Suami Yang Dianggap Miskin

.

.

.

💕 💕💕💕💕💕💕💕💕

Dinda dan Satria saat ini memang sudah mempunyai rezeki lebih , mereka tidak lupa untuk menyumbangkan sebagian hartanya untuk para anak - anak yang ada di panti Asuhan Kasih Ibu. Bukan hanya sekarang saja, sejak dulu dinda dan satria memang sudah menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disumbangkan kepanti asuhan.

" Terimakasih mbak dinda dan mas satria, sekarang sudah menjadi donatur tetap di panti asuhan ini. Semoga rezeki mbak dinda dan mas satria dilipat gandakan dan berkah untuk semuanya. " Ucap ibu Yasmin pengelola panti asuhan.

" Aamiin " Ucap dinda dan satria bersamaan.

Dinda sangat mengharapkan segera diberi keturunan, pernikahan nya dan satria sudah jalan 2 tahun lebih namun sampai sekarang belum ada tanda - tanda kehamilan. Terkadang dinda sedih dan takut, takut jika suaminya akan berpaling kepada wanita lain, kehadiran buah hati dalam pernikahan itu pasti sangat dinantikan oleh suami istri. Namun kembali lagi kepada sang maha kuasa, sebab jodoh rezeki maut itu semua sudah ada yang mengaturnya. Manusia hanya bisa berusaha dan berencana.

" Emm... Bu, bolehkan saya ikut main sama anak - anak ?" Tanya dinda dengan wajah berbinar bahagia.

" Boleh mbak, boleh banget. Anak - anak pasti suka main sam mbak dinda. Saya perhatikan mbak dinda ini orangnya sabar, telaten dan penyanyang. Semoga Allah segera memberikan mbak dinda dan mas satria keturunan. Jangan berkecil hati, selalu optimis " Ucap ibu yasmin memberi semangat dinda dan satria.

" Aamiin. Terimakasih atas doanya bu" Ucap satria dengan ramah.

Kini dinda sudah berbaur dengan anak - anak panti. Umur anak - anak panti bervariasi , namun rata - rata dipanti ini banyak anak yang berumur tujuh tahun. Meskipun bukan panti asuhan yang besar , vasilitas dan keamanan sudah cukup memadai. Kamar tidur anak - anak juga sangat layak.

" Disini ada berapa anak bu?" Tanya satria kepada ibu Yasmin.

" Ada sekitar 45 anak mas. Rata - rata mereka masih duduk sibangku sekolah dasar. Ada yang SMP 5 orang dan yang SMA ada 3 orang. Mereka yang SMA ada yang sambil bekerja, kami pihak panti tidak memaksa mereka untuk bekerja. Tetapi mereka sendiri yang ingin bekerja karena mereka juga butuh uang untuk membeli buku sekolah. Alhamdulillah ketiganya anak yang sudah SMA ini mendapat beasiswa semua. " Ucap ibu yasmin menceritakan tentang anak - anak.

* Sepertinya aku harus membangun sekolah bagi anak - anak yang kurang mampu. Dan sekolah itu terbuka untuk siapa saja . Dengan begini semoga apa yang Allah titipkan kepadaku akan menjadi berkah. * Gumam satria dalam hatinya.

" Bu, apa anak - anak disini semua tidak memiliki orang tua. Maksud saya apa mereka sengaja ditinggalkan disini sama orang tuanya ?" Tanya satria ingin tahu lebih banyak tentang anak - anak panti.

Hhhhuuuufff...

Ibu yasmin mencoba menghela nafaa dalam - dalam. Sebenarnya dia tidak mau menceritakan masalah ini kepada orang lain. Karena menurutnya sama saja seperti membuka aib orang lain. Namun karena satria sebagai donatur tetap panti,ibu yasmin akan menceritakan tentang asal - usul anak panti.

" Rata - rata mereka dibuang oleh orang tuanya. Dulu hampir tiap bulan didepan panti ada bayi yang baru lahir ditinggalkan begitu saja. Dan ada juga anak jalanan yang memamg tidak tahu siapa ayah dan ibunya. Ada juga mereka yang memang sengaja dititipkan oleh ibu atau bapaknya karena tidak sanggup untuk menghidupinya. Ibu sampai saat ini masih menyimpan benda - benda apa saja yang dipakai atau ditinggalkan saat bayi dibuang didepan panrti. Ibu sangat berharap suatu saat benda - benda itu bisa jadi petunjuk untuk mereka " Ucap ibu yasmin menceritakan tentang anak panti.

Mendengar cerita ibu yasmin,membuat hati satria teriris. Dia yang sedari kecil hanya dirawat oleh neneknya, bahkan tidak hafal dengan wajah orang tuanya. Dia ditinggal kedua orang tuanya meninggal saat satria masih kecil, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan nyawanya tidak tertolong. Namun sampai puluhan tahun jasad keduanya tidak diketemukan, hanya bangkai motornya saja yang diketemukan dekat aliran sungai.

