"Bahkan ketika aku kehilangan seluruh kenangan ku, kisah kita akan tetap hidup sayang.."
"Tidak aku hanya ingin kau tetap bersama ku selamanya!". Maitias menggenggam tangan Istrinya dengan erat.
Tangan yang hanya berbalut kulit itu tidak akan bertahan lama sesuai prediksi dokter karena Eve, Istrinya sudah kangker Otak stadium akhir .
Masa-masa terakhir wanita itu yang tidak diketahui oleh Maitias adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya, dia bahkan hampir bertunangan dengan wanita lain saat istrinya bertaruh nyawa untuk calon anak mereka
Eve memilih tidak berobat meski nyawanya akan menjadi taruhan untuk mewujudkan impian suaminya
Akankah wanita itu tetap hidup bersama cinta sejatinya? Atau pergi untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KESEMPATAN.
"Romeo...". Panggil Eve, wajahnya tidak lagi pucat saat menghadapi Romeo kali ini "Apa yang kalian bicarakan tadi?"
"Ah hanya pembicaraan sesama pria, apa kaki mu sudah mendingan?".
"Benarkah? kau terlihat seperti berbohong".
"Tidak itu hanya perasaan mu saja, bagaimana dengan kaki mu?". Pria itu mencoba mengalihkan pembicaraan dia mendekat pada wanita itu memastikannya sendiri . Dia terluka sangat parah bagaimana dia bisa melakukan ini benar-benar mengesalkan!
"Pulanglah aku akan mengurus pekerjaan yang akan kau lakukan".
"Tapi itu akan sangat merepotkan mu"
"Kesehatan mu lebih penting, hubungi suami mu untuk menjemput mu". Romeo memberi tatapan tajam pada wanita itu seakan menyelidik wanita itu, dan tebakannya benar Eve terlihat dia dengan menunduk "Kenapa kau diam? Apa kau ada masalah dengan nya huh?!"
"Tidak"
"Cih kau tidak akan pernah bisa membohongi ku Eve, apa yang pria itu lakukan pada mu! apa si gila itu tidak tahu kau sedang mengandung!"
"Romeo! kami memang bertengkar tapi ini bukan masalah besar kami akan segera berbaikan"
"Katakan pada ku kalau kau itu tinggal sendiri!"
Wanita itu diam dan Romeo menganggapnya sebagai sebuah anggukan entah apa yang di pikirkan Romeo ada senyum tipis yang terukir di bibir pria itu walau hampir tidak terlihat oleh orang lain
"Meninggalkan mu dalam keadaan hami dan sendiri itu berarti dia sudah keterlaluan Eve! apa yang kau pertahankan dengan sikap pria itu!". Nada bicara Romeo kini berubah lembut dia berjongkok di depan Eve agar dia bisa melihat wajah sedih wanita itu dan benar saja wanita itu tampak sangat sedih Romeo mengerti dan saat itulah juga dia harus bisa menengakan wanita itu dan mengambil hatinya . Aku akan menyelidiki mereka, pasti terjadi sesuatu dan apapun itu Maitias sudah keterlaluan.
"Ayo kita kerumah sakit untuk mendapatkan obat untuk mu dan calon anak mu, tidak baik jika kau tidak mendapatkan penanganan pertama dia masa kehamilan mu aku akan menemani mu dan mengantar mu pulang"
"Tapi....". Seharusnya ini adalah momen ku dengan Maitias, dia pasti akan semakin kecewa. Eve menggeleng keras dia menolak pria itu.
Romeo tidak terkejut dia mengerti perasaan Eve . Masih terlalu awal untuk mendapatkan hatinya . "Baik jika itu yang kau mau, tapi tolong jangan menolak bantuan ku aku akan menjaga jarak dengan mu okey!
"Terimakasih". tatap Eve tulus pada pria itu.
Romeo akhirnya mengantar Eve kembali ke apartemen setelah mendapatkan izin dari Bryan dia memastikan wanita itu benar-benar baik mengingat tubuh Eve yang sangat rentan dan juga satu hal yang membuat Romeo harus memperhatikan wanita itu lebih.
Setelah memastikan wanita itu berada di kamar Apartemen dengan beberapa obat yang dokter resepkan Romeo pergi dari sana membelah jalanan kota menuju sebuah tempat yang sudah lama tidak dia kunjungi
Mansion.
Tempat di mana dia dan sang Ayah tinggal, kabar kedatangan nya menjadi satu hal yang menarik perhatian seluruh penghuni Mansion termaksud Xavier yang sudah lama menantikan putranya
"hei nak! duduklah aku sudah memasak sesuatu yang enak untuk mu!"
