NovelToon NovelToon
MAFIA VS PETARUNG JALANAN

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: SAKSI PENA

Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.

Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.

Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Reksa pagi itu setelah Gendis di jemput Bu Melta langsung meluncur ke tempat parkiran di mana sudah berjanjian dengan Saga, yang menelpon meminta untuk bertemu karena ada hal penting yang akan di bicarakan, daerah kekuasaan parkiran ilegal itu dulu pernah di kuasai oleh Saga, di mana pertama kali melihat gaya berkelahi Reksa yang pertama kali menginjakan kaki di dunia parkiran ilegal.

Reksa menghentikan motornya di sisian jalan besar yang ramai oleh para pedagang macam macam yang menawarkan dagangannya, orang orang yang lalu lalang mencari kebutuhannya dan mobil motor yang lewat perlahan menuju ke tempat tujuannya masing masing, beberapa juru parkir yang sibuk mengurus motor keluar masuk parkiran, dan berikut para jasa pikul yang ikut mencari rejeki di tempat ramai itu.

Saga datang dari arah berlawanan karena daerah ramai jual beli itu jauh dari lampu merah dan belum sistem jalan satu arah, Saga langsung menyalakan lampu sen kanan melaju perlahan menuju Reksa yang sudah menunggu sisi jalan, setelah sampai Saga langsung turun dari motor menghampiri Reksa yang masih berdiri.

"Belum pesan kopi?" tanya Saga lalu menoleh ke beberapa pedagang kopi kaki tiga.

"Belum Bang," jawab Reksa.

"Ayo sambil ngopi, nanti gua yang pesan kopinya!" ajak Saga melangkah ke pedagang kopi yang tidak jauh.

Reksa melangkah mengikuti menuju pedagang kopi yang tidak jauh, Saga langsung menyodorkan kursi plastik untuk Reksa duduk, lalu memesan dua gelas kopi hitam sambil duduk di kursi plastik satunya.

"Pak kopi hitamnya dua!" pesan Saga.

"Baik Bang sebentar!" Bapak pedagang langsung membuatkannya.

Baru saja Saga mau memulai pembicaraannya, tiba tiba dua preman berambut gondrong datang menghampiri pedagang kopi, membuat Saga dan Reksa menatap kedua preman itu.

"Cepat setor!" pinta salah satu preman sedikit melotot ke Bapak pedagang kopi.

Saga sebagai mantan preman daerah itu mendengar kedua preman meminta setor ke pedagang kopi langsung menoleh ke Reksa.

"Kira kira siapa ketuanya sekarang?" tanya Saga ke Reksa.

"Kan Abang yang lebih tahu daerah sini," jawab Reksa.

"Ah ada ada saja, baru juga gua mau bahas masalah penting, sebejadnya gua dulu di sini, tidak pernah gua minta sama pedagang," ungkap Saga merasa kesal langsung berdiri menyusul dua preman yang menuju pedagang lain.

"Woy berhenti lu!" seru Saga.

Kedua preman itu langsung membalikan badannya menatap Saga.

"Lu yang barusan manggil?" tanya salah satu preman itu dengan wajah garangnya.

"Siap ketua lu?" tanya balik Saga.

"Mau ada urusan apa lu sama ketua gua? mau sok berkuasa lu disini?" sindirnya sambil mengamati perawakan Saga.

Reksa buru buru menghampiri Saga pedagang kopi hanya berani melihat dari tempat dagangannya.

"Bang, lebih baik kita bicara dulu, urusan ini nanti belakangan sama gua," bujuk Reksa ke Saga.

"Ok, lu ada benarnya juga, ayo kesana!" ajak Saga kembali ke pedagang kopi.

Salah satu preman merasa tidak terima mendengar perkataan Reksa, langsung menarik bahu Reksa yang hendak melangkah.

"Apa maksud lu bicara seperti itu hah?" tanya salah satu preman itu dengan wajah garangnya.

"Tidak ada apa apa Bang, gua hanya mau ngajak teman gua ngopi!" jawab Reksa tidak melayaninya lalu melangkah ke pedagang kopi.

Kedua preman itu langsung saling pandang merasa heran.

"Apa kita lapor ketua saja?" tanyanya.

"Tidak usah, ayo!" jawab salah satunya melangkah pergi.

Saga dan Reksa setelah duduk kembali di kursi plastik di hampiri pedagang kopi itu.

"Hati hati Bang sama mereka, komplotannya cukup banyak," pesan pedagang kopi itu.

"Iya Pak," Saga sedikit mengangguk.

