Di nikahi, Tapi tidak di sentuh sama sekali. Terdengar aneh memang. Tapi itulah yang di alami oleh Arumi Aini Wulandari, Karena sebuah saham Arumi harus menikah dengan pria matang pilihan ayahnya.
Damian Pangestu, Pria yang sempat Arumi kagumi dulunya. Arumi mengira menikah dengan pria itu ia akan hidup bahagia. Namun nyatanya tidak sama sekali. Arumi harus menelan pil pahit ketika pria yang berstatus suaminya enggan menyentuhnya sama sekali.
Justru sebaliknya, Damian lebih menghabiskan malam bersama wanita lain di bandingkan bersama istrinya. Bahkan pria itu kerap kali sering melakukan kekerasan terhadap Arumi sendiri.
Bahagia?
Tentu saja tidak! Tidak ada kebahagiaan sama sekali. Namun siapa Sangka di titik terendahnya, Seorang pria asing datang membuat hidup wanita tersebut berwarna.
•••••
"Maaf apabila aku lebih nyaman bersama pria lain. Karena kau tidak pernah memberikan kenyamanan itu sendiri " Arumi Aini Wulandari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan Atau Jebakan?
"Ada apa mas? " Terkejut, itulah yang di rasakan Arumi saat ini. Tumben sekali pria itu masuk ke kamarnya mengetuk pintu terlebih dahulu. Biasanya juga langsung masuk dan marah-marah. Tidak itu saja, Damian juga sering melakukan kekerasan terhadapnya.
"Ini, Ini adalah gaun.. Sekarang kau segera bersiap karena aku ingin mengajakmu pergi ke pesta pertunangan temanku.." Arumi menerima sebuah bingkisan tersebut. Setelah mengucapkan itu Damian pergi begitu saja.
"Tumben bicarakan gak pakek urat.. Biasanya marah-marah sampai matanya mau lepas dari tempatnya..." Gumam Arumi bingung sendiri dengan sikap Damian malam ini. Arumi melihat ke arah jam dinding.
Waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam. Itu artinya masih sore, Dan waktu pergi ke pesta masih ada. Arumi membuka bingkisan yang di berikan Damian tadi.
Mata wanita itu membola dengan mulut terbuka. Sebuah dress berwarna putih dengan lengan terbuka, Serta sebuah pita terikat rapi di bagian pinggang.
"Serius mas Damian yang ngasih ini? " Benak Arumi bertanya-tanya.
Senang?
Tentu saja Arumi senang, Tapi kesenangan wanita itu hanya sebentar. Pasti Damian memberikan semua ini karena ada maunya. Ia sudah hafal dengan tabiat pria itu. Jika mendadak Damian berbaik hati berarti ada yang patut di curigai.
Tak ingin ambil pusing, Arumi segera bersiap. Wanita itu mengenakan gaun yang sudah Damian siapkan. Arumi juga telah memoles wajahnya tipis-tipis. Karena Damian mengatakan hendak pergi ke pesta, Tentu saja harus ada sedikit aksesori untuk hiasannya.
Beruntung akhir-akhir ini Damian jarang memukulnya lagi.. Jadi bisa lebih tenang saat berhias seperti ini.
Cukup singkat Arumi bersiap, Tidak sampai lima belas benit, Arumi telah selesai. Wanita itu memakai high-heels senada dengan warna gaun yang ia pakai.
Sebuah tas branded Arumi kenakan. Sebuah tas pemberian Brian tempo hari yang lalu. Arumi keluar dari dalam kamarnya dan menuruni tangga dengan sangat hati-hati.
Di bawah sana sudah ada Damian yang duduk di sofa mungkin menunggunya. Pria itu juga tampak sangat sibuk dengan benda pipih canggih miliknya.
"Ayo mas.. Aku sudah siap kok.." Mendengar nama itu, Damian medongak. Sejenak Damian terpaku dan seakan terpana melihat penampilan Arumi yang begitu memukau malam ini.
Damian tidak berkedip sama sekali. Sungguh pemandangan didepannya ini sangat sayang apabila di lewatkan.
Di tatap seperti itu jelas Arumi merasa tidak enak dan salah tingkah. Terlebih sebenarnya Arumi merasa kurang nyaman dengan pakaian yang ia kenakan ini. Bukan karena mewah atau tidaknya, Tapi karena lengannya yang terlalu terbuka. Bahkan ada kain yang sedikit menerawang sehingga memperlihatkan area perutnya.
Arumi memang belum berhijab dan belum mampu menutup aurat dengan baik layaknya sang bunda. Tapi walaupun dengan begitu, Arumi tetap berpakaian dengan pakaian yang sopan.
"Mas..
"Ah iya..Ayo kita berangkat sekarang.."Wanita itu mengangguk dan mengikuti langkah sang suami dari belakang.
Selama dalam perjalanan, Tidak ada yang keduanya bicarakan. Seperti biasa Damian dan Arumi saling diam. Memang apa yang ingin di bicarakan?
Namun tanpa Arumi sadari, Jika sejak tadi diam-diam Damian melirik Istrinya tersebut. Masih tidak di sangka, Ternyata Arumi memang sangat cantik dan Damian baru menyadari semua itu.
Arumi yang malas berdandan atau memang mata Damian yang buta. Yang jelas Damian merasa ada yang berbeda..
.
.
.
Damian mengajak Arumi masuk ke salah satu hotel ternama di kota itu. Dan memang benar di dalam hotel tersebut memang sedang di adakan pesta yang begitu megah dan mewah.
Damian menggandeng tangan Arumi dengan mesra. Hal yang biasa Arumi rasakan sedang ada acara seperti ini. Jika hari-hari biasa mana mau Damian memperlakukannya dengan mesra seperti itu.
