NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

002 — Perdebatan

Carlio berbisik lembut kepada Kahisyana. Ah, gadis ini langsung mendekapnya erat sambil menangis kencang. Carlio menepuk-nepuknya berusaha menenangkan, ia juga tidak keberatan dan mendekap Kahis erat.

Menemukan Kahis dalam keadaan terkapar mengenaskan ditambah lagi sehelai kain yang tidak bisa menutupi seluruh bagian tubuhnya. Carlio dapat merasakan kesedihannya, bagaimana jika gadis ini bertemu yang lain?

Kahis terhenyak, tangisnya tidak kencang lagi. Carlio bernapas lega akhirnya. Kahis baru menyadari bahwa seseorang yang ia peluk adalah Carlio, pria menyebalkan. Apa ini? Astaga, memalukan! Dirinya berada di pangkuan Carlio, persetan.

Kahis mengencangkan tangisnya demi menghilangkan rasa malu, berakting saja seperti kehilangan sadar. Carlio langsung terlonjak dan semakin memeluk Kahis. “Kau bermimpi, ya? Carlio di sini, kamu aman,”

Kahis menghentikan tangisnya, berpura-pura tidur tak masalah’kan? Carlio lega sekali. Manis sekali, berbeda dengan Tuan Muda Carlio pada enam bulan yang lalu.

Gadis itu tertidur, sialan menggemaskan. Carlio juga baru menyadari jika mereka berada di posisi yang tidak seharusnya. Carlio perlahan melepaskan pelukan Kahis di badannya, mengangkat gadis itu hati-hati lalu merebahkannya.

Dirinya refleks mengusap surai Kahis pelan-pelan. Lalu, langsung pergi keluar kamar dengan mengumpat beberapa kali.

***

Rumah Belanda begitu kental klasik, cocok saja dengan pria tulen itu. Kahis menyingkap selimutnya, memperlihatkan seluruh tubuhnya yang penuh luka goresan yang hampir kering. Nyeri yang belum seberapa setelah apa yang ia dapatkan.

Kahis melangkahkan kakinya pelan, berdiri menghadap jendela besar yang langsung menyuguhkan hijaunya halaman pacuan berkuda. Pemandangan ini cukup bisa menjelaskan, di sini waktu telah banyak berlalu berdampingan hidup dengan Belanda secara timpang. Kahis membencinya, begitu benci dengan hal yang berkaitan dengan mereka.

Kahis membalikkan badannya, melangkahkan kakinya cepat takut keburu Mbok Nur datang kemati. Kiranya sudah lama ia tak keluar, menghirup udara yang melaju membaur, menapakkan kaki pada rumput liar yang tanpa seizin tanah hidup di atasnya.

Jalanan umum bagi kalangan pribumi terkhusus pasangan mesra saling bertaut tangan melalui sulitnya hidup ketika hendak berkebun, berlalu lalang dengan kaki tanpa alas yang menginjak tanah tandus hampir retak menjadi kepingan dan membawa celurit yang bisa mereka kenakan untuk menebas rumput pangan kerbau.

Anak-anak pribumipun begitu, terlihat girang menjelajah waktu yang tak akan pernah terulang. Bukankah begitu tidak adilnya jika mereka dirampas kebebasan dan haknya? Bertelanjang dada di hamparan teriknya matahari yang membakar pori-pori kulit? Tubuh ringkih yang siap ditindas oleh kalangan Londo?

“Kahisyana.”

Kahis refleks berbalik badan berhadapan dengan pemilik pria bertubuh jangkung. Kahis mendongak menatap iris abu-abu yang tajam dan bibir plum merah miliknya yang kemudian merekah senyum. Wajah garang itu hilang seketika, ia mempersempit jarak hingga Kahis langsung mundur.

Sialan, Kahis teringat akting bodohnya tadi. Mengapa pula pria ini bertingkah seperti layaknya tiada apapun? Kahis tidak bisa mudah melupakannya, selalu teringat setiap saat.

“Lukamu?” tanya Carlio menelisik penampilan Kahis dengan balutan kain kemben membuat pundak dan dada bagian atasnya terekspos.

Kahis membuang muka lalu berbalik meninggalkan Carlio menuju halaman luar, Carlio hampir mencekal pergelangan Kahis jika empunya tidak langsung menepisnya. “Kahisyana?”

Kahis berbalik, menatap ragu Carlio yang menatapnya sendu. “Kenapa?”

“Mau ke mana?” tanya Carlio mengangkat alisnya, Kahis langsung kikuk entah mau menjawab apa. “Apa karena diriku di enam bulan yang lalu?” tanyanya lagi.

Kahis melangkahkan kakinya perlahan. “Terimakasih, Tuan Muda Carlio,” ucap Kahis menatap Carlio dengan wajah bingungnya.