Raksa perlahan meminum kopinya di susul Saga ikut meminum kopinya, setelah keduanya meminum kopi Saga pun langsung menceritakan saat kejadian Pak Bimo yang di rampok sepulang dari gedung arena pertarungan, hingga Saga berusaha menolong Pak Bimo melemparkan helmnya ke arah para perampok, dan hingga di kejar masuk ke sebuah gang kecil untuk bisa menyelamatkan dirinya.

"Gua minta pendapat lu, kira kira gimana baiknya?" tanya Saga setelah menceritakan kejadiannya.

"Menurut gua lu masih aman Bang, belum tentu para perampok itu lihat wajah lu dengan jelas, apa lagi kondisi malam," jawab Reksa memperkirakan.

"Tadinya gua niat promosikan lu terhadap orang itu, agar mau merekrut lu jadi petarungnya, duitnya besar sangat menggiurkan, bisa bisa lu langsung kebeli rumah," sambung Saga.

"Soal rumah bagaimana nanti rejekinya saja Bang, untuk saat ini gua masih fokus untuk biaya sekolah adik gua dulu, apa lagi sebentar lagi adik gua mau masuk SMA sudah pasti butuh biaya besar," jelas Reksa.

"Ok, tapi sory gua hanya bisa bantu lu jadi petarung jalanan doang, lu kan tahu sendiri, gua saja pengangguran seperti ini, dapat duit saja kalau lagi ada taruhan," ungkap Saga.

"Lu sudah sangat membantu gua Bang, kalau gua tidak bertarung, bagiamana buat biaya sekolah adik gua dan biaya makan gua berdua," jelas Reksa.

"Syukurlah, kalau memang sedikitnya gua bisa membantu, tapi gua masih terpikiran para perampok itu, apa kira kira pelakunya lawan taruhannya, atau mungkin orang lain yang memang sudah niat merampok uang taruhan yang menang," tebak Saga merasa mengganjal dalam hatinya.

"'Sudahlah Bang, kita tidak perlu ikut campur, yang penting lu sudah selamat bisa kabur dari para perampok itu," bujuk Reksa.

Saga menghela nafasnya dalam dalam membuang rasa keganjilan dalam hatinya.

"Jika minggu minggu ini kita sepi, tidak ada yang menantang lu bertarung, kira kira lu mau cari kesibukan apa?" tanya Saga.

"Entahlah Bang, gua belum punya rencana apa apa, tapi gua juga tidak mungkin jika di rumah terus," jawab Reksa ikut menghela nafasnya dalam dalam.

Saga langsung teringat ke dua preman tadi dan langsung sedikit berbisik.

"Lu mau duit gak sekarang?" tanya Saga sedikit berbisik.

"Caranya?" tanya balik Reksa penasaran.

"Kita ajak dua preman tadi untuk bertarung dan taruhan, sekalian kita kasih pelajaran, bagaimana?" ajak Saga dengan idenya.

Reksa langsung senyum kecil menggelengkan kepalanya berulang ulang mendengar ajakan Saga.

"Gila lu Bang, profesi mantan sendiri mau di manfaatkan," ejek Reksa senyum kecil.

"Tapi gua beda, lu kan tahu waktu hidup disini, gua tidak pernah memeras para pedagang disini," bantah Saga.

"Ok, gua akan selalu patuh terhadap apa kata senior gua," puji Reksa sambil berdiri.

"Gitu dong, kalau soal cari duit, serahkan terhadap senior lu haha haha," Saga langsung di buat tertawa senang karena Reksa selalu menghargai dirinya.

Saga langsung merogok saku celananya mengeluarkan uang sepuluh ribu, menyodorkan ke pedagang membayar dua gelas kopi, lalu ke duanya langsung menuju belakang terminal yang bersampingan dengan tempat jual beli itu.

Di belakang terminal terdapat sebah pos berukuran kecil yang di jadikan tempat para preman terminal, dan para preman tempat jual beli itu berikut pasar di sebelahnya lagi, tempat itu termasuk pusat jual beli bagi kalangan menengah ke bawah di daerah kota barat itu.

Yang jadi ketua preman sekarang tidak lain adalah junior dulu Saga sewaktu masih memegang tempat itu, saat Saga turun dari motor yang tidak jauh dari pos itu, ketua preman baru yang di panggil Boleng terperanjat kaget melihat ke datangan Saga.

"Bang Saga? Ini benar Bang Saga?" tanya Boleng langsung menghampiri keluar pos.

