NovelToon NovelToon
Rahasia Bos Muda

Rahasia Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: elinazy

Naya terjebak ke dalam situasi yang rumit bersama dengan bos muda yakni Gavin. Mereka difitnah telah melakukan perbuatan zina hingga membuatnya harus berusaha keras membuktikan kebenaran yang sebenarnya. Apalagi mereka berdua tidak saling mencintai dan enggan menikah karena paksaan. Perjuangan kedua nya menjadi lebih sulit akibat karakter yang berbeda 180 derajat.
Akankah mereka berhasil keluar dari masalah tersebut atau justru harus pasrah menerima pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lemari tua (2)

"Permisi pak bu, saya mau numpang tanya" Ujar Anto membuka kaca pintu mobil.

"Oh iya silahkan" Jawab Pak Ihsan.

Anto menatap ke arah perempuan yang tubuh nya penuh dengan luka setengah kering. Ia bergidik ngeri karena kalau dilihat lihat seperti hantu saja.

"Rumah nya bu Nilam dimana ya? "

Pak Ihsan langsung menggandeng bu Ussy tanpa menjawab pertanyaan. Raut wajah nya berubah masam ketika mendengar nama bu Nilam.

"Tuh orang hantu apa manusia sih kok serem gitu" Gumam Anto yang langsung dihampiri oleh warga lain.

"Ada apa pak? Jangan bicara sama mereka nanti kena kutukan" Ujar seorang perempuan paruh baya.

"Itu yang perempuan kenapa seram gitu bu? " Pikiran Anto malah teralihkan oleh kondisi tubuh bu Ussy.

"Katanya sih kena kutukan dari leluhur nya, saya gak tahu cerita detail nya. Oh ya, bapak ini mau kemana? "

"Aduh saya jadi lupa tujuan awal kesini gara gara fokus sama perempuan seram tadi. Saya mau ke rumah nya bu Nilam, sudah dekat dari sini kan bu? " Anto menepuk jidat karena merasa konyol.

"Lurus aja terus nanti ada rumah kayu yang sederhana nah itu rumah nya"

Anto menundukkan kepala tanda terima kasih lalu segera mengikuti arahan. Saat di depan rumah yang dituju, tiga orang duduk di depan dengan koper.

"Ini rumah Bu Nilam ya? " Ujar Anto tersenyum mengulurkan tangan untuk berjabat.

"Iya benar, kamu orang yang disuruh Naya untuk menjemput kami? "" Balas bu Nilam menerima uluran tangan Anto.

Anto mengangguk lalu menaikkan semua koper ke dalam bagasi. Ia menjalankan mobil tanpa berlama lama karena takut kemalaman.

"Suasana nya enak ya bu, sejuk masih asri. Saya kalau lihat rumah bu Nilam jadi keingat sama rumah saya dulu hehe" Ujar Anto mengawali obrolan agar tidak merasa canggung.

"Ya beginilah enak nya tinggal di desa, tapi tetap ada hal yang gak enak seperti omongan tetangga hehe" Balas bu Nilam tertawa kecil.

Zidan yang duduk di samping Anto hanya diam saja. Ia menikmati perjalanan sambil mendengarkan musik di headset.

Drtt... drtt..

"Halo bu Naya, ini saya sudah hampir sampai" Anto mengangkat telepon dari Naya.

"......... "

"Siap bu, tenang saja nanti saya mampir ke restoran"

Pikiran Zidan teralihkan saat mendengar adik nya dipanggil dengan sebutan Bu Naya.

"Naya itu cuman asisten pribadi nya Gavin kan pak? Kenapa manggil dia seperti bos saja" Tanya Gavin heran.

"Dia bos saya juga mas Zidan" Balas Anto singkat. Ia sedikit tidak nyaman dengan ekspresi bingung yang ditunjukkan oleh Zidan.

Anto membawa mereka makan di restoran terlebih dahulu sebelum sampai ke rumah sesuai dengan perintah Naya. Saat memasuki area rumah, Naya, Gavin serta bi Lastri sudah berada di depan rumah untuk menyambut kedatangan bu Nilam, Zidan dan Mila.

"Selamat datang di rumah bos muda" Ujar Naya melebarkan tangan bersiap menerima pelukan sang ibu.

"Semoga betah ya bu tinggal disini" Gavin melemparkan senyum hangat kepada bu Nilam yang dianggap seperti ibunya sendiri.

"Terimakasih Nak Gavin sudah mau memberi tumpangan untuk kami tinggal sementara" Balas bu Nilam yang mengira akan berada di kota selama beberapa hari saja.

