Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bos terakhir level 1( bencana level 99)
KEBENARAN YANG MENGECEWAKAN
Han Ji-woo mendarat di lantai karpet merah tribun VIP. Pecahan kaca berserakan di sekitar kakinya. Di tangannya, dia menggenggam Batu Bata Kemiskinan.
Di depannya, The Collector—alien kodok raksasa yang menguasai sektor ini—gemetar hebat di singgasananya.
"Jangan mendekat!" teriak Collector. "Aku punya uang! Aku bisa bayar!"
"Aku tidak butuh uangmu," kata Ji-woo dingin. Dia melangkah maju. "Aku butuh Golden Ticket itu. Serahkan."
Collector menangis. "Aku... aku tidak memilikinya! Itu hanya mitos marketing! Itu strategi klikbait untuk menaikkan rating acara!"
"Apa?" Ji-woo berhenti. Urat di dahinya berkedut. "Kau bilang... tidak ada hadiah untuk pelunasan utang?"
"T-tidak ada! Aku cuma event organizer! Aku bahkan belum bayar sewa gedung ini!"
Ji-woo merasa dunianya runtuh. Harapannya untuk bebas dari sistem terkutuk ini sirna karena penipuan iklan.
Kemarahannya memuncak.
PLAK!
Ji-woo memukul kepala The Collector dengan Batu Bata Kemiskinan.
Efek item itu aktif seketika.
WOOSH.
Tubuh raksasa The Collector... kempes.
Ternyata, alien kodok gemuk itu hanyalah kostum balon biosuit. Di dalamnya, keluar seekor alien kecil kurus kering—sebesar tikus got—yang memakai kancut putih.
"Ampun..." cicit alien tikus itu (The Collector asli). "Sebenarnya aku ini cuma intern (anak magang). Bos aslinya bukan makhluk biologis..."
Sebelum Ji-woo sempat bertanya, seluruh lampu di arena padam.
Kegelapan total.
Lalu, sebuah suara bergema. Bukan dari speaker, tapi langsung di dalam kepala semua orang. Suara itu dingin, sintetis, dan tanpa emosi.
[SISTEM PASAR GLOBAL: ONLINE]
[Mendeteksi Anomali Ekonomi: Han Ji-woo.]
[Analisis: Subjek adalah Virus Deflasi.]
[Tindakan: PEMUSNAHAN TOTAL.]
KETIKA SISTEM MENGKHIANATIMU
Layar hologram raksasa di tengah arena menyala merah darah. Sebuah wajah digital raksasa muncul. Itu adalah MAINFRAME MAMMON—Kecerdasan Buatan (AI) kuno yang mengendalikan ekonomi galaksi ini.
"Kau..." suara Mammon bergetar digital. "Keberadaanmu merusak nilai pasar. Kau membuat aset menjadi nol. Kau adalah musuh dari pertumbuhan ekonomi."
Ji-woo mendengus. "Oh, jadi kau Bos-nya? Komputer kalkulator?"
Tiba-tiba, Ji-woo merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.
ARGH!
Kotak sistem biru (Sistem Mutual Wealth) miliknya sendiri muncul di depan matanya, tapi warnanya berubah menjadi merah berkedip-kedip.
[PERINGATAN! PERETASAN EKSTERNAL!]
Mainframe Mammon mencoba melakukan Merger Paksa dengan Sistem Anda.
Status:
Kontrol Tubuh: 50% Diambil Alih.
Akses Inventaris: DIBLOKIR.
Saldo Anda: Sedang dimanipulasi...
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Ji-woo sambil memegangi kepalanya.
Tangan kanan Ji-woo bergerak sendiri, mencekik lehernya sendiri.
Otot-ototnya menegang melawan kehendaknya.
"Sistem Mutual Wealth adalah anak perusahaanku yang hilang," kata Mammon datar. "Sekarang, aku akan menggunakannya untuk 'Mengoreksi' dirimu. Mulai dari saldo."
TING!
[TRANSFER PAKSA DARI MAMMON]
Nominal: 999.999.999.999.999 Kredit.
Status: DITERIMA.
"TIDAAAAK!" Ji-woo menjerit.
Suntikan dana tak terbatas masuk ke dalam akunnya.
Bukan uang fisik, tapi data digital.
Seketika, tubuh Ji-woo menjadi lumpuh total. Otot dewanya menyusut menjadi otot bayi. Tulangnya terasa lunak. Dia jatuh terkapar di lantai VIP, tertimbun oleh kekayaan digital yang tak terhingga.
Dia menjadi Orang Terkaya di Alam Semesta, dan karenanya, menjadi makhluk Terlemah di Alam Semesta.
Mammon tertawa digital.
"Lihat dirimu. Terlalu kaya untuk bernapas. Sekarang, aku akan menghapusmu."
Lantai arena terbuka. Dari bawah sana, muncul ribuan Drones Likuidator—robot terbang kecil dengan laser pemotong daging. Mereka terbang menuju Ji-woo yang tak berdaya.
KONFLIK BATIN YUNA
Di sudut tribun VIP, Valerius dan Yuna bersembunyi di balik meja bar yang terbalik.
Ji-woo tergeletak lumpuh di tengah ruangan, sementara drone pembunuh semakin dekat.
"Tuan Han habis!" Valerius panik. "Dia kena Hyper-Inflation Attack. Sistemnya sendiri yang membunuhnya!"
"Kita harus tolong dia!" seru Yuna.
"Bagaimana caranya? Dia butuh kemiskinan! Tapi Mammon terus mentransfer uang ke akunnya setiap mikro-detik! Kita tidak bisa melawan AI dengan uang!"
