NovelToon NovelToon
Rahim Sewaan

Rahim Sewaan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana Hutabarat

Raina harus rela menyewakan rahimnya demi membiayai pengobatan putranya yang menderita gagal ginjal pada seorang konglomerat bernama Adry dan istrinya Nita.
Selidik punya selidik ternyata pria itu adalah ayah dari anaknya. Leon akhirnya diperebutkan oleh Adry dan Raina hingga akhirnya Raina mengalah untuk memberikannya seorang bayi lagi asal Leon tidak diambil Adry.
Menukar seorang anak, demi kehidupan satu anaknya yang lain. Akankah seorang ibu tega melakukannya?

Area dewasa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebiasaan Baru

"Agar terbiasa," kata Adry menarik tangan Raina naik ke atas.

Dia lalu membawa Raina naik ke atas. Sesampainya di depan kamarnya sendiri Raina meminta ijin untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur.

Raina masuk ke kamar dengan lemas. Dia tidak tahu apa yang dia lakukan ini benar atau salah tetapi harus tetap dilakukan. Dia lalu membersihkan diri dan mengganti bajunya dengan gaun tidur tidur sutera berwarna gading setinggi lutut.

Sebelum dia membuka pintu kamarnya dia merasa seperti wanita murahan yang mendatangi kamar seorang pria untuk merayu. Raina lalu kembali lagi ke tempat tidurnya dan mulai berbaring di sana.

Entah apa yang akan dikatakan pria itu, hanya saja dia tidak ingin pergi ke kamar itu terlebih dahulu. Rasa malu masih menjadi sifatnya.

Suara ketukan mulai terdengar. Raina lalu bangkit dan berjalan ke arah pintu dengan dada yang berdegub kencang. Suasana nya lebih horor dari pada berada di rumah hantu.

Raina membuka pintu kamarnya. Satu tangan memegang kenop pintu dan tangan lain memegang pinggirannya.

"Apa kau berubah pikiran?" cetus Adry.

"Tidak hanya saja, aku tidak pernah ke kamar seorang pria," ungkap Raina meremas knop pintu.

Adry tersenyum tipis dan nyaris tidak terlihat. Dia lalu menarik satu tangan Raina dan membawanya masuk. Tangan Raina mulai berkeringat dingin, tubuhnya merinding begitu masuk ke dalam kamar itu. Kamar ini terasa lebih dingin dari kamarnya atau ini hanya pikirannya saja. Raina mengusap kedua lengannya.

"Kau mau tidur di sisi mana?" tanya Adry sembari memegang kedua bahu Raina membuat wanita itu melonjak terkejut. Tubuhnya menegang seketika.

"A-aku tidur di sofa saja," kata Raina gugup. Dia bukan perawan tingting tetapi ini pengalaman pertamanya dalam keadaan sadar.

"CK...," Adry lalu mendorong gemas Raina ke tempat tidur dan mendudukkannya di sisi kanan tempat tidur. Raina hanya bisa pasrah. Dia menatap Adry.

"Lepaskan sandal mu dan berbaringlah!" ucap Adry. Dengan berat Raina menaikkan kedua kakinya ke tempat tidur. Dia lalu menyelimuti tubuhnya.

Adry tidak ikut tidur tetapi pria itu malah duduk di sofa di sebelah tempat tidur dan melihat ke arah tumpukan kertas di depannya.

"Apa kau tidak tidur?" tanya Raina.

"Aku masih harus meneliti berkas ini dan menandatanganinya," terang Adry. "Kau bisa tidur terlebih dahulu.

"Aku tidak mengantuk. Bolehkah aku melihat televisi di kamar ini?" tanya Raina takut.

Adry menganggukkan kepala. "Tapi jangan terlalu keras."

Adry menyalakan layar televisi dan menyerahkan remot pada Raina. Wanita itu lantas mencari drama Turki. Drama itu memakai subtitle Inggris jadi dia masih bisa mengerti. Mereka lalu terdiam. Sesekali Raina melirik ke arah Adry yang fokus dengan map itu.

"Aku memang tampan tidak perlu kau lihat terus menerus." Raina yang mendengar hanya memajukan bibirnya.

"Adakah yang bisa kubantu? Kau mau segelas kopi atau teh biar aku buatkan."

"Sepertinya segelas kopi panas nikmat," kata Adry tanpa mengalihkan perhatian pada laptop dan kertas di depannya.

Raina lalu turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur. Sedangkan Adry mengamati kepergian wanita itu.

Beberapa menit kemudian Raina kembali datang dengan segelas susu dan secangkir kopi serta beberapa biskuit.

"Di mana aku harus meletakkannya? Jika di meja aku takut akan menumpahkannya dan mengenai tumpukan kertas penting itu," kata Raina. Adry lalu mengambil gelas itu.