"Ck kau memasak lagi? Yang benar saja aku hanya datang menemui asisten mu". Ucap Romeo ketus walau begitu dia tetap duduk di dekat Xavier menatap lapar makanan di depannya . cih dia benar-benar belajar memasak?
"Kenapa kau menatapnya seperti itu? Kau tidak percaya bahwa ini adalah masakan ku?"
"...."
Xavier mengambilkan makanan yang dia buat untuk putranya kedatangannya dan sedikit memaksa pria itu untuk makan walau awalnya Romeo menolak
"Bizard akan datang sebentar lagi, habiskan saja makanan mu"
"Aku harus cepat kembali ke kantor, Eve tidak bisa bekerja terlalu keras"
"Ayah mengerti, tapi kau harus tetap makan". Xavier menatap putranya tersenyum tidak menunggu waktu lama untuk pria itu menghabiskan makanannya tidak perlu kata-kata untuk menjelaskan apa yang di rasakan oleh Romeo masakan Xavier benar-benar enak.
"Tuan Xavier, Tuan muda". Bizard asisten pribadi keluarga Hitashi menghampiri kedua orang itu dengan sebuah komputer khusus dia sendiri adalah seorang mata-mata yang di pekerjakan khusus di Mking Group milik Xavier dan Romeo.
"Kau sudah mendapatkannya?". Tanya Romeo menyelidik
"Ya Tuan Nona Eve dan Tuan muda keluarga Regard memang memiliki ketegangan belakangan ini, Tuan Muda Regard juga memiliki sifat yang acuh dan menetap di Mansion satu hari yang lalu dan mungkin untuk berapa waktu ke depan"
"Dia benar-benar meninggalkan istri yang sedang hamil sendiri?". Tanya Xavier tidak percaya "Pria rendahan mana yang melakukan itu? Apa dia tidak percaya dengan anak yang di kandung Istrinya?"
"Benar. Tidak jauh Tuan Xavier pengaruh dari Ibu dan keluarga Vuinthon adalah salah satunya dan mereka semakin dekat belakangan ini seperti merencanakan sesuatu"
Kini pikiran Romeo bekerja dua kali lipat pria menerka-nerka apa yang Maitias sedang lakukan, karena sebelum nya pun pria itu tidak ingin berdekatan sedikitpun dengan keluarga nya terutama melakukan acara tertentu
"kedua keluarga itu berniat bekerja sama melalui keluarga mereka, bukan rahasia umum jika Maitias dan Ellen berusaha untuk di jodohkan". Xavier menarik kesimpulan meski tidak bekerja sama dengan keluarga itu dia cukup mengenal keluarga Vuinthon yang pernah mencoba menjalin kerja sama dengan keluarganya "Nak hubungan Eve dan Maitias tidak berjalan baik sejak awal, aku tidak masalah jika ingin mendapatkan nya itu adalah kesempatan mu"
Dukungan dari Xavier membuat pria itu tersadar tapi dia kembali mengingat bagaimana kebahagiaan Eve saat bercerita mengenai cintanya apa mereka benar-benar di takdirkan?
"Kenapa kau ragu? ayah turut prihatin dengan keadaan Eve mendengar wanita baik itu di tinggalkan seperti itu apa kau pikir itu normal? Jika dia benar-benar mencintai istri nha dia tidak akan menikahi Eve secara diam-diam jika Ayah yang berada di posisi nya Ayah akan mengumumkan kepada dunia mengenai hubungan kami"
"Kau benar". Romeo tertegun Ayahnya selalu memberi dukungan pada dirinya "meski akan sulit, tapi melihat dia menderita dengan Pria itu aku tidak akan tinggal diam". Dia yang menyia-nyiakan Eve tidak salah aku melindunginya kan
Dia menatap sang Ayah dengan tajam kenapa Ayahnya harus repot melakukan hal itu dan itu bukan hal yang pertama kali
"kau melihat Ayah seperti itu lagi, kau tidak pernah mempercayai ku"
"ah entahlah".
"Ayah sudah terlalu lama mengabaikan mu dengan pekerjaan dan wanita-wanita di luar sana Ayah hanya ingin membayar semuanya terutama untuk wanita yang berhasil mengubah putra Ayah, tidak ada yang lebih penting dari pada kebaikan mu Romeo"
Pria paruh baya itu mengambil piring kotor dari hadapan Xavier seperti seorang Ibu yang mengurus putranya .
"pergilah rekan mu mungkin sudah menunggu"
"Ayah apa tawaran mu dulu masih berlaku?". Romeo menginginkan sebuah momen yang sudah lama "aku bersedia menggantikan posisi Ayah"
"kenapa kau...."
"Aku hanya ingin mengambil kesempatan ku lebuh cepat Ayah"