Cerita ini hanya karanganku saja, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya, mohon permaklumkannya🙏.
Kehidupanku berubah saat ku lulus SMA, orang tuaku tiba-tiba memaksaku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun dariku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pernikahan ini merupakan sebuah pernikahan bisnis yang digunakan sebagai simbol kesepakatan merger antara kedua pihak keluarga. Suamiku selalu bersikap dingin kepadaku dan itu sudah berlalu selama 2 tahun setelah menikah. Tapi sikapnya tiba-tiba berubah hangat setelah melihatku jatuh menabrak meja! Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?
Makasih bagi yang udah mau mampir🙌, aku masih baru jadi mohon bimbingannya.... Jangan lupa like kalau suka, beri kritik dan saran juga ya guys ❤️ love buat kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Salah paham 2
Malam hari terasa sangat dingin, di jam 11 malam jalanan dipenuhi dengan truk-truk bermuatan besar berlalu-lalang.
Pelukanku semakin erat, pada akhirnya kami menemukan sebuah toko supermart yang buka selama 24 jam.
Saat menanyakan buah semangka kepada pegawai tokonya, mereka bilang kalau semangka mereka sudah habis.
Aku kecewa dan muram, Renji tidak tega melihat ekspresiku yang terlihat begitu kecewa.
"Waduhh maaf ya kak, untuk stok semangka kami hari ini sudah habis. Kakaknya dateng kemaleman toh, kalau besok pagi kayaknya ada deh kak. Kakak bisa datang besok pagi ke sini lagi" jelas pegawai toko nya ramah
"Yaudah deh kalau gitu kita pulang saja" kataku kecewa.
Aku menarik tangan Renji dan merengek minta pulang. Renji mencoba menghentikanku dan dia mendekati pegawai toko itu kemudian membisikkan sesuatu kepadanya.
Pegawai toko itu manggut-manggut seakan paham betul apa yang Renji katakan kepadanya.
"Maaf kak, saya sangat paham kalau kakak pasti begitu kecewa karena tidak ada semangka yang kakak cari. Tapi apakah benar-benar harus semangka? Bagaimana dengan es krim rasa buah semangka, snack rasa semangka, atau minuman rasa semangka?" pegawai tokonya mencoba merayuku.
Aku sedikit tertarik dengan tawaran yang diberikan oleh pegawai toko itu, aku sedikit menganggukkan kepalaku.
Renji tersenyum dan kemudian mengambil keranjang untuk tempat barang belanjaan.
Karena toko hanya dikunjungi kami berdua, jadi pegawai tokonya dengan senang hati membantuku menunjukkan tempat makanan dengan rasa semangka.
Entah kenapa setiap melihat gambar semangka yang ada di kemasan snack yang ku lihat, aku langsung sangat tertarik dan mengambil semuanya.
Renji dan pegawai toko keheranan, tapi Renji tidak melarang ku membeli apapun yang aku beli.
Setelah selesai memilih, sekarang waktunya Renji membayar hasil belanjaanku.
Pegawai tokonya menggelengkan kepalanya begitu melihat tumpukan snack yang sangat banyak ada di meja kasir.
"Mau sekalian beli tasnya kak?" tanya pegawainya
"Ya tolong" sahut Renji
Aku memeluk lengan suamiku itu sambil bersandar di pundaknya, mataku terasa sangat berat dan mengantuk.
Saat di parkiran, Renji bingung menaruh belanjaan dimana.
"Haa, seharusnya aku memakai mobil saja" kata Renji menggerutu
"Biar aku yang bawa" kataku
Renji sedikit ragu karena melihatku yang begitu mengantuk ini.
Tapi karena rumah tidak terlalu jauh dari toko supermart tadi, jadi sekarang kami sudah sampai di rumah.
Aku menurunkan semua snack yang ku beli hingga berjatuhan ke lantai.
Renji bingung dengan tingkah lakuku yang seperti anak kecil, tapi dia tidak menegur ataupun mengomentari tindakanku itu.
Baru memakan beberapa camilan, aku terlelap di sofa sambil tetap memegang camilan.
"Astaga, kenapa perilakunya tiba-tiba berubah seperti anak kecil saja?"
Renji membopongku kembali ke kamar
......................
"Yona bangun! Jam berapa sekarang?" Renji berteriak membangunkan ku.
Aku sangat terkejut, melirik jam ternyata sudah pukul 7 pagi.
