NovelToon NovelToon
Penyesalan

Penyesalan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:580.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aulia putri

Anisa begitu terkejut melihat sang suami yang datang dengan mengganden seorang wanita

Sudah beberapa bulan Anisa meridukan Nino suaminya, karna sebuah tragedi kecelakaan yang membuat Nino hilang dan kembali dengan menggandeng seorang wanita yang mengaku adalah istrinya

Padahan Nino sudah menikah dan memiliki anak dari Anisa namun karna Nino hilang ingatan Nino telah menikah lagi dengan seorang gadis yang telah menolongnya

Sanggupkah Anisa bertahan dalam sebuah rumah tangga yang membuat hatinya hancur karna Nino sama sekali tidak mengingatnya apalagi Nino sengaja mengumbar kemesraan di depan Anisa agar dia pergi dari hidupnya karna Nino yakin dia tidak pernah mencintai Anisa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liburan 5

Anisa tertengung melihat keadaan Nino yang sudah basah kuyup, Anisa berjalan menerobos hujan yang turun dengan derasnya, dia terus melangkah hingga sampai di hadapan Nino yang masih setia duduk sambil menundukkan kepalanya.

Anisa perlahan ikut duduk saling berhadapan di depan Nino, tangan nya terulur meraih tangan Nino dan menggenggam nya, Seketika Nino mengangkat wajahnya memandang wajah gadis yang sangat ia cintai.

Kini keduanya saling beradu pandang dalam diam, netra keduanya terkunci, seakan mengisaratkan begitu dalam perasaan yang mereka rasakan dalam ikatan cinta.

"Ayo kita masuk pak," ajak Anisa dengan lembut.

"Biarkan aku di sini Anisa, kamu masuklah."

"Bapak akan jatuh sakit jika hujan2 nan begini."

"Aku tidak perduli dengan hidupku, biarlah aku mati sekalian."

"Tidak pak, jangan bilang begitu."

"Kenapa? kamu senangkan jika aku mati?"

Anisa menggelengkan kepalanya perlahan, dia terisak dalam derasnya air hujan saat itu.

"Jika bapak tetap tidak mau masuk, okey, saya akan menemani bapak di sini."

Anisa ikut keras kepala sama seperti Nino.

"Masuk lah Anisa, nanti kamu sakit, aku tidak mau kamu sakit."

Anisa tidak bergeming dia masih duduk di depan Nino, Nino menyadari jika Anisa sudah sangat kedinginan wajah dan bibirnya terlihat pucat, tubuh nya sudah menggigil namun dia tetap tidak mau masuk sebelum Nino masuk.

Nino tidak punya pilihan lain, dia cepat menggendong Anisa dan membawanya masuk, tak ada penolakan karna saat ini Anisa benar2 sudak kedinginan.

Nino berlari menaiki anak tangga agar segera sampai di kamar Anisa, karna melihat wajah dan bibir Anisa yang sudah sangat pucat.

"Tika, buka pintunya," panggil Nino sambil berteriak.

Tika langsung membukakan intuk untuk Nino, Tika begitu terkejut mendapati Anisa dalam gendongan Nino dalam ke adaan basah kuyup.

"Anisa kenapa pak?" tanya Tika panik.

"Dia hanya kedinginan," jawab Nino sambil membaringkan Anisa di tempat tidur.

"Kamu tolong bantu Anisa untuk mengganti bajunya, aku akan ke kamarku dulu untuk mengganti baju."

"Iya pak."

Tika lekas membantu Anisa yang saat ini terlihat begitu lemah, selain mengganti baju Anisa juga memakai jaket jang begitu tebal agar tibuhnya kembali hangat.

Nino kembali menghampiri kamar Anisa, Nino sudah berganti pakaian, dia menghampiri Anisa yang sedang duduk di atas sofa.

"Kenapa tidak tiduran di ranjang saja?" tanya Nino sambil mendekat.

"Maaf pak kasurnya basah," ucap Tika mencela.

Nino baru ingat bahwa tadi dia langsung membaringkan Anisa di atas tempat tidur.

"Kalau begitu Anisa dan kamu tidur saja di kamar ku, nanti aku tidur sama Farhan di kamarnya."

"Baik pak," jawab Tika karna Anisa enggan untuk menjawab.

Anisa tetap duduk di sofa tanpa ada niat untuk berjalan keluar, tanpa permisi Nino langsung menggendong Anisa menuju kamarnya, tak ada penolakan dari Anisa tubuhnya begitu lemah.

Nino membaringkan dia tempat tidur dengan hati2, dia menatap wajah Anisa yang mulai terpejam, wajahnya masih pucat bibirnya pun terlihat putih.

"Tika, tolong jaga dia, jika ada apa2 tolong bangunin saya di kamar Farhan," pinta Nino karna merasa kawatir dengan keadaan Anisa saat ini.

"Baik pak."

Nino keluar setelah yakin jika Anisa sudah tertidur, dia menuju kamar Farhan berada.

******

Tika terbangun karna tak sengaja tangan nya menyentuh tangan Anisa, jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari.

Tika langsung duduk dan mengecek kening Anisa.

"Panas, ya Allah kenapa kamu panas sekali Nis," tanya Tika namun tak ada respon dari Anisa.

Tika menghidupkan lampu yang tadi tamaran kini menjadi terang, seketika Tika terkejut melihat Anisa dengan keadaan sesak nafas.

"Nis lho kenapa Nis?" tanya Tika panik.

Namun tak ada jawaban Anisa benar2 sesak nafas, sejak kecil Anisa memang tidak boleh hujan2nan karna dia punya penyakit asma yang akan kambuh jika habis hujan2 nan.

Tika segera berlari mengetuk pintu kamar Farhan.

Tok....tok....tok...!!

