NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 Kue Untuk Camer

Pagi yang cerah dan hati yang cerah juga bagi Reyner, ia merasakan sesuatu yang berbeda kali ini, fikirannya tidak pernah lepas dari bayang-bayang Syava.

Reyner memandangi cincin dijari manisnya, sudut bibirnya melebar menampakkan kebahagiaan, padahal ini hanya pertunangan tapi kenapa sangat mendebarkan jantungnya.

Reyner bergegas menuju kamar mandi, ia mengguyur tubuhnya dengan shower, pikirannya tak jauh dari senyuman Syava.

Hari ini ia akan pergi ke kantor dan menyelesaikan masalah perusahaan yang sudah menunggunya.

Sampai di kantor, tidak seperti biasanya, Reyner menyapa semua karyawan yang menyambutnya, semua karyawan menatap heran pada atasannya itu.

"Oh my god, gue mimpi apa semalem lihat pak Rey senyum gitu, gila ganteng banget", ujar salah satu karyawan yang disapa Rey dengan ramah dan senyum, ia berdecak kagum.

Semua yang mendengar pun ikut memperhatikan Reyner, mereka melihat wajah Reyner yang berseri dan penuh senyuman.

"Ya ampun, itu serius pak Rey atasan kita?", tanya yang lain tak percaya.

Semua menatap heran Reyner, dan yang lebih mengejutkan mereka melihat jari manis Rey yang melingkar sebuah cincin.

"Apa pak Rey rujuk sama bu Siska ya?, lihat deh pak Rey sekarang memakai cincin lagi, kemarin-kemarin kan nggak, jangan-jangan itu yang bikin pak Rey berubah mendadak kayak gitu"

"Eh tapi kemarin aku lihat pak Rey sama Syava yang karyawan baru itu loh,,, ", ujar yang lain.

"Serius?, tapi nggak mungkin lahh,,, masa iya pak Rey seleranya kayak Syava sih, pasti pak Rey lebih suka wanita yang berkelas seperti bu Siska", timpal yang lain.

"Iya, nggak mungkin lah pak Rey dekat sama si Syava itu" balas lagi karyawan yang lain.

Dugaan demi dugaan berseliweran, Jai yang lewat dan mendengar obrolan mereka seketika berhenti dan menatap serius pada mereka, apalagi mendengar nama Siska disebut wanita yang sangat dibenci oleh bosnya.

Mereka semua pun akhirnya diam seribu bahasa dan menundukkan kepalanya.

"Apa kalian sudah selesei bergosip?, cepet selesaikan pekerjaan kalian! ", perintah Jai datar, tanpa memebentak namun suaranya yang besar dan penuh penekanan membuat mereka akhirnya menciut.

Karyawan berhamburan menuju ruangannya masing-masing, walaupun masih banyak pertanyaan dalam benak mereka.

Sementara Leni yang tidak tahu apa-apa pun fokus mengerjakan pekerjaannya, tanpa tahu kehebohan yang terjadi pagi ini.

***

"Hufh,,, ini sangat membosankan jika tidak bekerja, bingung sekali mau ngapain, belum jadi istrinya aja pak Rey udah ngatur ini itu, gimana kalau udah nikah, hah,,," Syava frustasi.

"Apa bikin kue aja kali ya?", Syava bergumam sendiri. Hari ini benar-benar tidak ada kesibukan sama sekalii

Reyner kembali memberi perintah Syava untuk tidak usah masuk kerja, ia menghubunginya lewat telepon tadi pagi.

Walaupun penuh berdebatan akhirnya Syava mengalah untuk menuruti Reyner.

Syava beranjak dari kamarnya, ia keluar rumah dan melihat bu Santi yang juga berdiam diri di teras tanpa melakukan kegiatan apapun.

"Bu, lagi ngapain?" Sapa Syava. Membuat Santi seketika menoleh.

"Ibu juga bingung Sya, enaknya ngapain ya, biasanya kalau kamu kerja ibu ke rumah mbak Ninik, tapi mbak Ninik pulang kampung sama suaminya, dan adik-adik kamu juga sekolah semua", jawab Santi.

"Gimana kalau kita bikin kue aja bu, nanti sore sekalian Syava pamit ke rumah Leni lagi, karena besok pasti banyak kerjaan di kantor", ujar Syava memberi ide.

"Ah ide bagus Sya,,, ya udah ayo! udah lama kita nggak bikin kue bareng semenjak kamu kerja di perusahaan nak Rey" Syava mengangguk semangat.

Mereka pun mulai berkutat dengan adonan kue yang mereka buat. Di sela-sela kesibukan mereka membuat kue Syava bertanya.

