NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / trauma masa lalu
Popularitas:30.7k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 28

DRING DRING!

Ponselnya william berbunyi. Dia langsung mengambil ponsel tersebut di saku celana sekolah yang dia kenakan. Tertera nama robert di ponselnya.

Sebelum dia mengangkat telfon tersebut, dia sempat memberi tatapan tajam ke laura.

"halo kak?"

"pulang sekarang will" ucapnya sangat panik.

"masih sekolah" jawabnya dingin.

"izin sekarang will, cepat pulang" tegas robert.

"kenapa sih kak?"

"papah kecelakaan, di sini baru ada gue. Gue juga masih nunggu kak bryan"

Mendengar perkataan sang kakak membuat william terdiam beberapa saat.

"gue ke sana sekarang" ucapnya.

Setelah mengatakan hal tersebut, william langsung memutuskan sambungan telfon itu.

William berjalan mendekat ke arah laura. "urusan kita belum selesai!" ucapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya di depan wajah laura.

Laura hanya bisa memejamkan kedua matanya. Saat william hendak pergi dari roftoop, dia menarik tangan tasya untuk ikut bersamanya. Tasya tak merasakan rasa sakit dari sikap william, itu sebabnya dia tak memberontak. Tetapi dia sangat heran, apa yang sebenarnya terjadi.

"kak" panggilnya.

William tak menjawab panggilan dari tasya, dia terus menuruni tangga sambil menarik pelan tangan tasya. Tasya menurut dengan william, karena william tak menariknya dengan kasar.

"kak will"

"hm" panggilan kedua dari tasya berhasil mendapat respon dari sang kakak.

Saat sudah sampai di lantai bawah, tasya melepaskan sentuhan tangan william darinya. Dia tak ingin para siswa melihat hal itu. William berbalik menghadap tasya dengan heran.

"kenapa?"

"aku ga mau jadi omongan siswa lagi kak"

Mendengar hal itu, william hanya menghempas napasnya kasar.

"kita pulang sekarang sya" ucapnya.

"aku ga mau kak, kakak aja. Lagian ini belum waktunya pulang? Kakak mau izin? Yaudah kakak aja izin, aku ga ikut. Rumah yang kakak tinggalin itu, udah bukan rumah tasya lagi kak"

William memalingkan pandangannya saat mendengar ucapan tasya. "papah kecelakaan sya"

Tasya tertegun. "papah kecelakaan?" tanya tasya. Dia ingin memastikan pendengarannya.

William hanya menganggukkan kepalanya dengan pandangan yang masih menatap ke arah lain, dia tak bisa menatap adik bungsunya itu.

"mending sekarang kakak minta izin untuk pulang, kasihan papah kak"

Mendengar hal itu william langsung menatap kembali sang adik. "lo ga ikut?" tanyanya heran dengan ucapan tasya.

Tasya diam sejenak, kemudian dia menggeleng. Melihat itu, william mengerutkan keningnya. "lo marah sama papah?"

"ngga kak, aku cuma belum siap untuk ketemu sama papah"

"papah baru kecelakaan sya" terlihat dari wajah william dia sedikit kecewa kepada adiknya yang tak mau menemui dion yang sedang terbaring di rumah sakit.

"bukannya aku ga peduli sama papah kak, aku sayang banget sama papah walaupun papah ga pernah sayang sama tasya, tapi tasya sayang sama papah. Tasya cuma butuh waktu sebentar aja kak. Tasya janji, tasya akan temui papah secepatnya di rumah sakit"

William berusaha untuk mengerti sang adik. Dia mengiyakan permintaan dari adiknya itu.

"gue duluan ya"

William pun berlari pergi meninggalkan tasya sendiri. Dia menatap punggung sang kakak yang mulai menghilang dari pandangannya. Perasaan campur aduk bersatu dalam hatinya begitu saja. Antara sedih karna dion yang terbaring di rumah sakit dan bahagia dengan sikap yang william berikan kepada tasya. Begitu hangat rasanya bagi tasya, dia bisa merasakan kelembutan sikap william setelah sekian lama. Tetapi, rasa kecewa di hatinya masih terus menetap di sana, butuh waktu baginya untuk melupakan semuanya.

Tasya mulai menaiki satu persatu anak tangga untuk kembali ke kelasnya. Dia melihat jam di ponselnya, rupanya sudah memasuki jam kedua. Menyadari hal itu, tasya mulai mempercepat langkahnya untuk menuju ke kelas. Dia sempat bolos 1 pelajaran di jam pertama, untungnya dia sudah masuk absen pak jajang.

Jam istirahat telah tiba. Tasya dan hazel pergi menuju kantin. Saat tiba di kantin mereka mulai memesan makanan yang mereka inginkan. Lalu mulai mencari kursi kosong. Sambil menunggu makan mereka datang, mereka mengisinya dengan mengobrol.

"tadi di roftoop lo ketemu siapa?" tanya hazel penasaran.

"ayo tebak" jawab tasya usil.

"ih serius sya, mana gue tau"

"ya tebak dong"

"cowo?"

Tasya terlihat berpikir sejenak.

"mungkin" jawabnya.

"cowo yang suka sama lo? Dia ngapain? Ngajak lo pacaran? Hah? Dia ngapain sya? Jadi sekarang lo pacaran? Apa lo nolak dia?"