"Pak, pak Nino!" ucap Tika memanggil Nino dengan sedikit keras.

Nino buru2 keluar saat mendengan suara Tika dari luar pintu.

"Ada apa Tika?!"

"Anisa pak, badannya panas sekali, dan dia juga sesak nafas."

"Apa? sesak nafas?"

Nino segera berlari ke kamar yang di tempati Anisa, Nino begitu terkejut melihat nafas Anisa terengah- engah.

"Nisa kamu kenapa?" tanya Nino sambil mengecek kepala Anisa.

"Sebaik nya kita bawa kerumah sakit saja pak."

"Iya kamu benar, tapi mana ada kendaraan jam segini?" Nino berpikir bagaimana dia akan membawa Anisa ke rumah sakit, sedangkan dia tidak membawa kendaraan ke kota ini, dia hanya berangkat naik bis.

"Kamu tolong temani Anisa dulu, saya keluar cari bantuan," Nino segera keluar untuk mencari kendaraan, Nino berlari sampai jalan raya, tak ada satupun kendaraan yang lewat, setelah cukup lama menunggu ahirnya ada mobil yang lewat, Nino memberhentikan mobil itu dia minta tolong untuk mengantarkan nya ke rumah sakit.

"Pak, maaf pak, apa boleh saya minta tolong, teman saya sedang sakit tapi kami tidak ada kendaraan, apa apak bersedia mengantar saya dan teman saya kerumah sakit, saya akan membayar berapapun yang bapak minta."

"Tapi tujuan saya tidak sampai rumah sakit saya juga sedang terburu-buru, kalau mas mau ikut tidak usah bayar, tapi maaf saya tidak sampai rumah sakit, mungkin satu kilo meter dari tempat tujuan saya mas bisa sampai kerumah sakit," jelas bapak2 itu.

"Iya gak apa2 pak," ucap Nino karna tidak punya pilihan lain.

"Di mana teman nya mas?"

"Mari ikut saya pak," ajak Nino dia berlari di depan mobil sampai ke vila.

Nino segera menggendong Anisa keluar dari vila, keadaan nya masih sama yaitu sesak nafas, Nino membaringkan Anisa di kursi belakang dia duduk menjadikan pahanya sebagai bantal untuk Anisa.

Mobil pun melaju sedikit kencang karna bapak itu juga terburu-buru.

"Maaf mas, hanya sampai di sini karna saya juga terburu-buru," ucap bapak itu tidak enak hati.

"Gak apa2 pak, saya turun di sini saja."

Nino kembali menggendong Anisa, pelahan dia berjalan menyusuri trotoar sesekali Nino menghela nafas, capek itulah yang ia rasakan saat ini, tiba2 sudut mata Anisa berair dia menangis namun tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun dia begitu lamas nafasnya tersegal-segal, Anisa merasa kasihan pada Nino yang menggendong nya dari tadi, namun Anisa tidak sanggup berbuat apa2 badan nya begitu lemas.

"Kamu sabar Anisa, kita pasti sampai, aku tidak akan membiarkan kamu kenapa-napa."

Kini Nino sudah sampai di depan rumah sakit yang ia tuju, Nino langsung masuk ke ruang IGD, Nino langsung membaringkan Anisa di atas berangkar, seorang dokter dan perawat segera menghampiri Anisa yang terbaring lemah.

"Apa dia punya riwayat penyakit asma?" tanya dokter itu.

"Saya kurang tahu dok, tadi dia habis hujan-hujanan, tiba2 saja di demam dan sesak nafas," icap Nino pada dokter muda itu.

"Baik lah saya akan segera memeriksanya." dokter itu segera menangani Anisa.

Saat Nino beranjak dari samping Anisa, tiba2 tangan nya di cekal oleh tangan Anisa yang terasa dingin, Nino terkejut dan segera memegang tangan Anisa.

"Jangan kemana-mana pak," cegah Anisa dengan suara lemah nya.

1
tuti sriyono
Luar biasa
Nanik Lestyawati
👍
Wisell Rahayu
wehhh parahhh si Radit
Maria Magdalena Indarti
wulan bener ga punya sopan santun
Maria Magdalena Indarti
waduh Nino tetap ga ingat anisa.
Maria Magdalena Indarti
wulan ulet bulu juga
Heny Rahayu
bodoh juga Nino gak menyakal perkataan dinda
Heny Rahayu
dasar maniakk
guntur 1609
ceritanya endingnya gak sesuai ekspetasi. anisa terlalu gampang memaafkan nino
guntur 1609
jadi kurang seru ceritanya. akhirnya kisah zahra dan si al terulang lagi sm nino bodoh
guntur 1609
jadi kurang seru ceritanya. akhirnya kisah zahra dan si al terulang lagi sm nino bodoh
guntur 1609
betul tu memang tu yg pantas tk mu
guntur 1609
bagus tu wulan. buat nino menjauh sm anisa. biar mampus kau nino
guntur 1609
kok kayak gini alurnya thor. gak asik jadinya
guntur 1609
yang bodoh lah kau nisa kalau kau mau terima nino lagi
guntur 1609
seharusnya nimo talak 3 si nisa. biar gak bisa lagi bersatu. biar mampus kau nino
guntur 1609
kalau aku sih maunya nisa hidup sm abi atau farhan. biarkan saja nino hidup falam penyesalanya seumur hidup
guntur 1609
anisa yg bodoh. knp meati bertahan. kalau byrungnya nino sdh di bagi sm org. lebih baik cari burung yg lain. biarkan sj dia hidup dalam oenyesalan
guntur 1609
nino kau sungguh bodoh. knp gak kau jelaskan sm mamu biar kau gak di ributin lagi masalah perjodohan tu lagi
guntur 1609
apa farhan anaknya intan sm irfan ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!