Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
"Eh gimana, kalian mau ikut kegiatannya nggak?" tanya Amel. 5 serangkai minus Kevin itu sedang nongkrong di kantin.
"Gimana ya, aku sih suka suka aja. Tapi kalo Hani nggak ikut aku juga nggak," jawab Naura.
Jadi, kampus mereka mengadakan kegiatan berkemah. Siapapun boleh ikut, asal masih mahasiswa dikampus tersebut. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati ulangtahun kampus mereka. Yang ke 34 tahun.
"Aku mah ikut ikut aja Nau, kapan lagi ada kegiatan kayak gini, kan enak bisa berkemah sama kalian. Kita bisa happy happy disana, lupakan tentang tugas kuliah, tentang dosen killer dan tentang perasaan yang bertepuk sebelah tangan." Gadis itu mengakhiri ucapannya dengan cengiran, sedangkan Naura langsung mendengus kesal.
"Untung si Kevin nggak ada, kalo nggak, tersinggung dia," timpal Amel ikut menyengir. Gadis itu belum tau tentang cerita cinta Naura yang bertepuk sebelah tangan.
"Yaudah berarti fix kita ikut semua nih?" Resky memastikan. Lalu pria itu menoleh pada Dika yang sejak tadi diam, " Kamu ikut juga kan?"
Dika hanya mengangguk. Pria itu melirik, mencuri pandang pada seseorang yang sudah 2 tahun ini mencuri hatinya.
"Berarti tinggal nunggu si Kevin."
"Ada apa? Kok namaku dibawa bawa?" Mereka menoleh mendengar suara itu. Kevin duduk disamping Dika. Matanya langsung tertuju pada gadis yang sedang asyik menguyah bakso.
"Enak Nau?"
Naura mengangguk sebagai respon akan pertanyaan tersebut.
"Oh ya Kev, jadi gimana, kamu ikut apa nggak?"
"Kamu ikut nggak Nau?"
Naura kembali mengangguk.
"Yaudah aku ikut kalo gitu."
Resky mendengus. "Dasar bucin, apa apa nanya Naura dulu. Ini kalo nggak jadi, nangis dipojokan nih."
"Ya makanya doain biar jadi KY," ucap Kevin dengan senyum lebarnya.
Naura hanya diam tanpa mau berkomentar. Kurang nyaman juga dengan pembahasan tersebut. Sebenarnya Naura sudah pernah memberitahu hal itu pada Kevin, tapi entahlah, pria itu sama sekali tidak mengindahkan ucapannya dan selalu dengan terang terangan memperlihatkan rasa sukanya pada Naura. Bahkan satu kampus sudah tau kalau pria itu sedang mengejar Naura.
Dan karena hal tersebut, banyak yang nyinyirin Naura, katanya terlalu jual mahal dan sok kecantikan. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang terang terangan memperlihatkan rasa tidak suka mereka pada Naura, selalu berbicara buruk tentang Naura. Maklumlah, Kevin cukup terkenal dan banyak gadis yang mengaguminya.
Sementara di tempat lain.
"Lagi apa mereka?" tanya Jonathan pada seseorang diseberang telepon.
"Yasudah, awasi terus." Meletakan ponselnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Tak berapa lama, pria itu sudah mengguyar kasar rambutnya. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, sampai membuatnya tak konsen melakukan pekerjaannya.
"Hy beib." Suara itu mengalihkan perhatiannya. Dengan senyum lebarnya, Lyodra berjalan mendekat.
"Kamu nggak ada pemotretan?"
Lyodra tidak menggubris pertanyaan tersebut. "Aku punya kejutan." Lalu mengeluarkan satu kotak kecil dari tasnya dan meletakan kotak itu di meja.
Jonathan menatap dengan alis yang terangkat. Entah kenapa, tiba tiba perasaannya jadi tak tenang.
"In- ini apa?" Jonathan seperti enggan membuka kotak tersebut, seolah kotak itu akan berisi masalah untuknya.
"Ya dibuka dong beib biar tau." Wanita itu Masih menampilkan senyum lebarnya.
"Ini apa maksudnya?" Jonathan menatap tak percaya pada isi kotak tersebut.
"Itu kejutannya beib, kamu nggak lupa kan apa yang kita lakukan waktu itu?"
Jonathan diam tanpa kata. Ya, dia Ingat jelas kegiatan itu, bahkan sangat jelas.
"Selamat ya beib, kamu akan segera jadi seorang ayah."
Lyodra hamil?
Jonathan masih betah dalam diamnya. pikirannya seolah beku, tak bisa menerima kenyataan ini. Wajah Naura tiba tiba muncul, pria itu meringis. Bagaimana kalau Naura sedih mendengar hal ini? bagaimana kalau Naura marah?
"Beib, kamu kenapa sih? Kok kayak nggak senang gitu?" Lyodra mendengus, melihat respon Jonathan atas kabar kehamilannya.
Jonathan masih diam saja. Saat seperti ini dia malah memikirkan respon Naura. Lucu bukan?
"Beib!"
"Aku mendengarnya, aku hanya terkejut. Ini terlalu mendadak, kau tau kan kalau aku belum siap menikah?"
"Terus maksud kamu? kamu ingin aku menggugurkan anak ini, begitu?"
Mata Jonathan membesar. "Jangan gila kamu! Aku tidak mungkin membunuh anakku sendiri."
"Ya kalau begitu kapan kamu akan menikahiku?"
"Menikah?" Jonathan memijat pangkal hidungnya. Jujur, dia belum punya keinginan untuk menikahi Lyodra. Jonathan belum siap melangkah ke jenjang tersebut.
"Kamu nggak mau kan anak kamu lahir diluar nikah? Nggak hanya itu, aku juga nggak mau malu. Pokoknya intinya kamu Harus nikahin aku kalau nggak berarti kamu siap untuk kehilangan anak ini, karena aku akan menggugurkannya."
Makin pusing saja Jonathan. Kenapa bisa seperti ini, kenapa keadaannya tiba tiba jadi tidak terkontrol?
Pria itu menyesali apa yang dilakukannya bersama Lyodra 2 minggu yang lalu. Harusnya saat itu dia bisa menahan diri, harusnya saat itu dia tidak melakukan hal diluar batas.
"Aku Ingin kita menikah dua minggu lagi."
Mata Jonathan membesar. Pria itu bingung tapi tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Lyodra. Sungguh, Jonathan tidak mau jadi pria pengecut yang lari dari tanggung jawab. Walau nyatanya hatinya belum siap akan hal tersebut.
"Tapi kau yakin dia benar anakku kan?" Jonathan bertanya untuk memastikan.
"Maksud kamu apa?" Lyodra agak emosi
"Aku hanya bertanya. Kalau itu benar anakku, maka aku akan menikahimu."
"Te - tentu saja ini anakmu. Aku akui aku memang sudah tidak perawaan saat bersamamu, tapi bukan berarti aku sering melakukan hal tersebut dengan pria lain. Saat bersamamu, aku tidak punya pria lain."
Jonathan hanya mengangguk. Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Lagian, cepat atau lambat dia memang harus menikahi Lyodra, untuk melaksanakan janji yang pernah dia ucapkan.