Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Cek Lab
Ruang baca yang tenang di Girasol Estate. Diego duduk di kursi kulitnya, membaca dokumen. Julia masuk dengan perlahan, mengenakan robe satin merah yang menonjolkan perutnya yang sangat membuncit.
"Diego, aku ingin bicara."
Diego segera menutup dokumennya, tatapannya melembut. Ia mengulurkan tangan ke arah Julia.
"Bicaralah, mi amor."
Julia duduk perlahan di sofa terdekat, menggenggam tangan Diego.
"Ini tentang Laura. Dia baru saja meneleponku, dia sangat tertekan. Pablo... dia terlalu keras pada Laura."
"Dia keras? Pablo hanya menerapkan perjanjian. Laura harus sadar bahwa hidupnya yang sekarang berbeda dari masa lalunya. Dia harus disiplin."
"Aku tahu, tapi ini bukan hanya soal disiplin. Pablo memaksanya mengambil kursus investasi saham, manajemen aset, dan bahasa Mandarin atau bahasa yang potensial di dunia bisnis. Diego, Laura bukan aku. Itu tidak sesuai dengan kemampuannya, dan itu membuatnya semakin tertekan. Jika Laura mentalnya jatuh, façade pernikahan itu akan rusak."
Diego merenung, mengakui poin praktis Julia. Kesehatan Laura penting untuk keberhasilan kontrak.
"Pablo beroperasi dengan satu tujuan: kontrol total dan menghilangkan jejak. Dia ingin Laura menjadi istri yang kredibel di mata publik, yang tidak hanya menghabiskan uang."
"Aku mengerti tujuan Pablo, tapi dia tidak perlu membuatnya menderita. Bisakah kita sedikit melonggarkan? Biarkan dia mengambil satu kursus yang ia sukai—mungkin seni atau desain dan satu yang Pablo inginkan. Atau biarkan aku mencarikan tutor yang lebih sabar untuk subjek-subjek sulit itu?"
Diego menghela napas, menyetujui kompromi untuk menenangkan istrinya yang sedang hamil.
"Baik. Aku akan membiarkanmu menangani kurikulumnya. Kau carikan tutor. Tapi Pablo tetap menjadi penentu akhir, dan dia tidak boleh merasa wewenangnya dilangkahi."
Ia menatap Julia dengan kasih sayang.
"Lakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk menenangkan adikmu, mi amor. Tapi pastikan Laura tahu bahwa setiap kelonggaran datang darimu, bukan karena dia membangkang Pablo."
****
Pagi hari di dapur suite mewah Madrid. Laura, masih mengenakan robe sutra yang dipakainya tadi malam, dengan wajah lesu, menyajikan sarapan untuk Pablo sebuah sandwich dengan telur mata sapi dan irisan alpukat, ditemani secangkir kopi.
Pablo duduk di meja, membaca sesuatu di tabletnya. Ia melirik sekilas piringnya, tanpa mengucapkan terima kasih. Ia menyesap kopi itu sebelum bicara.
"Apa pilihan kursusmu? Semalam kau tidak mengirimkan daftarnya."
Laura duduk di hadapannya, memainkan sendoknya di piringnya, tampak ragu. Ia hendak menjawab, tetapi Pablo memotongnya.
"Oya, tunggu. Aku akan ke Hungaria nanti siang. Ada sopir yang akan menjemputmu setelah sarapan untuk ke lab."
"Lab? Pemeriksaan apa?" Laura bingung, mengira itu pemeriksaan kesehatan rutin.
Pablo meletakkan tabletnya, menatap lurus ke mata Laura dengan pandangan yang dingin dan lugas.
"Kau meminta kebutuhan biologis dariku, bukan?"
Laura bersemu merah. Rasa malu dan pengkhianatan muncul karena Pablo membahas hal itu di pagi hari saat sarapan, di tengah kepergiannya.
"Tapi tidak sekarang... aku tak akan memaksamu jika kau tak mau. Aku tidak meminta itu sekarang."
Pablo menyandarkan tubuhnya di kursi, Ia mengabaikan ralat Laura dan menekankan bahwa ini adalah kewajibannya.
"Aku mau. Ingat, aku tidak merasa terpaksa ini adalah kewajibanku. Aku memastikan tidak ada risiko keamanan dari dalam atau luar dirimu."
