Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.
Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.
Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.
Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.
Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:
Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri
Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan
Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi
Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kemenangan pertama
Hujan masih turun, tapi suara pertempuran telah mereda.
Tubuh Sigma tergeletak di aspal, tak bergerak. Darahnya larut bersama air hujan, mengalir ke selokan kecil di pinggir jalan.
Iwan berdiri di atasnya, napas berat, dadanya naik turun. Tangan kanannya bergetar karena sisa adrenalin.
Kala mendekat,"aku sudah menyelesaikan tugas ku untuk menghabisi sigma".
terimakasih," jawab Iwan sambil tersenyum."
Divisi 1 dan Divisi 10 segera bergerak yang kondisi fisik nya masih merasa baik bantu rekan-rekan kita yang terluka," seru kala.
anggota Red Serpent segera bergerak membantu rekan-rekan nya yang terluka, tidak ada yang mati hanya beberapa anggota yang terluka parah akibat tembakan dan sayatan dari senjata tajam.
Iwan berlutut sebentar di samping tubuh Sigma. Ia menatap wajah lama itu tanpa emosi.
“Kau kuat tapi sayang nya kau memihak di sisih yang salah,” gumamnya pelan.
Ia bangkit, lalu berteriak: “bawa yang terluka menggunakan mobil jangan ada yang tertinggal Kita akan segera pulang ke markas!”
PERJALANAN KEMBALI..
Puluhan motor dan beberapa mobil bergerak beriringan menembus malam Kota X.
Lampu depan membelah hujan. Jalanan basah memantulkan cahaya.
Iwan mengendarai motor di barisan depan.
Kala berada sedikit di belakangnya.
Beberapa anggota Divisi 1 menoleh ke belakang, memastikan rekan mereka baik-baik saja.
Beberapa anggota lainnya yang berada di mobil mencoba memberikan pertolongan pertama ke teman nya yang terluka cukup parah.
Sesampainya di depan marka, Gerbang langsung terbuka lebar.
Begitu konvoi masuk, tim medis Red Serpent langsung bergerak.
Tandu dikeluarkan. Kotak P3K dibuka. Bau alkohol medis bercampur darah memenuhi udara.
“Yang luka berat langsung di bawa ke ruang medis utama!” “
Iwan turun dari motor, dengan langkah yang berat.
Cakra menyambut nya dengan tepuk tangan," jagoan kita seperti nya cukup kelelahan.
Iwan hanya membalas candaan Cakra dengan senyuman.
Ia baru melangkah masuk ke dalam markas saat suara yang dikenalnya memanggil.
“Iwan.”
Reno berdiri di ujung lorong utama.
Tomo dan Damar berdiri sedikit di belakangnya.
Iwan berhenti, lalu melangkah mendekat.
“Apa yang kau dapatkan malam ini,” kata Reno.
“Kami berhasil mengalahkan anggota black hound dan menghabisi sigma,” jawab Iwan.
Reno tersenyum saat mendengar kematian sigma. lalu mengangguk sekali. “Bagus dengan begitu alpha sudah kehilangan dua orang terbaiknya malam ini.
Lalu Reno menatap ke arah tandu-tandu yang lalu lalang. “cepat catat berapa anggota kita yang mati dan yang terluka parah.”
Ia menoleh ke Tomo. “Dan Pastikan semua yang terluka dirawat dengan baik.”
“Siap, Bos.”jawab tomo.
Iwan duduk di bangku besi. Seorang team medis membungkus lengannya.
Kala duduk di seberang ruangan, luka di bahunya sedang dijahit.
Beberapa anggota Divisi 1 dan 10 terlihat tidur terkapar karena kelelahan.
dan Yang lain terlihat sedang mengobrol satu sama lain.
Laras muncul di ambang pintu. Rambutnya diikat, dan jaketnya berlumur darah
Ia melihat Iwan.
Langkahnya terhenti sesaat, lalu ia mendekat.
“Aku dengar kau mengalahkan sigma,” katanya pelan.
Iwan tersenyum. “tentu saja aku adalah orang terkuat di organisasi ini setelah boss Reno,” jawab nya sambil bercanda.
Laras mendengus, lalu menepuk dadanya pelan. “Kau memang selalu percaya diri.”
Tatapan mereka bertemu sejenak sebuah ketegangan lama, ketertarikan tanpa janji, sisa dari malam pesta yang tak pernah mereka bicarakan lagi.
Iwan berdiri. “Oya dimana renata.”