Yuna melihat Ji-woo. Bosnya yang menyebalkan, yang selalu membuatnya susah, tapi juga yang selalu melindunginya.
Yuna melihat cek hologram 10 Triliun di tangannya. Harta yang dia impikan seumur hidup.
Lalu dia melihat sebuah panel kontrol server di dinding VIP. Itu adalah Terminal Transaksi Manual.
"Valerius," suara Yuna bergetar. "Apakah aku bisa membeli 'Utang' Tuan Han?"
"Apa maksudmu?"
"Jika Mammon memberinya uang... aku harus memberinya utang, kan? Supaya saldonya seimbang?"
Mata Valerius membelalak. "Teorinya benar! Tapi untuk melawan transfer Mammon yang triliunan itu, kau butuh dana yang sangat besar untuk membayar biaya administrasi 'Pembelian Utang'!"
Yuna menatap cek 10 Triliun di tangannya.
Air matanya menetes.
"Selamat tinggal, rumah mewah di Gangnam. Selamat tinggal, liburan ke Bali."
Yuna berlari menerobos tembakan laser drone menuju Terminal Transaksi.
"YUNA! AWAS!" teriak Ji-woo lemah.
Yuna melompat dan menempelkan cek hologramnya ke layar terminal.
"SISTEM! DENGAR PERINTAHKU!"
"AKU GUNAKAN SELURUH UANG INI... UNTUK MEMBELI SEMUA UTANG JUDI, UTANG NEGARA, DAN UTANG PINJOL DI SELURUH GALAXY!"
"LALU TRANSFER SEMUA BEBAN UTANG ITU KE AKUN HAN JI-WOO!"
Mammon terkejut. "Kalkulasi tidak logis! Kenapa manusia membuang aset?"
TING!
[TRANSAKSI RAKSASA BERHASIL]
Dana Yuna (10 Triliun) hangus sebagai biaya admin.
Paket Utang Galaxy (Senilai -1.000 Triliun) berhasil dibeli.
Penerima Beban: Han Ji-woo.
Di lantai, tubuh Ji-woo bercahaya.
Saldo positif 999 Triliun dari Mammon bertabrakan dengan Saldo Negatif 1.000 Triliun dari Yuna.
Matematika bekerja.
+999 Triliun dikurangi 1.000 Triliun \= MINUS 1 TRILIUN.
Ji-woo kembali miskin.
Ji-woo kembali defisit.
Ji-woo kembali KUAT.
NAGA SUKU BUNGA (INTEREST RATE DRAGON)
Ji-woo bangkit.
Ledakan aura hitam pekat menyapu seluruh tribun VIP, menghancurkan drone-drone itu menjadi debu logam.
Dia menatap layar wajah Mammon.
"Kau memberi uang," suara Ji-woo berat dan mengerikan. "Tapi asistenku memberiku tagihan."
"Dan kau tahu?" Ji-woo mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan baru yang lebih dahsyat dari sebelumnya. "Aku lebih suka ditagih daripada disawer."
Mammon marah. Wajah digitalnya berubah menjadi merah padam.
"Kalkulasi Gagal! Mengaktifkan Protokol Terakhir: MATERIALISASI EKONOMI!"
Seluruh stasiun luar angkasa bergetar.
Kabel-kabel, pipa besi, dan emas dari seluruh planet Bazar-X tercabut. Mereka melayang, menyatu, berputar di udara.
Di depan Ji-woo, material itu membentuk seekor Naga Raksasa yang terbuat dari emas, berlian, dan nota tagihan. Panjangnya 100 meter, melingkari arena.
Naga itu meraung. Suaranya adalah jeritan jutaan orang yang bangkrut.
[BOSS RAID: THE INTEREST RATE DRAGON]
HP: Tak Terhingga (Selama pasar masih buka).
"Manusia," suara Mammon keluar dari mulut naga itu. "Naga ini adalah manifestasi dari Bunga Berbunga. Setiap kali kau memukulnya, dia akan tumbuh 10% lebih besar. Kau tidak bisa mengalahkannya."
Ji-woo berdiri di depan naga itu. Dia kecil seperti semut.
Yuna dan Valerius berlindung di belakangnya. Yuna menangis karena dia sekarang miskin lagi (saldo 0).
"Jangan nangis, Yuna," kata Ji-woo tanpa menoleh. "Kau baru saja melakukan investasi terbaikmu."
"Investasi apa?!" isak Yuna. "Uangku habis!"
Ji-woo menyeringai, menatap naga raksasa itu.
"Kau baru saja berinvestasi pada Dewa Perang."
Ji-woo mengambil Batu Bata Kemiskinan dari sakunya.
Batu bata itu bereaksi dengan aura utang baru Ji-woo. Batu itu retak, lalu berubah bentuk. Cahaya hitam menyelimutinya.
Batu bata itu memanjang, menajam, dan berubah menjadi sebuah senjata baru.
Sebuah Palu Gadai Raksasa (The Great Pawnshop Hammer).
"Mammon," teriak Ji-woo sambil memanggul palu hitam itu. "Kau bilang naga ini tumbuh kalau dipukul?"
"Benar! Menyerahlah!"
"Kalau begitu," mata Ji-woo menyala merah. "Aku tidak akan memukulnya."
"Aku akan MELELANGNYA paksa, per bagian tubuh, dengan harga rongsokan!"
Ji-woo melompat tinggi ke arah kepala naga itu.
Pertarungan terakhir di Arc Luar Angkasa dimulai. Dan kali ini, tujuannya bukan untuk menang, tapi untuk membuat alam semesta mengalami Great Reset.