Mendengar ucapan dari sahabatnya itu membuat tasya tak habis pikir dengannya, bisa-bisanya sahabatnya berpikir hal seperti itu.

"ga tau ah, pikir sendiri"

Hazel berpikir, apa yang salah dengan ucapannya. Padahal dia hanya bertanya.

"yaudah maaf"

Melihat sahabatnya seperti itu, tasya tak tega kepadanya, dia mulai menceritakan yang terjadi di roftoop.

Tasya kembali mengikuti semua mata pelajaran hari ini. Walaupun dia sempat tak mengikuti pembelajaran pada jam pertama. Jam pulang pun telah tiba.

"gue duluan ya sya. Lo baliknya hati-hati" ucap hazel sambil berjalan pergi meninggalkan tasya.

Hari itu hazel ada kumpulan eskul, mau tidak mau tasya pun harus pulang sendiri ke rumah hazel, karena tasya masih menumpang di rumah hazel sampai keadaannya kembali membaik.

Rencananya memang tak mau langsung pulang ke rumah hazel, dia ingin menjenguk papahnya yang sedang terbaring di rumah sakit. Tetapi, dia sangat takut.

Saat tasya sedang berjalan ke arah gerbang sekolah. Tiba-tiba, terdengar suara motor yang mulai mendekat ke arahnya.

Motor tersebut berhenti tepat di samping tasya. Tasya pun ikut berhenti saat motor itu berhenti di sampingnya.

"mau bareng ga?"

"kemana kak?"

"ga mau ke rumah sakit?"

Tasya diam beberapa saat, dia mencoba untuk berpikir. Apakah dia harus menemui dion? Sebenarnya, tasya memang sangat khawatir dengan keadaan dion. Tetapi, rasa takutnya juga tak kalah besar dengan rasa khawatirnya.

"gausah takut sya, ada gue di sisi lo" ucap kevin, seolah mengerti dengan apa yang ada di pikiran tasya.

"kakak mau ke rumah sakit juga?"

"kalau lo ke rumah sakit, gue juga"

Tasya tersenyum. Lalu mengangguk. Dia mulai naik ke atas motor yang di gunakan oleh kevin.

"bentar lagi gue lulus sya" ucap kevin sambil mengendarai motornya.

Tasya kembali tersenyum saat mendengarnya. "iya kak, selamat ya"

"kok selamat, kan belum lulus, baru mau"

Tasya tertawa di atas motor itu. Kevin yang melihat tasya tertawa lewat spion motornya, dia pun ikut tersenyum melihatnya.

Rasa apa yang tumbuh di hatinya, dia pun tak tau. Hanya satu yang dia ketahui, saat berada di dekat tasya, dia merasa nyaman.

"kakak mau lanjut kemana setelah lulus nanti?" ucapnya dengan suara yang sengaja di keraskan agar kevin mendengar. Karena mereka sedang berada di perjalanan.

"berjuang sya"

"keren kak"

Jawaban tasya malah membuat kevin tertawa. Tasya tak dapat menyadarinya karena tasya tak dapat mendengar tawanya.

"kamu ga nanya berjuang untuk apa?" ucap kevin.

"emang berjuang untuk apa kak?"

"berjuang dapetin hati seseorang"

"semoga berhasil kak. Tapi kenapa harus nunggu kakak lulus dulu? Kenapa ga dari sekarang?"

"waktunya ga tepat sya"

1
Intan Noer
ini nih bapak2 Dajjal
Holipah
dion tdk menerima takdir
Kikiari Putri
semangat kk author abdate nya y 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
saya sangat suka dengan cerita nya apalagi dgn ketabahan Tasya yang bikin saya sebagai pembaca menangis pilu kk😭😭😭

sekali lagi semangat ykk author cepat 2 abdate y💪🏻💪🏻💪🏻👍🏻
Kikiari Putri
ya ampun itu hati Tasya terbuat dari apa sih kok masih aja bisa tersenyum dan perhatian padahal udah disakiti terus JD nangis gue baca nya😭😭😭😭
Murni Dewita
next
Murni Dewita
👣
Dina Tarau
tasya tinggal sj dgn temannya hachel
Dina Tarau
ko william begitu jahat ya
Dina Tarau
kasian si tasya
Ika Surya Ningsih
Aduh k ceritanya bgus banget..
walaupun bnyk mengadung bawang tpi aku suka k..
semangat k
Holipah
kakak nya egois udah d tinggal aja Tasya udah dewasa ttpi pikiran nya ky anak kecil
Yosda tegar Sakti
𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜
muthia
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Siti Aisyah Aisyah
up lg thor
Dewi Nurlela
koq segitu nya JD org tua sidion harusnya kan tanya baik"
Dina Tarau
tasya ank baik tingglkn sj kk dn bapakmu
😍nox cek😍
sesek ya baca nya Ampe nagis ... gx tau kalo di posisi Tasya bakal kuat gx😭😭😭😭😭😭 kk author y pinter bgt mulus karya ini
Holipah
jngan ketemuin Tasya sama keluarga nya Thor biar Tasya kasih keluarga lain yang sayang k Tasya biar kakak & bp nya nyesel yang memperlakukan Tasya ky bola😭😭
Holipah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 lanjut Thor ku pantengin 1x24 loh
Holipah
Clara yang suka jual diri biasa nya klw orang yang ngomong ky gitu dia pelaku 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!