Raina membereskan sebagian kertas itu agar baki yang dia bawa bisa diletakkan di sana.

Setelah itu dia melihat ke arah kertas itu dan mulai membacanya.

"Proposal pengadaan barang?"

"Iya, ini ada kesalahan dalam penghitungan tetapi aku tidak tahu dimana yang salah, antara berkas yang satu dengan yang lainnya," kata Adry seraya menyesap kopinya.

"Boleh kulihat," kata Raina. Adry menganggukkan kepalanya.

Raina lalu mulai membaca satu persatu dengan serius, untuk sesaat Adry mengamatinya tetapi dia kembali lagi melihat pekerjaan yang lain. Setengah jam kemudian, Raina tersenyum cerah.

"Kau lihat kesalahan ada pada ini, maka ...." Raina mulai menerangkan duduk perkaranya dengan jelas. Adry mengangguk dan melihat ke dalam isinya.

"Kau benar," ujarnya. "Terima kasih karena telah membantu pekerjaanku."

"Sama-sama. Terkadang aku juga merindukan pekerjaanku."

"Memang apa posisimu di bank?"

"Akuntan," jawab Raina. "Hanya saja belum menjadi pegawai tetap dan masih di pindah-pindah lokasi kerjanya. Walau tidak setiap tahun."

"Pantas kau bisa melihat kesalahan sekecil itu."

"Kau bisa membantu pekerjaan yang kubawa di rumah agar kau tidak merasa terlalu jenuh."

Raina tertawa kecil namun terdengar renyah. Tawa yang sejenak membuat Adry terkesiap. "Kau benar-benar memanfaatkan keberadaan ku. Namun, tidak apa-apa, aku akan membantunya."

Dia mengambil segelas susu hangat di baki dengan sepotong biskuit.

"Kau membuat susu? Bukan kopi?"

"Meminum kopi di malam hari akan membuatku begadang sepanjang malam," terang Raina.

"Bagus dong, kau bisa menyelesaikan semua pekerjaanku dan aku hanya tinggal menandatanganinya." Raina mengerutkan hidungnya menanggapi Adry.

Setelah meminum habis susu itu Raina meminta berkas lain dan Adry menyerahkannya. Mereka sama-sama mengerjakannya hingga semua pekerjaan itu selesai.

Raina mengulet setelah membereskan semua kertas-kertas yang berserakan. Gerakannya entah mengapa terlihat menarik bagi Adry. Seksi dengan gaun tidur yang melekat pas di tubuhnya.

"Yok, kita tidur," ajak Adry.

Mereka lalu berbaring di tempat tidur. Raina memiringkan tubuhnya ke samping. Terasa aneh tidur satu ranjang dengan seorang pria dan membuatnya gelisah.

Adry bisa merasakan gerakan tidak tenang dari Raina. Dia lalu memiringkan tubuh menghadap wanita itu.

Raina sendiri bisa merasakan tatapan Adry membuat tubuhnya merinding seketika tanpa harus disentuh. Tiba-tiba tangan pria itu meraih pinggangnya, membuat tubuh Raina melonjak lalu menegang. Pinggangnya di tarik mendekat ke arah Adry.

1
Sunarmi Narmi
Janeta kan sdh tua walau msih cantik kamu bikin Strok atau mati saja Thor biar ngak semena mena..aku jg seorang mertua tpi ngak kejam macam ni kisah
Ema Pelupessy
lanjut
Sunarmi Narmi
Cerita ngak ada solusi....🥱🥱🥱🥱
Asyfa Sekar
ksihsyng ibu tiada batasnya
Sunarmi Narmi
Harusnya Raina cerdas..siapkan hp buat rekam suara ibu mertua....es bikin mls baca klo yg benar jdi hancurrr
Sunarmi Narmi
/Cry//Cry//Cry//Cry//Cry/
Sunarmi Narmi
Mertua berhati busukkk.....bikin emosi 😬😬😬
edf_15
Luar biasa
Ema Pelupessy
seru deh pokoknya
Badai Z
sweet roy
Badai Z
kya bukan suami istri ya.... tp kya ke anak sendiri... roy dewasa dan romantis
Badai Z
roy nakal... lg sakit jg masih aja 🤣🤣🤣🤣🤣
Badai Z
romantis roy ternyata
Badai Z
Luar biasa
Syahna Amira sy
so sweet bgt Adry...ada LG nggak stok suami model Kya Adry di dunia nyata???
Syahna Amira sy
wow .....gas lah Roy jgn bnyk adu argumen
Yolia Agustina
Luar biasa
sarah shen
apa mungkin suruhan ortunya ardy
Syahna Amira sy
ibu Janeta penuh dgn mysteri...ada rahasia besar yg ditutupi yg Adry nggak tau ya???
Syahna Amira sy
Raina Mao lahiran kali ya.... Karena terlalu stres akibat kelakuan kluarga Adry....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!