"Lab itu untuk pemeriksaan kesehatan dan riwayat penyakit menular yang wajib bagi kedua belah pihak sebelum klausul biological needs itu diaktifkan. Soal aku, aku sehat. Aku mengecek setiap aku membutuhkan data kesehatanku, Aku tak munafik juga melakukan hubungan seks sebelum menikahimu dengan mantan kekasihku. Aku tidak mau mengambil risiko, Laura. Baik risiko kesehatan maupun risiko kepatuhan."
"Selesaikan sarapanmu. Sopir akan datang satu jam lagi. Setelah itu, kirimkan daftar kursus online yang kuminati, bukan daftar kue buatan sendiri."
Laura mengangguk kaku, tanpa mampu membantah. Bahkan dalam hal intim, kontrol Pablo tetap mutlak.
"Baik, Pablo."
Satu jam kemudian. Laura sudah bersiap dan menunggu di ruang tamu, mengenakan pakaian yang lebih rapi; blazer dan celana panjang untuk menjaga citra Nyonya Pablo Reyes.
Bel pintu berbunyi. Laura berjalan menuju pintu utama, ditemani oleh pengawal baru yang Pablo tunjuk. Pintu terbuka.
Di luar, berdiri dua sosok familiar yang membuatnya terkejut.
"Javier? Oscar? Kalian...?"
"Selamat pagi, Nyonya Pablo. Kami di sini untuk mengantar Anda ke laboratorium."
Laura merasakan perutnya melilit. Ini bukan lagi pengawalan biasa. Ini adalah pengawasan yang ditingkatkan. Pablo tidak hanya mengirim sopir; dia mengirimkan mata-mata terbaiknya yang sudah mengenal Laura dan seluruh kelemahannya. Kontrol Pablo atas dirinya nyata, bahkan saat ia berada di Hungaria.
****
Ruang pemeriksaan privat di sebuah laboratorium atau klinik di Madrid. Laura baru saja selesai menjalani pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan organ reproduksi, yang terasa sangat invasif. Ia kini sudah mengenakan pakaiannya kembali, duduk di hadapan dokter wanita.
Dokter wanita itu, ditemani seorang perawat, meletakkan folder di meja. Nada suaranya profesional, tetapi ada sedikit kehati-hatian.
"Baik, Nyonya Pablo Reyes. Hasilnya akan kami kirim melalui surel satu jam lagi, langsung kepada Tuan Pablo. Secara umum, organ reproduksi dan kesehatan Anda baik."
Dokter itu menjeda, mengamati reaksi Laura.
"Namun, kami menemukan beberapa jaringan parut lama. Fisik organ genital Anda, baik. Tapi sepertinya Anda pernah mengalami trauma fisik di bagian tersebut, mungkin akibat kekerasan atau insiden yang terjadi di masa lalu."
Laura terdiam, wajahnya kembali memucat. Ia tahu trauma itu berasal dari insiden di masa lalunya yang paling gelap. Pablo akan tahu. Dia tidak hanya tahu, dia akan mendapatkan bukti medis yang tercatat.
"Ya... itu sudah lama sekali."
"Kami hanya mencatat temuan ini untuk kelengkapan data Tuan Pablo. Ada lagi yang ingin ditanyakan?"
Laura menahan napas, wajahnya masih memerah karena malu, namun didorong oleh rasa cemas yang mendalam terhadap peran barunya. "Saya sering berganti pasangan sebelum menikah... apakah hal itu berpengaruh pada elastisitas daya cengkeram saat berhubungan dengan suami saya?"
"Nyonya Pablo, pertanyaan Anda sangat umum, Secara medis, istilah 'elastisitas' atau 'daya cengkeram' dinding vagina sebagian besar dipengaruhi oleh faktor genetika, usia, dan terutama riwayat persalinan. Berapa kali atau dengan berapa banyak pasangan Anda berhubungan tidak secara permanen memengaruhi kemampuan otot-otot dasar panggul Anda."
"Vagina adalah organ yang sangat elastis. Selama Anda belum pernah melahirkan, otot-otot Anda akan kembali ke bentuk dan fungsi dasarnya. Secara fisik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hal kemampuan organ Anda untuk berhubungan."
"Yang lebih penting dalam hubungan suami istri adalah kenyamanan psikologis, stimulasi, dan komunikasi. Saya sudah mencatat bahwa organ Anda sehat. Fokuslah untuk membangun kenyamanan dengan suami Anda, Nyonya Pablo. Bukan pada mitos-mitos yang tidak berdasar secara medis."
Laura mengangguk, sedikit lega dengan penjelasan klinis tersebut, namun ia tahu kenyamanan psikologis adalah hal terakhir yang akan ia dapatkan dari Pablo.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.