NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kalau Saya Suka Kamu, Gimana?

Syahla mengedipkan matanya dengan cepat mendengar pertanyaan Kak Rama. Lain halnya dengan ekspresi kedua gadis itu yang terlihat shock, Kak Rama malah menyeruput mi sotonya dengan santai.

"Prinsip Gua, selagi janur kuning belum melengkung, masih bisa dikejar kok." lanjut Kak Rama dengan percaya diri. "Iya kan, La?"

"Kalau janur kuningnya udah melengkung gimana?" Sambar Anggika yang langsung mengundang lirikan tajam Syahla.

"Memangnya Syahla sudah menikah?" Kak Rama bertanya heran.

"Kalau sudah?"

"Nggi!" Teriak Syahla sambil menggebrak meja yang membuat Kak Rama dan Anggika terperanjat kaget. "Kita masih ada kelas kan sekarang? Yuk buruan, keburu telat!"

"Bentar! Mi ayam Gue?" Anggika menunjuk isi mangkuk jagonya yang masih utuh, tapi tak sempat ia selamatkan karena Syahla buru-buru menariknya pergi.

"Duluan ya Kak," pamit Syahla terburu-buru.

"Bye, Dek Lala!" Kak Rama melambaikan tangan pada mereka berdua.

Syahla menarik Anggika sampai mereka berada di lobi fakultas.

"Nggi! Kok kamu gitu sih? Katanya mau menjaga rahasiaku!" Omel Syahla.

Anggika menundukkan kepalanya. "Sorry, La. Gue udah terlanjur kesel soalnya. Gue beneran nggak suka Lo dideketin sama begundal itu!"

"Nggak usah dibawa serius deh, Nggi. Kak Rama itu cuma bercanda kok,"

"Bercanda?" Anggika menghela napas kesal. "Dimana bagian bercandanya sih, Syahla?"

"Aku tuh kenal sama Kak Rama, dan dia bukan cowok kaya gitu. Kita cuma temenan aja Kok!"

"Sekarang temenan, besok bisa jadi jadian!" sahut Anggika ketus. "Gue nggak terima ya kalau sampai Lo selingkuh!"

"Kok ngomongnya begitu, sih? Mana mungkin aku selingkuh? Lagian kalau aku selingkuh, kenapa kamu yang nggak terima?"

"Ya Gue nggak terima dong kalau Lo nyakitin Pak Amar yang sebaik itu!"

"Memangnya kamu sekenal itu sama Pak Amar sampai membela dia segitunya?"

Anggika menghembuskan napas perlahan. "Walaupun Gue nggak kenal-kenal banget sama Pak Amar, Gue tahu kalau Pak Amar itu tulus sama Lo,"

Kening Syahla berkerut. "Tulus gimana?"

"La, Gue nggak tahu bagaimana prosesnya Lo bisa nikah sama Pak Amar sampai Lo belum mau mengakui suami Lo. Tapi, menurut Gue, meskipun kalian menikah bukan karena cinta, tapi Pak Amar itu sebenarnya udah suka sama Lo,"

Syahla mendengus, "Aku aja belum pernah dengar kata-kata itu dari Pak Amar, gimana kamu bisa tahu?"

Anggika memegang kedua pundak sahabatnya itu sembari menatapnya dalam-dalam. "Waktu Lo sakit, Gue adalah orang yang ngangkat telepon dari Pak Amar. Dan waktu Gue bilang kalau Lo masuk rumah sakit, Pak Amar kelihatan sekhawatir itu. Dia dateng ke sana dengan muka cemas banget, seolah takut kehilangan Lo. Gue emang bukan orang yang berpengalaman banget sih soal asmara, tapi Gue bisa merasakan dari hati Gue yang paling dalam kalau dia beneran sayang sama Lo."

Syahla mendengarkan penjelasan Anggika dengan wajah berkerut. "Masa sih?"

"Yah, terserah deh kalau Lo nggak percaya. Gue cuma menyampaikan aja. Tapi, emangnya Lo nggak ada perasaan apa-apa gitu sama suami Lo?"

Syahla menggeleng. "Nggak,"

"Cepet amat jawabnya, coba deh dipikirin dulu baik-baik. Memangnya selama ini Lo nggak pernah merasa deg-degan gitu waktu sama Pak Amar?"

Syahla berpikir sejenak. "Kalau deg-degan sih.."

"Pernah kan?" Anggika tersenyum penuh kemenangan. "Berarti ada kemungkinan Lo bisa jatuh cinta sama suami Lo,"

"Apa sih?" Syahla mengibaskan tangannya. "Aku nggak pernah mikirin itu."

"Yah, jangan sampai aja Pak Amar yang nyari cewek lain," Anggika mencibir, membuat Syahla melirik sinis. Meskipun begitu, Syahla jadi kepikiran dengan perkataan Anggika. Ustadz Amar cari cewek lain? Apa mungkin?

...----------------...

Syahla berjalan keluar dari gedung fakultas dengan langkah lesu. Hari ini mata kuliahnya cukup berat, dan keberadaan dosen killer semakin menambah beban pada pikiran dan tubuhnya. Sebuah kaleng minuman dingin dengan lembut menyapa pipinya, membuat Syahla menoleh karena terkejut.

"Kak Rama?" desisnya saat melihat lelaki itu menatapnya dengan senyum lebar.

"Lesu amat, Neng. Nih minum,"

Syahla menerima kaleng soda itu dengan senyum canggung, menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada mata elang yang memperhatikan mereka.

"Nyari apa? Om Lu? Tuh, lagi ngobrol sama dosen seksi," tunjuk Kak Rama.