Ke empat anak buah Boleng yang berada di pos langsung saling pandang, berikut kedua preman yang meminta uang terhadap pedagang kopi berada di pos itu, langsung terperanjat kaget melihat Bolang menyapa Saga yang hampir berkelahi dengannya.

"Jadi lu sekarang yang pegang tempat ini?" tanya Saga.

"Ah enggak Bang, kita bareng bareng saja, bagaimana kabarnya Bang?" tanya kembali Boleng merasa tidak enak.

"Ya kabar gua sepeti ini, ko lu gak tanya gua mau ngapain ke sini?" tanya balik Saga.

"Waduh maaf Bang, tapi apakah ada hal penting sekali Bang?" tanya Boleng merasa tidak enak perasaannya.

"Gua ada urusan terhadap dua orang itu," tunjuk Saga ke arah dua preman yang meminta uang ke pedagang.

"Aduh, ada Bang? tolong Bang maafkan jika ada masalah," pinta Boleng enggan ada keributan.

"Nanti gua jelasin, panggil dulu suruh kesini," desak Saga.

"Koplak cepat kesini!" seru Boleng tidak berani membantah.

Koplak seketika langsung ciut mau tidak mau buru buru menghampiri Boleng.

"Apa yang sudah lu lakukan Bang Saga?" bentak Boleng ke Koplak.

"Anu Bang anu," Koplak tidak berani menjelaskan ketakutan.

"Anu anu lu, cepat bilang apa?" bentak kembali Boleng.

"Lu ada duit berapa?" tanya Saga ke Boleng.

Dengan cepat Boleng mengeluarkan semua uang di dalam saku celananya, lembaran lima ribu sepuluh ribu dua ribu hingga satu ribu namun cukup banyak.

"Ada segini Bang," jawab Boleng langsung menyodorkan.

"Sa, keini," seru Saga ke Reksa.

Reksa yang diam di motor langsung melangkah menghampiri.

"Sini duit lu!" Saga langsung mengambil semua uang di tangan Boleng.

"Bang tolong Bang, ada apa sebenarnya Bang?" tanya Boleng ikut merasakan takut.

"Duit lu buat taruhan, jika teman gua ini kalah, gua akan bayar sesuai duit lu di tangan gua, jika teman lu yang kalah, duit ini milik gua," jawab Saga.

Boleng langsung menoleh ke Koplak dengan emosinya.

"Ayo, mau gimana lagi lu," bentak Boleng ke Koplak.

"Gua harus berkelahi Boss?" tanya Koplak kaget.

"Bukan, lu lari sana keliling tempat ini dua belas kali," bentak Boleng.

"Sekarang Bang larinya?" tanya kembali Koplak percaya saja.

"Aduh, memang pantas lu kenapa di panggil Koplak," Boleng langsung menepuk jidatnya.

Reksa menoleh ke Saga yang nyengir melihat ekspresi wajah Koplak, yang awalnya terlihat garang sekarang seperti kerupuk kena air.

"Bang kita pulang saja," ajak Reksa tidak tega melihat ekspresi wajah Koplak.

"Baru mau dapat duit," balas Saga.

Reksa menoleh ke Boleng lalu ke Koplak.

"Gua minta, mulai sekarang kalian jangan malakain lagi para pedagang di daerah ini, mereka banting tulang siang malam cari uang untuk anak dan istrinya,"

"Harusnya kalian mengamankan daerah sini, dari para maling copet dan para pengamen yang meminta paksa, cukup kalian dapat duit dari parkir saja, itupun kalian harus menerima seikhlasnya,"

"Jika kalian tidak terima gua bicara seperti ini, mumpung gua masih ada di sini, gua tidak akan melibatkan Bang Saga, gua hadapi sendiri," tegas Reksa menatap Boleng Koplak dan anak buah Boleng yang ada di pos.

"Gimana lu terima tidak?" tanya Saga ke Boleng.

"Siap Bang gua terima, gua minta maaf sudah melanggar perjanjian," jawab Boleng.

"Nah itu lu tahu, kenapa lu pura pura tidak tahu kesalahan lu?" tegur Saga.

"Siap Bang, sekali lagi gua minta maaf, gua janji tidak akan melanggarnya lagi," Boleng langsung nunduk.

"Nih duit lu!" Saga menyodorkannya.

"Terima kasih Bang," Boleng langsung mengambilnya.

Saga dan Reksa langsung meluncur meninggalkan tempat itu, di mana keduanya sama sama pernah hidup di jalan dengan waktu cukup lama.

1
SAKSI PENA
siapp kak 🙏
Dzuan 017
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!