Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Waspada
Aku melipir ke sebuah kedai kopi yang terletak tidak jauh dari tokonya Mas Roni, tentu saja sambil memesan segelas kopi dingin untuk mendinginkan pikiranku yang sempat kusut tadi.
Aku sama sekali tidak menyangka kalau Mas Roni membohongiku, Aku tidak tahu apakah ada kebohongan-kebohongan yang lain, untung saja aku berinisiatif untuk menyusulnya ke toko sore ini, jadi aku tahu kalau Mas Roni sedang membohongiku, coba saja kalau aku masih ada di rumah sampai sekarang, pastinya aku akan terus jadi korban kebohongan Mas Roni.
Aku menyeruput kopi yang sudah disajikan oleh pelayan kedai kopi ini, sambil memperhatikan Toko Mas Roni yang masih bisa kulihat jelas dari sini, Toko Mas Roni lumayan ramai, ada saja orang yang keluar masuk toko meskipun hanya sekedar tanya-tanya.
Otakku terus berpikir, ke mana sebenarnya perginya Mas Roni? Kenapa dia bilang padaku kalau dia pulang jam 09.00 malam, karena tokonya juga tutup jam 09.00 malam, Kenapa Mas Roni tidak jujur padaku?
Sebenarnya apa sih yang disembunyikan dariku, selama ini sikapnya begitu lembut dan baik padaku.
Akhirnya aku memutuskan untuk kembali pulang ke rumah, karena hari pun sudah menjelang magrib, paling tidak di rumah nanti aku bisa berpikir lagi, apalagi aku bisa bertanya pada tetangga yang mungkin saja tahu tentang Mas Roni.
Akhirnya aku kembali mengambil ponselku yang ada di dalam tas dan langsung memesan ojek online, ya aku harus pulang ke rumah sekarang juga.
Aku langsung menyeruput kopi dingin di dalam gelas hingga habis, ketika ojek online yang aku pesan sudah datang, dan tanpa menunggu lama aku pun segera naik ke atas ojek itu.
Sekitar setengah jam, akhirnya aku sampai juga di rumah, suasana sudah terlihat gelap, sudah lewat Magrib, dan matahari pun sudah benar-benar tenggelam, kegelapan mulai menyelimuti bumi.
Tidak jauh dari rumah Mas Roni, Aku melihat beberapa orang remaja baru pulang, sepertinya mereka habis main bola di lapangan, terlihat dari pakaian mereka dan wajah mereka yang penuh keringat, dan salah satu diantara mereka menenteng sebuah bola, di antara remaja itu aku melihat Jojo, tidak mau kehilangan kesempatan aku langsung bergegas menghampiri mereka.
"Jojo!”
Panggilku sambil Melambaikan tanganku ke arah Jojo, anak-anak remaja itu menoleh serentak ke arahku, dan dengan ragu-ragu Jojo pun datang mendekatiku, sementara teman-teman yang lain terus berjalan pulang.
"Ada apa lagi tante?" Tanya Jojo sambil menggaruk kepalanya yang basah oleh keringat.
“Kamu pasti capek ya habis main bola, yuk kita minum es di warungnya Bu Nuri, kamu pasti haus kan?" ajakku yang kemudian langsung berjalan mendahuluinya, Jojo pun mengikutiku di belakang, sepertinya Dia benar-benar haus.
Aku memesan dua buah jus jeruk di warung Bu Nuri, Kemudian kami pun duduk di salah satu bangku yang ada di warung itu, karena habis magrib suasana di warung Bu Nuri pun tidak terlalu ramai, bahkan terlihat sepi.
Jojo langsung menyeruput jus jeruknya itu hingga hampir habis, sepertinya anak remaja itu benar-benar haus sehabis main bola.
"Jojo, kamu mau bantu Tante tidak?“ Tanyaku setelah Jojo kelihatan lebih rileks denganku.
“Tante mau tanya apa? Pasti soal Om Roni ya?" tebak Jojo.
"Iya Jo, tante memang mau tanya soal om Roni, Jojo mau kan bantu Tante untuk jawab pertanyaan tante soal om Roni?“ Tanyaku lembut sambil menatap ke arahnya.
Beberapa saat lamanya Jojo nampak terdiam, anak remaja itu seperti bingung memberikan jawaban padaku, terlihat dari gestur tubuhnya yang nampak gelisah.