" Mas satria kenapa ?" Tanya ibu yasmin .

" Oh... Tidak apa - apa bu. Hanya terharu saja mendengar cerita ibu " Jawab satria berbohong.

Satria bangkit dan menghampiri dinda yang sedang bermain congklak dengan anak - anak panti. Satria mengabadikan moment kebersamaan mereka dengan anak - anak panti di kamera ponselnya. Dirasa sudah cukup lama mereka ada dipanti, kini satria dan dinda berpamitan untuk pulang, dinda berjanji akan datang kepanti kembali untuk bermain dengan mereka kembali.

********

" Enak benar ya jadi dinda, suaminya kaya raya. Usaha ada, mau apa tinggal beli . Tidak seperti kita ya mbak, harus nunggu suami gajian dulu baru bisa beli. " Ucap rena saat berkumpul dengan dua kakak iparnya, sarah dan sinta.

Semenjak kejadian tempo hari yang mempeasalahkan soal renovasi rumah dan dinda maupun satria menolaknya. Sinta dan rena semakin membenci dinda dan semakin iri juga dengan dinda.

" Tidak perlu iri sama dinda, dia memang suaminya seorang sultan. Beda sama kita, sekarang yang harus kita fikirkan bagaimana caranya kita bisa memperalat uang dinda. Coba kita baik - baikin dinda, dan kita ajak dia jalan - jalan ke mall dan kita minta deh beli ini itu sebagai bentuk persaudaraan kita " Ucap sarah memberikan ide yang belum tentu akan berhasil.

Namum sinta dan rena setuju dengan ide yang diberikan oleh Sarah. Mereka mengira jika dinda masih bisa dibodoh - bodohi seperti dulu. Dulu memang iya dinda sering dibodoh - bodohi dan diperas tenaganya untuk mengerjakan ini dan itu. Tetapi sekarang sepertinya tidak akan bisa lagi mereka memperlakukan dinda seperti dulu.

" Apa dinda bisa kita peralat ?" Tanya ibu rahayu yang baru saja keluar dari arah dapur.

" Tidak tahu bu. Tapi tidak ada salahnya kita coba bu " Ucap sarah .

Percakapan mereka didengar oleh pak karim, psk karim hanya bisa mengusap dadanya dengan pelan. Dia sangat heran dengan sikap kedua menantunya ,istrinya dan anak perempuannya yang masih saja tidak berubah. Selalu merasa iri dengan apa yang orang lain punya, dan saat ini dinda yang jadi sasaran utama mereka.

Pak karim mengambil ponselnya dan mengetik pesan dan mengirimkannya kepada dinda.

[ Dinda , jika para kakakmu datang kerumah mu dan ingin mengajakmu keluar kamu jangan mau..Bilang saja kamu sibuk ]

Tidak berselang lama pesan pak karim mendapat balasan dari dinda.

[ Memangnya kenapa pak ? Apa mereka merncanakan sesuatu?]

[ Mereka ingin memanfaatkan kamu dengan mengajak kamu ke mall. Mereka ingin kamu yang membayar semua barang belanjaan mereka, bapak tidak habis fikir kenapa mereka tidak berubah juga. Lama - lama bapak ini malu sama satria, Din ]

[ Jangan difikirkan lagi pak., mas satria tidak apa -apa. Dia bisa memakluminya pak. Bapak tenang saja, aku akan memberikan mereka pelajaran. ]

[ Iya din. Kamu harus tegas sama ketiga kakak mu itu. ]

[ Iya pak ]

" Lihat saja aku akan membuat kalian keluar uang sendiri. Maaf ya kak, bukan aku pelit atau tidak mau membelanjakan kalian. Jika kalian minta secara baik - baik aku tidak akan menolaknya, tetapi jika kalian sudah berencana buruk seperti ini. Lihat saja aku juga bisa membalasnya dengan licik. " Ucap dinda dengam senyum penuh arti.

Dinda sama sekali tidak bersiap - siap, dia tahu jika ketiga wanita licik itu sedang menuju kerumahnya. Dia tahu dari pesan singkat yang dikirimkan oleh rena. Rena mengatakan jika ingin mengajak dinda jalan - jalan sebagai bentuk permintaan maaf mereka bertiga.

* Aku pakai baju rumahan saja,dan aku akan pergi tanpa membawa dompet dan ponsel ku. Haha... Mereka pasti akan kaget saat bayar nanti tetapi aku tidak bawa dompet* Gumam dinda.

*******

MAAF BARU BISA UP BAB BARU.

TETAP DUKUNG KARYA - KARYA AUTHOR YA KAK 🙏🙏❤️❤️

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️