Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Keduanya melepaskan ciuman hangat itu, Bima menatap teduh wajah cantik istrinya pun sebaliknya Arshilla menatap Bima dengan tatapan sayu.
"Kamu udah sembuh?" tanya Bima dengan suara serak.
"Udah," jawabnya lirih
Bima tersenyum miring ia melihat layar ponsel dan masih ada waktu tiga puluh menit lagi kelas dimulai.
Bima mengangkat dress Arshilla dan menurunkan segitiga itu
"Jangan! Ini di kampus, Bim!" tolaknya
"Dosa loh kamu nolak ajakan suami,"
"Nanti aja di rumah. Hari ini cuma satu pelajaran doang,"
"Ya udah tapi aku mau ini ya!" ucapnya sambil memegangi buah kenyal itu. Arshilla mengangguk lalu Bima segera menuntaskan keinginannya.
Lima belas menit keduanya keluar dari toilet wanita dan Kirana tersenyum lega melihat Arshilla yang seperti sudah baik-baik saja. Ia pun menghampiri mereka berdua
"Ice!" panggilnya
"Ra, maafin gue ya. Gara-gara gue, jadi ngawasin di sini," ucap Arshilla
"Ah santai aja! Ayok masuk ke kelas, sebentar lagi masuk nih!" ajaknya. Mereka bertiga pun berjalan bersama menuju kelas.
Sampai di kelas Mona senyum Mona mengembang namun sedetik kemudian ia merasa kesal karena Bima merangkul pinggang seorang wanita. Bima berdiri di depan kelas dan masih merangkul pinggang Arshilla.
"Perhatian semuanya!" ucap Bima dengan suara lantang.
Mereka pun berpusat pada Bima dan Arshilla
"Gue mau buat pengumuman!"
"Lo mau nikah kan?" tanya Aris
Bima menyeringai "Gue dan Arshilla udah menikah semalam!" serunya
Dan Boom kelas menjadi heboh, Arshilla pun terkejut bukan ini yang tadi mereka sepakati
"Kamu kok ngomongnya gitu? Tadi nggak gini loh!" ucap Arshilla
"Biar nggak ada yang gangguin hubungan kita," ucap Bima lalu meraih tangan Arshilla dan menciumnya.
"Serius lo Bim?" tanya Melati.
Bima membuka tas nya dan mengeluarkan dua buah buku
"Ini buku nikah gue dan Arshilla!" ucapnya
"Wah tega lo nggak ngundang kita!" seru Nayla
"Eits tenang. Kita baru akad dan pesta pernikahan kita akan diadakan Minggu depan! Kalian harus hadir pokoknya!"
Suasana menjadi riuh "Yeyy pesta!" seru Melati.
Disaat yang lain sedang ikut bahagia berbeda dengan Mona yang nampak geram dengan pengakuan Bima
"Seharusnya gue yang jadi istri Bima, bukan wanita sialan itu!" ucapnya dalam hati.
Tempat duduk Bima dan ketiga sahabatnya pun pindah di samping Arshilla.
"Kalian kok duduk di sini?" tanya Arshilla
"Aku nggak mau jauh-jauh dari bini!" ucap Bima.
Arshilla mendengus kesal "Dasar!"
Kirana terkekeh geli, Adi pun memilih duduk di samping Kirana.
"Aku juga nggak mau jauh-jauh dari kamu," ucap Adi
Kirana tersenyum manis "Kamu malah ikut-ikutan Bima,"
"Ya dehhh yang satu suami istri dan satunya sepasang kekasih. Terus gue sama David gimana?" ucap Riyan
"Pacaran sono sama David," ucap Arshilla
"Dih! Gila lo ya!" dengus Riyan.
Bima tertawa lebar melihat wajah Riyan yang kesal.
"Lo paling enak dah dijailin sama bini gue!" ucap Bima
Riyan mendengus kesal "Sialan lo berdua! Awas aja lo berdua ya!"
*******
Bima semakin tak sabaran melepas dress Arshilla, bahkan Arshilla sempat meminta agar pelan-pelan saja.
"Bima, pelan-pelan aja,"
"Aku nggak tahan, sayang,"
Bima menciumi leher Arshilla dengan penuh nafsu. Ia mendorong tubuh Arshilla ke ranjang hingga jatuh terlentang
"Sempurna!" ucap Bima sambil melihat tubuh polos istrinya.