"Bu kemarin waktu lamaran kenapa ya aku lihat papanya pak Rey menatap Syava serem gitu?"

"Masa sih Sya, kayaknya beliau biasa saja, mungkin perasaan kamu saja itu"

"Mungkin ya bu, tapi Syava takut papanya pak Rey tidak menyukai Syava bu" ujar Syava sedikit pesimis.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak Sya,,, keluarga nak Rey pasti orang baik semua", tutur Santi menyemangati.

"Syava juga berharap seperti itu bu" Syava tak ingin melanjutkan kegusaran hatinya pada Santi, karena takut jika Santi kepikiran.

"Bu apa boleh Syava tanya sesuatu sama ibu?"

"Tanya apa Sya? Selagi ibu bisa jawab pertanyaan kamu ibu akan jawab"

"Bu apakah papa sama mama Syava itu dulunya sahabat ibu?", tanya Syava seketika membuat Santi terhenyak dan berhenti dari kegiatannya.

Santi menatap lurus kedepan mengingat suatu kejadian 22 tahun yang lalu.

"Ya, ibu bersahabat sama mama kamu, saat kita sama-sama bekerja jadi perawat di rumah sakit HANDOKO"

"Oh jadi dulu mama juga perawat? Lalu alasan apa ya bu yang membuat papa sama mama ninggalin Syava?" Syava sudah penasaran sejak usianya masih kecil, namun ia tidak mau menanyakannya.

Santi menghela nafasnya ia sebenarnya ingin menceritakan pada Syava, tapi karena takut Syava akan merasa sedih, jadi Santi menunggu Syava menanyakannya, dan kali inilah kesempatan yang Santi tunggu, tentu Syava audah mempersiapkan hatinya.

"Mama sama papa kamu sama-sama punya penyakit yang kronis Sya,,, mama kamu punya penyakit liver, dan papa kamu terkena TBC, karena mama dan papa kamu tidak mau kamu terlantar karena mereka sakit, mereka menitipkan kamu pada ibu, dan tidak lama mama sama papa kamu meninggal, dan tentu ibu sangat terpukul mendengar itu, selama ini ibu tidak mengajakmu ke makam mereka karena ibu takut kamu sedih dan tidak ceria lagi seperti biasanya, ibu tidak tega melihatnya, tapi jika kamu sudah siap untuk itu, ibu akan mengajak kamu ke makam mereka", jelas Santi panjang lebar, matanya sudah berembun.

Syava yang mendengarkan ucapan ibunya itu mencerna setiap kata demi kata, ia tidak menyangka jika orang tuanya tidak ingin dia tahu jika mereka sakit keras.

Alangkah sakitnya hati Syava kali ini ia tidak bisa merawat orang tuanya selama mereka masih hidup, karena usianya yang waktu itu masih dini. Tak lama air matanya mengalir. Namun segera ia hapus.

"Kapan-kapan Syava ingin ke makam papa sama mama ya bu,,,", ucap Syava sedikit lirih. Santi yang mendengar itu pun mengangguk dan ikut merasakan apa yang dirasakan Syava.

Bukan sepenuhnya itu sebenarnya yang ada dalam benaknya kali ini. Ia memikirkan peristiwa-peristiwa masa lalu bersama Ambar dan Irwan mereka bukanlah orang tua kandang Syava, lalu bagaimana jika Syava tahu jika mereka bukan orang tua kandungnya.

Santi belum siap menceritakan semua pada Syava karena takut kehilangan Syava jika Syava mengetahui semuanya, apalagi jika nanti Syava membencinya ia belum siap untuk itu.

"Baiklah Sya,,, kalau ada waktu kita akan berkunjung ke makam orang tuamu", balas Santi sembari menyunggingkan bibirnya.

"Ya bu" singkatnya.

Tak ada lagi pembahasan antara mereka. Setelah beberapa jam mereka sudah selesai membuat berbagai macam kue.

"Bu nanti sore Syava langsung ke rumah Leni ya?, biar besok Syava bisa langsung kerja, sekalian bawain kue buat bu Sarah", tanya Syava.

Santi memandang Syava penuh senyum, karena dari dulu setiap ada kelebihan kue ia selalu ingat dengan Leni dan ibunya.

"Iya sayang,,, Oh ya, kamu jangan lupa kalau sekarang kamu juga punya calon mertua Sya,,, kmau tidak boleh melupakan itu, jadi berikan juga nanti pada calon mertuamu ya nak,,," perintah Santi.

"Iya bu,, ", Syava tersenyum menanggapi.

Mereka pun akhirnya usai dengan kebosanannya yang berujung dengan membuat kue. Mereka menyiapkan sebagaian kue untuk adik-adiknya, Leni dan sebagian untuk keluarga Bima.

***

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!