“Mengejekku atau bagaimana?” dengus Carlio tak terima. Kahis hanya memandangnya sebentar lalu berjalan cepat meninggalkan Carlio. “Sembuhkan dulu lukamu itu, baru pergi,”

“HEI!” panggil Carlio dengan cepat membuntuti Kahis yang langkahnya hampir keluar dari halaman rumah.

Flashback on …

Pondok bagi Kahis sendiri mungkin seperti rumah keduanya. Kadang juga perasaan senang dan sedih bercampur aduk saat ia berhasil mendidik mereka dasar pengetahuan. Pendidikan hanya bisa dicapai oleh kalangan menengah ke atas dan mempunyai hubungan dengan bangsawan.

Terkadang terlihat memilukan jika mereka bertemu ras londo, ketimpangan yang sangat terlihat. Kalangan seusia Kahispun ikut belajar, mereka dari keluarga buruh kasar yang dipekerjakan oleh atasan Belanda.

Teriakan girang dari anak murid didikannya begitu sangat mengguncang, apalagi saat mereka berhasil mengeja satu persatu huruf abjad. Namun, Kahis kira usahanya akan mudah untuk mengajak anak pribumi belajar tetapi orang tua mereka melarang dan menganggap hal yang tidak penting. Motto yang tertanam mentok bekerja keras - makan - hidup.

Deruan mobil jep melintas di jalan setapak mengejutkan anak muridnya yang tengah asyik menulis. Mereka panik dan langsung bersembunyi di belakang Kahis. Mereka kira Kahis bisa jadi tameng? Sejujurnya juga takut, mereka tiga orang, dua di antara mereka membawa senapan dan satu lagi tampil dengan pakaian mencolok khusus.

Mereka segera turun, sepatu bootsnya menapak hijaunya rumput yang sengaja meliar. Kahis menatap satu persatu dari mereka, apalagi orang yang paling bertubuh jangkung berdiri di tengah mereka. Wajahnya angkuh, membuatnya ingin meludahi wajahnya cepat-cepat.

Untuk apa kemari?

“Hei, Nona. Apakah kau sudah izin dengan kami?” tanya tentara bertubuh paling gemuk di antara mereka.

“Untuk apa saya izin dengan kalian? Ini tanah keluargaku sendiri,” balas Kahis kecut, acuh tak acuh. Melanjutkan kegiatannya mengambil buku lalu spidol. “Anak-anak kembali ke tempat kalian ya,”

Satu orang lagi berkulit hitam dan berpostur tinggi membuang puntung rokoknya yang masih tersisa setengah batang. Salah satu dari mereka melangkah ke depan, melihat ke arah Kahis.

“Nona?” tanyanya menatap Kahis yang berusaha mengalihkan tatapannya. Pria berpostur tinggi hingga membuat Kahis harus mendongak dan terlihat amat angkuh

“Jangan melupakan kebaikan kami sampai kau lupa diri,” ujarnya bergumam, masih terdengar jelas di pendengaran Kahis. Kahis menatap mata beriris coklat, tampak kosong.

“Kebaikan apa yang kalian maksud?!” Pria itu semakin mendekatkan diri, jemarinya menyentuh dan mengusap rahang Kahis lembut.

PLAK!

Dor!

Tamparan keras Kahis sukses mendarat di pipi tentara itu, refleks anak buahnya langsung melesatkan peluru pada senapan yang mereka bawa pada udara kosong. Sontak mereka semua yang berada di bawah pondok berteriak ketakutan.

Para penduduk sekitar yang mendengar langsung mengalihkan atensi mereka, cepat-cepat mereka datang kepada sumber suara. Gerombolan pribumi datang dengan muka takut-takut.

“Nduk! Udah Ibuk bilang jangan ke sini! Waduh,” panik seorang wanita yang hanya membalut dirinya dengan kain telesan, habis dari mencuci di sungai langsung melesat kemari.

“Ibukkk! Ratna takut, Buk!”

“Pak Le! Tolongin Dodot Pak Le!”

“Bapak, ini adek mau pulang aja,”

Jeritan histeris semakin membuat para pribumi itu panik, takut takut dengan para tentara Londo. Bisa sih dikeroyok, tapi terima konsekuensinya aja bisa semakin diinjak derita.

“Tuan Glenn?” tanya pria bertubuh gelap cemas. Pria bernama Glenn mengangguk sembari mengangkat telapak tangannya pertanda baik baik saja.

“Arogan sekali, dari mana kau belajar?” tanya Glenn kepada Kahis yang meremat kepalan tangannya kesal. “Lepaskan kepalanmu,”

“Nduk Kahis! Udah kami bilang apa enggak usah buat belajar belajar ginian segala, enggak penting. Nah, sekarang liat’kan jadinya?!” protes pria bertumbuh pendek dan kering, matanya menyolot ke Kahis membuat yang lain bergemuruh menyoraki Kahis.

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!