Syahla lantas mengikuti arah pandang Kak Rama, dan matanya terbelalak saat melihat pemandangan di depannya. Ustadz Amar tampak mengobrol dengan badan bersandar di badan mobil, dan wanita berpakaian agak minim itu berbicara sambil tertawa. Beberapa mahasiswi yang lewat tampak mencuri-curi pandang ke arah suaminya sambil tersenyum malu-malu.

"Om Lu udah punya istri kan, Dek Lala?"

Syahla mendelik mendengar pertanyaan Kak Rama. "Kok Kak Rama bisa tau? Tau darimana?"

"Cuma orang buta aja yang nggak tau kalau Pak Amar itu sudah menikah. Cincinnya aja kelihatan dari sini,"

Syahla memperhatikan jari manis suaminya dari jauh dan ternyata benar, Ustadz Amar memakai cincin kawin mereka. Syahla jadi merasa tidak enak hati karena dirinya tidak pernah memakai benda sakral itu kalau tidak dalam keadaan darurat.

"Kalau misalnya istri Om Lu tau, aapa dia ggak cemburu?"

Syahla tau kalau pertanyaan Kak Rama ditujukan untuk 'istri Pak Amar' dan bukan dirinya, karena jelas Kak Rama tidak tau kalau mereka berdua sudah menikah. Hanya saja, entah kenapa Syahla merasa tersentil dengan pertanyaan itu.

"Nggak mungkin lah cemburu!" jawabnya spontan.

Jawaban Syahla jelas membuat Kak Rama menelengkan kepala. "Kok Lu tau sih? Memangnya tante Lu nggak cemburuan?"

Ups. Syahla menyadari kalau ia sudah salah langkah. Gara-gara Anggika nih, batinnya kesal. Takut semakin kelepasan bicara, Syahla buru-buru berpamitan pada Kak Rama dan menghampiri Ustadz Amar saat dilihatnya dosen muda dan cantik itu sudah pergi.

...----------------...

Syahla masuk ke dalam mobil dengan wajah cemberut, membuat Ustadz Amar menebak-nebak.

"Kenapa?" cepat sekali Ustadz Amar menyerah untuk berpikir, pada akhirnya bertanya secara langsung. "Ada masalah?"

"Nggak papa kok," ketus Syahla.

"Nggak papa kok nadanya begitu?"

"Apa sih? Saya cuma lagi capek aja,"

"Oh," Ustadz Amar tak ambil pusing, segera saja dihidupkannya mesin mobil dan melaju keluar dari halaman parkir kampus.

"Dosen tadi cantik ya," celetuk Syahla tiba-tiba. Syahla sendiri juga baru menyadari ucapannya, buru-buru meralat. "Nggak deng, lupakan saja."

"Dosen yang mana?" Ustadz Amar rupanya tidak ingin mengakhiri itu. "Yang tadi ketemu sama saya di parkiran?"

"Yah..itu tau," Syahla menjawab dengan suara yang dibuat datar, padahal sebenarnya penasaran setengah mati.

"Oh, namanya Bu Yesi, dosen di Jurusan Biologi. Masih muda, umurnya baru 27, tapi sebentar lagi sudah mau bergelar doktor. Saya konsultasi ke dia soal mengambil beasiswa S3. Yah, dia kan jauh lebih senior dan pintar, jadi tidak ada salahnya saya bertanya."

"Dan cantik," tegas Syahla sambil membuang muka ke arah jendela mobil.

Ustadz Amar mengikuti arah pandang Syahla yang ternyata hanya deretan mobil-mobil yang terjebak lampu merah. "Saya akui, dia memang cantik. Tapi kamu jauh lebih cantik,"

Syahla serta merta menolehkan kepalanya. "Gombal!"

"Kenapa? Kamu cemburu?" Ustadz Amar tersenyum menggoda. "Tumben tanya-tanya sampai segitunya,"

"Mana ada? Saya cuma penasaran saja! Memangnya nggak boleh?"

"Oh," Ustadz Amar mengerucutkan bibir. "Saya kecewa loh,"

"Apa sih," Syahla melipat tangannya kesal. "Kaya Om Suami suka sama saya aja,"

Ustadz Amar terdiam sejenak mendengar perkataan Syahla. Dan Syahla, entah kenapa mulai merasa ada yang aneh. Kenapa suasana di antara mereka jadi canggung sekali?

"Kalau saya memang suka kamu, gimana?"

1
Yhunie Andrianie
oallaaahhh wes falling in love💞 rupa ny pak ustadz🤭🤭
Tia H.
😅😅😅 ustadz amar iseng ya cemburu nya lucu.
Ilham Bay
Luar biasa
Ilham Bay
Lumayan
Susanti Susanti
Luar biasa
Wiwin Almuid77
jadi inget pas di pesantren dulu ada temenku yg suka bikin cerpen gitu...
Vitamincyu
❤️❤️
Tia H.
duh si bulek bikin aku mewek aja.
Tia H.
bulek kalau patokannya bisa masak bisa nyuci g mungkin suami mu kabur haduh bulek bulek.
Tutus Roimatus
Luar biasa
Zayyin Arini Riza
Baru nemu judul novel ini dan ceritanya seru.. runtutan tulisannya apik, asik buat dibaca... keren...
Rose Reea
wadaw
Rose Reea
💕🌹🌹🌹💕
Andi Bahraeni
Lumayan
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
ciyeeeeeeh
Rose Reea
Halah jadi melow 🥲
Rose Reea
huhuy
Rose Reea
sa ae lu tadz 🤭
Rose Reea
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!