***

"Bi Lastri, aku minta tolong untuk urusin ibu ya" Ujar Naya bersiap pergi.

"Mau kemana baru jam tujuh udah pergi aja, restoran kan belum buka" Balas bi Lastri sinis.

"Ada urusan penting, tolong bilang ijin ke Gavin karena dia masih tidur"

Naya bergegas masuk ke dalam mobil bersama Anto yang setiap hari mengantarkan nya pulang pergi dari restoran. Ia tidak sabar membuka lemari tua yang masih menjadi sebuah rahasia. Saat mau melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan, Lukman menghentikan sejenak.

"Maaf bu Naya, ini ada titipan dari tukang kunci" Lukman menyodorkan sebuah kotak yang dibalut plastik.

"Pak Lukman buka isinya gak? " Naya khawatir kalau ada orang yang tahu hingga curiga dengan niat nya.

"Tentu tidak bu Naya, saya gak berani selancang itu"

Naya mengangguk lalu beranjak meninggalkan Lukman yang masih berdiri di depan pintu. Ia membuka kunci yang ada di dalam kotak itu lalu memasukkan ke lubang kunci hingga lemari tua itu bisa terbuka.

Krreet.. krett..

Suara lemari itu membuat telinga tidak nyaman. Akibat sudah lama tidak pernah terbuka, jadi sedikit sulit untuk membuka nya. Hingga setelah pintu lemari berhasil dibuka, Naya tersenyum penuh kepuasan karena berhasil melihat isi yang dianggap nya sebuah rahasia Gavin. Ada lima tingkat lemari yang masing masing terisi penuh oleh barang barang.

"Foto apa ini? " Naya mengambil sebuah bingkai foto yang berada di tingkat ketiga lemari itu. Sebuah foto perempuan berambut panjang dengan senyuman cantik membuat Naya merasa cemburu. Ia membalik bingkai itu berharap ada sebuah tulisan petunjuk namun tidak ada.

"Siapa perempuan ini? " Gumam Naya penuh tanda tanya.

Tok.. tok.. tok..

Suara orang mengetuk pintu membuat Naya terpaksa mengunci lemari tua itu lalu menutupi nya dengan kain hitam lagi. Ia tetap memegang sebuah bingkai yang diletakkan di meja nya.

"Kenapa Yola? " Tanya Naya saat membuka pintu.

"Maaf bu Naya bisa keluar sebentar gak? Ada orang yang mau bertemu" Balas Yola menundukkan kepala. Ia masih merasa tidak enak dengan kejadian waktu itu hingga rasa canggung menguasai dirinya.

Naya mengangguk mengikuti Yola dari belakang. Hingga seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi itu berdiri menundukkan tubuh tanda salam hangat.

"Silahkan duduk lagi nek, gak perlu repot begitu" Naya membantu nenek tua itu untuk duduk.

"Saya Asih" Ujar Nek Asih melemparkan senyum di wajah keriput nya.

"Oh iya nek Asih, nama saya Naya" Naya membalas ucapan perkenalan dari nek Asih. Ia bingung harus memulai perkataan dari mana karena jarang menghadapi seorang nenek.

"Kamu yang menjadi pemilik restoran ini sekarang? " Tanya nek Asih.

"Iya nek tapi saya gak terlalu suka kalau disebut sebagai pemilik restoran. Saya cuman sebagai seorang asisten pribadi nya bos muda yang disuruh mengelola restoran ini"

Nek Asih tertawa kecil mendengar perkataan Naya yang polos. Ia senang karena restoran ini dikelola oleh orang yang tepat.

"Yasudah, saya permisi dulu"

Naya membantu nek Asih berdiri dan menggandeng nya sampai ke depan restoran. Seorang pria yang sepertinya bodyguard menuntun nek Asih memasuki sebuah mobil mewah.

"Ternyata dia orang kaya" Gumam Naya takjub melihat penampilan sederhana dari nek Asih yang ternyata hidup dengan bergelimang harta.

Naya heran dengan kedatangan nek Asih yang secara tiba tiba menanyakan soal dirinya yang menjadi pemilik restoran ini, tapi setelah nya langsung pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

"Nek Asih itu siapa Yola? " Tanya Naya kepada Yola yang berdiri di samping nya.

1
∆ri/ᐠ。_。ᐟ\
Pas baca endingnya, kerasa kayak kehilangan teman baik. Pokoknya cinta banget sama cerita ini!
elinazy: makasih banget udah baca, ditunggu kelanjutan nya ya luv❤
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Kebayang terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!