Bima mengungkung Arshilla setelah melepaskan pakaiannya dan kembali mencium Arshilla dengan lembut.
"Ahh Bimaa!"
Dan terjadilah pergulatan panas itu.
"Rosa, di mana Arshi?" tanya Tama
"Di kamarnya. Ada apa?" tanya Rosa balik
"Oh ya sudah,"
"Ada apa memangnya?" tanya Rosa
Tama berdehem lalu meraih tangan Rosa "Rosa, aku mau kita kembali seperti dulu," ucap Tama
Rosa diam tak bisa menjawab ungkapan pria di depannya
"Maksudnya menikah kembali?" tanya Rosa setelah beberapa menit terdiam
Tama mengangguk, "Arshi udah menerimaku kembali, dan mungkin saja Arshi mau memperbolehkan kita menikah lagi,"
"Aku,, aku,," ucap Rosa gagap
Tama mencium punggung tangan Rosa "Kamu nggak perlu menjawabnya sekarang, fikirkan dulu ya!"
"Bimaaa aahhh!"
Arshilla mendesah panjang setelah beberapa kali pelepasan, Bima memeluk tubuh Arshilla dari belakang lalu mencium punggung yang terbuka itu.
"Lelah, Bim," ucap Arshilla
"Tidurlah!"
Arshilla memejamkan matanya sementara Bima pergi ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi ia tersenyum manis di depan cermin
"Semoga Arshilla cepat hamil jadi jika aku prediksi dokter itu tepat aku akan melihat anakku dulu dan pergi untuk selama-lamanya." gumamnya.
Setelah mandi Bima menyusul Arshilla yang ternyata sudah tertidur pulas. Ia menaiki ranjangnya lalu berbaring di samping sang istri.
Sore hari Kirana berniat ke rumah Arshilla menggunakan sepeda motornya. Namun suara sang Ibu menghentikannya
"Kamu mau kemana?" tanya sang Ibu
"Aku mau ke rumah sahabatku Bu,"
"Apa ibu boleh ikut? Ibu kebetulan mau beli bubuk pengembang kue," ucap Ibu Kirana
Kirana berfikir bagaimana caranya menolak sang Ibu, jika ibunya ikut ke rumah Arshilla otomatis ia akan bertemu dengan Tante Rosa
"Nanti aku beliin aja deh Bu, soalnya aku mau lama di sana. Ada kerja kelompok," kilahnya
Ibu Kirana menghela nafasnya "Ya sudah kalau begitu. Ibu titip aja, dan pulangnya jangan sampai malam ya!" ucapnya
"Baik Bu!"
Kirana mulai meninggalkan rumahnya dan ia bernafas lega. Sebenernya ia tak tega menolak permintaan sang ibu namun dirinya menjaga agar Tante Rosa tak ingat lagi dengan kejadian itu.
Arshilla menggeliat dan tubuhnya terasa sakit semua, ia membalikkan badannya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya. Ia mengusap dada bidang Bima dengan lembut.
"Bima, udah sore nih. Bangun yuk!" ucap Arshilla.
Bima menggeliat lalu menarik tangan Arshilla untuk ia cium "Iya sayang, sebentar lagi," ucap Bima
Arshilla menyandarkan kepalanya pada dada bidang Bima "Sayang, aku mau beli ice cream," pintanya
"Iya sayang sebentar lagi, kamu mandi dulu," ucap Bima
Arshilla mencium leher dan dada bidang Bima dengan lembut, baru saja Arshilla hendak bangun ia kembali di tarik oleh Bima hingga membuatnya jatuh tepat di atas tubuh Bima
"Kamu harus tanggung jawab, sayang!" ucap Bima
"Tanggung jawab apa?" tanyanya polos
Bima membuka matanya lalu menatap Arshilla "Tanggung jawab karena udah bangunin Bima kecil,"
"Maksudnya?" tanya Arshilla
Bima menyibak selimut yang menutupi tubuh polos keduanya, Arshilla terbelalak melihat itu.
"Dasar mesum!" teriaknya
Bima terkekeh geli melihat ekspresi wajah Arshilla.
"Lagian suruh siapa kamu cium dada aku,"
"Awas ah!" ucapnya
Bima mencekal pergelangan Arshilla dan mengungkungnya "Kamu harus tanggung jawab sayang!"
"Bima nanti aja, ahh!"
Bima tak melepaskan kesempatan itu.