswin pergi dulu. Aswin mau siap siap mau ke kantor."
Aswin langsung keluar dari kamar Khairan. Setelah di luar kamar, Aswin langsung bernafas lega karena tadi bisa kasih jawaban yang pas untuk pertanyaan Mamah.
Amel membangunkan Khairan agar sarapan. Oma tadi bilang ke Amel kalau Khairan ngga usah sekolah dulu, takut masih lemas.
Setelah Khairan bangun, Amel menggendongnya dan membawanya turun. Amel mau ajak Khairan berjemur sambil makan bubur.
Amel dan Khairan ada di teras belakang. Aswin sudah siap mau pergi ke kantor. Aswin mendekat ke Khairan dulu untuk melihat keadaan Khairan.
"Gimana Mba, Khairan mau makan?"
"Mau Pak, tapi dikit."
Aswin sambil memegang kening Khairan.
"Sayang, makan yang banyak biar sembuh ya. Nanti kalau Khairan sembuh kita jalan jalan ke mall, gimana mau ngga?"
"Mau Pah," jawab Khairan pelan.
"Ya sudah Khairan lanjut makan ya. Papah mau ke kantor dulu," Khairan mengangguk.
Amel menyuruh Khairan salim dan cium tangan pada Aswin. Khairan menurut salim dan cium tangan. Setelah tangan Khairan terlepas, Aswin mengulurkan tangan ke depan Amel, membuat Amel mengerutkan kening dan melihat ke Aswin karena tidak tau maksudnya.
"Kamu ngga salim?"
"Maaf Pak kita bukan muhrim."
"Oh, tapi kan kita belajar dulu agar nanti kalau sudah muhrim sudah terbiasa," Amel makin ngga ngerti dengan perkataan Aswin.
"Ya sudah kalau kamu ngga mau belajar sekarang. Besok lagi juga bisa," kata Aswin. Sebelum Aswin pergi, Aswin mengusap kepala Amel dan membuat Amel makin kaget. Amel hanya diam dan melihat Aswin tersenyum lalu pergi.
"Itu orang aneh banget. Kesambet setan apa ya," Amel sambil mengusap kepalanya yang barusan Aswin usap.
Aswin pergi sarapan. Selesai sarapan Aswin langsung pergi ke kantor.
Siang harinya Amel tidak memberikan Khairan obat karena sudah tidak panas. lalu mba datang ke kamar dan memanggil Amel.
"Mba Amel."
"Iya Mba ada apa?"
"Itu ada telfon dari Den Aswin."
"Di mana?"
"Di bawah. Sepertinya Den Aswin mau menanyakan keadaan Den Khairan."
"Oh iya Mba. Saya turun dulu, mba tolong temani Khairan ya."
"Iya."
Amel turun ke bawah untuk menerima telfon Aswin. Aswin tidak punya no hp Amel, jadi Aswin telfon lewat telfon rumah.
"Halo," jawab Amel.
"Gimana Khairan. Apa masih panas?"
"Sudah ngga Pak. sudah tidak panas lagi."
"Apa mau makan?"
"Mau. Tadi makanya habis cukup banyak."
"Syukurlah kalau begitu. Kamu punya hp kan Mba?"
"Punya Pak."
"Saya minta no nya."
"Buat apa Pak?"
"Ya buat telfon kamu. jadi kalau saya mau tau keadaan Khairan ngga pake telfon rumah. Telfon ke hp kamu aja langsung."
"Oh iya Pak. Nanti saya kasih no telfon nya kalau Bapak sudah di rumah."
"Kenapa ngga sekarang saja?"
"Saya ngga hafal no telfon saya Pak. No telfon saya soalnya baru."
"Oh no telfon kamu baru, pantas katanya kamu susah di hubungi," Amel dengar perkataan Aswin jadi bingung.
"Kata siapa saya susah di hubungi Pak?" Aswin yang sadar salah bicara langsung cari alasan.
"Saya salah bicara. Ya sudah nanti kalau saya pulang, saya akan minta no telfon kamu. Ya sudah dulu, tolong jaga Khairan ya Mba."
"Baik Pak."
Aswin langsung mematikan telfonnya. Amel merasa aneh tapi langsung tidak mempedulikannya.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
udah suami istri juga...
kaku banget cara ngomongnya...
😂😂😂😂😂