"Hay Damian.. " Damian tersenyum ketika salah seorang temannya datang untuk menyapa. Keduanya berjabat tangan dan saling berpelukan singkat.
"Aku kira kau tidak akan datang.. Mengingat kau bukanlah seorang dosen lagi.." Ucap pria seumuran Damian bernama Veer itu. Pria itu diam-diam melirik Arumi yang hanya diam saja.
"Dam.. Dia.." Damian menoleh ke arah sang istri dan tersenyum bangga.
" Ah iya..Kenalkan.. Dia Arumi istriku..Dan Sayang dia Veer teman kuliahku dulu.." Veer mengulurkan tangannya yang hanya di sambut singkat oleh Arumi.
"Waou.. Istrimu sangat cantik sekali.." Dengan lancangnya Veer mencoba mencolek dagu Arumi. Dengan kasar Arumi menepis tangan itu.
"Tolong jaga sikap anda ya!" Ucap Arumi tegas. Wanita itu melirik Damian yang hanya diam saja, Sungguh sangat menyebalkan.
"Maafkan Istriku Veer..dia hanya..
"Kenapa kamu yang minta maaf mas! Jelas-jelas dia yang lancang berani mau nyentuh-nyentuh aku.. Padahal dia sudah tahu kalau aku ini istri kamu.." Arumi tentu saja tidak terima. Veer yang kurang ajar, Kenapa Damian yang justru meminta maaf seakan-akan dirinya yang salah.
Adegan tersebut membuat para tamu ikut menyaksikan. Apalagi beberapa dari mereka melihat tangan lancang Veer yang tidak punya sopan dan santun. Bisik-bisik mulai terdengar tentu saja Veer merasa malu.
"Maaf atas perbuatanku tadi, Kalau begitu aku permisi.." Tak ingin lebih malu lagi. Veer segera menyingkir dari sepasang suami dan istri itu.
"Sudah tidak perlu di perpanjang..Sekarang kau ikut aku kesana.." Damian kembali mengajak Arumi, Namun saat berbalik badan
Deg!
Mata Arumi membola ketika matanya menangkap seseorang yang sangat ia kenal ikut berada disana.
"Brian...
Arumi mendadak salah tingkah saat pria itu tengah meliriknya dengan tajam. Sebuah reaksi bahwa Pria tersebut tidak suka dengan kedekatannya dengan Damian.
Sepertinya Brian di undang ke acara ini untuk mengisi lagu, Justru itu putra dari Papi Leon tersebut ada disana. Walaupun salah satu keluarganya mendapatkan musibah,Brian tetap hadir. Selain profesional Brian di undang ke acara tersebut sudah dari jauh-jauh hari.
Arumi melepas senyum, Siapa sangka Brian ikut tersenyum. Nyatanya pria itu cepat reda marahnya.
Acara terus berlanjut, Dan semakin larut tentunya. Arumi tengah kebingungan, Sejak tadi ia mencari Damian tapi pria itu hilang entah kemana.
"Mas Damian kemana sih.. Ini.udah malam padahal.." Arumi berdecak kesal. Arumi mencoba menghubungi suaminya tersebut tapi seperti biasa Damian tidak peduli.
"Maaf... Nona mencari Tuan Damian?" Tanya salah satu Pelayan dengan sopan.
" Ah ..Kau mengenal suamiku?
"Tentu saja saya mengenal Tuan Damian, Lagipula siapa yang tidak mengenalnya.."Arumi tersenyum. Iya juga, Siapa yang tidak mengenal Damian sementara semua orang mengenal Tuan Arya.
"Maaf Nona..Tadi saya di perintah Tuan Damian mengantarkan anda ke salah satu kamar hotel disini karena beliau sudah menunggu.." Ucap pelayan tersebut.
"Kamar hotel?
"Benar nona.. Mau saya antar.." Tidak ada pilihan lain, Arumi mengangguk. Tanpa ada rasa curiga wanita itupun mulai mengikuti kemana pelayan tersebut pergi. Hanya saja, Jantung Arumi sudah berdetak tak karuan sekarang. Berbagai macam pikiran bergelayut manja di otaknya. Untuk apa Damian menunggunya di kamar hotel? Atau jangan-jangan?
" Sudah sampai Nona..Silahkan masuk.. Pintunya tidak di kunci.." Pelayan tersebut membantu membuka pintu dan mempersilahkan Arumi masuk.
Wanita itu masuk, Namun ketika sampai di dalam tidak ada siapapun di kamar itu. Kamar tersebut tampak sangat sepi.
"Mas..Mas Damian kamu dimana?
"Mas..Mas Dam..
Ceklek
Klek-klek..
Terdengar pintu terbuka lalu tertutup kembali kemudian di kunci dua kali. Arumi berbalik badan dan..
Deg!
"Hay cantik... Sedang mencari Damian ya...?" Pria yang tak lain adalah Veer itu menyeringai melihat ekspresi takut dari Arumi yang mundur perlahan.
"Kau.. Dimana Damian? Dimana dia.."
"Damian ya? Duh kemana sih dia.. Hahaha..Sayangnya dia tidak ada disini manis.." Arumi semakin melangkah mundur, Sementara Veer semakin melangkah maju mendekati Arumi yang hampir menangis..
"Pergi..
"Kenapa sayang.. Ayolah, mumpung kita sedang berdua kita bisa berduaan disini..Dikamar ini.." Veer menyeringai dan langsung mendekap tubuh mungil wanita cantik itu.
"Tolooo Hhmmmm...
"Diam!!
BRAAAKK!!
.
.
.
Tbc
oh ya vote nya akoh pindahin ke adam aja ya thor😁
Lanjut baca karya baru othour💪💪