Laras tersenyum kecil. “Renata sedang istirahat setelah di obati luka nya cukup parah.”
baiklah kalau begitu aku akan melihat nya besok semoga dia cepat sembuh dan kamu Laras sebaiknya kau juga istirahat kau pasti lelah," lalu Iwan melangkah keluar dari ruangan itu.
Di luar markas terlihat hujan perlahan mereda.
Reno berdiri sendirian di balkon atas, menatap Kota X yang masih basah sambil menyalakan rokoknya.
sementara itu di ruang medis perlahan lampu-lampu diredupkan.
Suara langkah yang tadi sibuk lalu lalang mulai menghilang, digantikan oleh keheningan yang diisi napas para anggota Red Serpent yang terbaring kelelahan.
Bau obat dan darah masih melekat di udara.
Satu per satu anggota divisi dibawa ke ruang istirahat:
Yang luka ringan tidur di ranjang lipat.
Yang patah tulang terbaring dengan bidai.
Dan yang hampir mati… hanya memejamkan mata, bersyukur masih bisa bernapas.
Lantai 2 markas tempat divisi 1 berkumpul
Iwan duduk di tepi ranjang, melihat perban di dadanya sebentar, memar ungu jelas terlihat bekas pukulan sigma.
Ia menghela napas panjang.
Selain boss Reno dan damar yang kemampuan bertarungnya berada di atasnya ternyata ada orang yang bertarung cukup imbang melawan nya.
setelah ini aku akan berlatih lebih keras lagi agar bisa melindungi Red Serpent," gumam nya
Beberapa anak buahnya sudah tertidur pulas, sebagian masih duduk bersandar di dinding,
dan sebagian lagi masih berada di luar sedang berkumpul dengan anggota divisi yang lain.
Iwan berbaring, menatap langit-langit.
Wajah alpha terlintas, apakah alpha lebih kuat dari sigma, tiba-tiba adrenalin nya memuncak karena ingin bertarung melawan alpha
(Iwan adalah pemuda yang masih berpikir bahwa kekuatan adalah segalanya dan karena kekuatan itu boss Reno berada di puncak)
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.
Iwan membuka mata sedikit saat seseorang berdiri di ambang pintu.
Laras.
Ia mengenakan kaus hitam dan jaket terbuka. dengan Rambutnya yang masih basah.
“Hei apakah kau belum tidur,” katanya pelan.
Iwan mengangguk.
Laras masuk, lalu duduk di kursi kecil di dekat ranjang.
“Hari ini kau terlihat sangat lelah,” katanya dengan nada setengah mengejek.
Iwan tersenyum tipis. “ada apa Laras tiba-tiba saja kau datang ke kamar ku,”
“Tidak ada apa-apa,” lanjut Laras. “
Iwan menoleh ke arahnya. “
Laras pun menatap matanya “
Ia berdiri, lalu mendekat, jarak mereka kini sangat dekat
“Kalau suatu hari kau butuh aku datang lah kepadaku…” katanya setengah bercanda,
Iwan mengangkat alis. “apa kau sedang menggoda.”
Laras hanya tersenyum manja.”
lalu dia mencium bibir Iwan dengan lembut," aku selalu teringat saat malam pesta itu.
beristirahat lah yang cukup kapten terkuat aku ingin berpesta dengan mu lagi setelah semua inj sudah selesai"ucap nya sebelum melangkah pergi.
RUANG ISTIRAHAT DIVISI 10
Kala duduk sendiri, membersihkan belati nya
sambil menatap papan kecil berisi catatan nama anggota Black Hound yang ditangkap.
lalu dia bangkit dan berjalan menuju pintu balkon atas.
Reno masih berdiri di sana.
Kala berdiri dua langkah di belakangnya. “kenapa kau belum beristirahat boss.
Reno menoleh ke arah kala. “aku sedang memikirkan bagaiman cara menangkap alpha.”
“Beristirahat lah dulu bos kesehatan mu prioritas kami , besok kita pikirkan bersama bagaimana caranya," ucap Kala.
Reno mematikan rokoknya. “Baiklah Besok kau kumpulkan semua kapten kecuali Renata karena dia sedang terluka kita susun rencana bersama.”
baik bos,"jawab kala
Lalu Reno melangkah pergi meninggalkan kala sendiri di balkon atas"
perang akan memasuki babak baru karena tidak semudah itu mengalahkan alpha dia adalah mantan orang kepercayaan Reno yang tau persis struktur organisasi yang Reno pimpin dan tau seberapa kuat The Red Serpent.