“Kamu tidak usah kuatir Jo, Apa yang kamu katakan pada tante, tante janji tidak akan bilang kok ke Om Roni, tapi Tante benar-benar butuh bantuanmu!“ lanjutku karena melihat Jojo Yang sepertinya enggan untuk menjawab pertanyaanku.
“Maaf tante, om Roni itu baik sama aku, sudah banyak bantu keluargaku juga, jadi.. “ Jojo menghentikan ucapannya.
"Ya ya Tante mengerti, Om Roni memang baik, tapi kan Tante juga baik sama Jojo, Kalau Jojo baik, Jojo pasti akan memberitahukan kebenaran kan? Orang baik itu tidak akan menutup-nutupi sesuatu!“ ucapku sambil memegang kedua bahu Jojo dengan kedua tanganku, untuk meyakinkan anak itu kalau aku memang bisa dipercaya dan dia tidak perlu takut.
“Tapi Tante janji ya, jangan bilang-bilang lagi sama Om Roni!" Sahut Jojo akhirnya, aku tersenyum sambil menganggukkan kepalaku untuk meyakinkan dia kalau aku memang benar-benar bisa dipercaya.
“Jo, Tolong jawab Tante dengan jujur ya, sebelum Tante datang ke rumah Om Roni dan menjadi istrinya, Apakah pernah ada orang lain yang datang ke rumah Om Roni?“ Tanyaku sambil menatap manik matanya, mencari kejujuran di sana.
“Benar tante, Om Roni memang sering bawa temannya ke rumahnya!” jawab Jojo.
"Teman? Teman laki-laki atau perempuan?” Tanyaku lagi.
"Teman perempuan tante, ada sih beberapa kali, tetangga-tetangga juga pada tahu kok, temannya Om Roni itu cantik!“ jawab Jojo polos.
Sepertinya anak remaja itu sudah mulai percaya padaku, dia membuka rahasia Mas Roni. Yang selama ini selalu ditutupinya.
“Jo, kalau adiknya Om Roni pernah datang tidak? Atau menginap gitu? Kamu tahu kan adiknya Om Roni yang namanya Om Edi?" Tanyaku mulai menyelidik.
“Oh Om Edi, Dia juga kadang suka datang tante, pernah sekali dia datang sama istrinya, tapi dia tidak pernah menginap!“ jawab Jojo.
Aku manggut-manggut mendengar jawaban dari anak remaja di hadapanku ini, mengenai Edi adiknya Mas Roni, Mas Roni juga berbohong padaku, dia bilang kalau Edi dan istrinya suka menginap di rumahnya dan bahkan pakaian perempuan itu, Mas Roni bilang punya istrinya Edi, dari awal perasaanku juga sudah tidak enak, tapi aku terlalu percaya dengan kemanisan dan kebaikan sikapnya Mas Roni padaku.
“Tante sudah dulu ya, aku takut nanti mama cariin aku!“ kata Jojo tiba-tiba sambil melihat ke arah jam dinding yang ada di warung Bu Nuri, sementara Bu Nuri nampak siap-siap untuk menutup warungnya karena memang hari sudah menjelang malam.
"Iya Jojo, kamu Cepat pulang deh, pokoknya Jojo janji ya jangan bilang sama siapa-siapa kalau Tante tanya-tanya Jojo, pokoknya Tante akan kasih hadiah buat Jojo deh karena sudah jujur sama Tante!" kataku sambil memegang bahunya lagi,
Jojo menganggukan kepalanya.
Setelah itu dia cepat-cepat melangkah pulang menuju ke rumahnya, aku pun pamit pada Bu Nuri yang juga mau tutup warung, Aku takut Mas Roni akan tiba terlebih dahulu sebelum aku sampai rumah, apalagi waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, tak terasa juga Aku mengobrol dengan Jojo di sini.
Aku kemudian melangkah cepat dan masuk ke dalam rumah, kuhempaskan tubuhku yang lelah ini di sofa ruang tamu, berbagai macam pikiran berkecamuk di kepalaku, Aku tidak menyangka Mas Roni seperti memiliki kepribadian ganda, tapi aku tidak boleh gegabah, aku harus hati-hati, aku harus bersandiwara di depan Mas Roni, seolah-olah aku tidak tahu apapun, kalau aku langsung menuntut Mas Roni saat ini juga, aku yang akan dirugikan karena aku baru menikah dengannya dan aku tidak mendapatkan apa-apa.
Bersambung ….