Aku bergegas bangun dan bersiap
"Huwaaa kenapa kau tidak membangunkanku dengan segera?" Keluhku
Waktuku tinggal 30 menit lagi, karena set 8 aku harus sudah berada di kantor.
"Siapa yang kau salahkan? Kau bahkan tidak bergeming saat alarmmu berbunyi berkali-kali, aku tidak bisa terus membangunkanmu. Jangan manja!" kata Renji memarahiku
Aku langsung berangkat di antar oleh Renji, aku bahkan tidak sarapan pagi karena begitu terburu-buru.
Sesampainya di kantor, Ketua Tim Yuden ternyata sudah duluan berada di ruangannya. Padahal ini baru pukul 08.37 pagi.
"Kau terlambat 8 menit sekarang, lain kali jangan sampai terlambat berapapun kurangnya mengerti? Jangan sampai membuat orang lain menunggumu" Tegur ketua tim Yuden.
Padahal karyawan lain baru beberapa saja yang datang, tapi hanya aku yang di marahi.
Rutinitas kerja kembali disibukkan dengan banyaknya pekerjaan yang terus berdatangan.
Beberapa jam kemudian, aku merasa kalau perutku begitu bergejolak dan aku merasa mual.
"Asisten Yona, mendekatlah! Aku ingin kau melihat proposal ini, dan segera perbaiki jika ada kekeliruan" kata ketua tim Yuden.
Begitu aku mendekat, tiba-tiba aku merasa begitu mual dan mau muntah.
"Ugh! Hoek...."
Aku segera menutup mulut dan berlari ke toilet.
Ketua tim Yuden merasa tersinggung karena begitu aku mendekatinya, aku malah mual dan akhirnya muntah.
Ketua tim Yuden mencium bajunya, dia kebingungan karena dia merasa kalau dirinya wangi dan tentu saja dia mandi sebelum berangkat kerja.
"Memangnya aku bau? Kenapa Asisten Yona malah mual-mual begitu berada di dekatku?" gumam Yuden terheran.
Dia pergi keluar ruangannya dan memanggil salah satu karyawan laki-laki di tim nya.
Yang dia panggil adalah Sapta, Si karyawan jomblo yang selalu terlihat gembira.
"Sapta! Kemarilah!" panggil Yuden
Sapta segera menghampiri Ketua tim Yuden yang baru saja memanggilnya.
"Ya pak Ketua? Ada apa?" tanya Sapta
"Coba cium aromaku" kata Yuden
Sapta terkejut dan bingung, kenapa atasannya berperilaku aneh seperti itu.
"Waduh pak Ketua! Walaupun saya selalu jomblo, tapi saya bukan GAY pak!" kata Sapta menolak
"Heii, pelankan suaramu! Nanti ada yang denger bisa bahaya!" kata Yuden pelan
"Ekhem, saya tau mungkin bapak memang menyukai saya karena ketampanan saya yang hakiki ini. Tapi maaf ya pak, saya tidak bisa menerima perasaan bapak karena saya adalah laki-laki tulen" kata Sapta kegeeran
Yuden pun pusing begitu berbicara dengan Sapta yang seperti itu.
"Saya juga masih normal, maksud saya bukan seperti itu! Saya menyesal meminta tolong kepadamu" kata Yuden kesal dengan sikap Sapta yang begitu bodoh.
Tak lama kemudian, terdengar suara gaduh yang bersumber dari toilet perempuan.
"Kyaa! Astaga ada orang yang pingsan di toilet!" teriak seseorang
"Ah siapa? Hei kita harus segera menelepon ambulans!"
"Dia si asisten ketua tim! Karyawan baru!"
"Woi jangan hanya menonton! Cepat bantu!"
Begitu ramai orang-orang datang untuk melihat keadaanku yang tiba-tiba lemas dan pingsan setelah muntah di toilet.
Ketua tim Yuden dengan segera membantuku dengan membopong tubuhku dan membawaku ke rumah sakit.
Karyawan lain melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, sambil bergosip tentang Ketua Tim Yuden yang begitu perhatian dengan asisten barunya.
"Eh kira-kira si karyawan baru itu kenapa ya? Tubuhnya lemah banget, dikit-dikit pingsan" kata seseorang memulai perbincangan.
"Jangan begitu, mungkin saja dia memiliki suatu penyakit tertentu. Kan daya tahan tubuh manusia itu beda-beda " sahut temannya
"Tapi yang jadi pertanyaan itu ya sikapnya si pak ketua tim ga si? Ngapain juga dia sendiri yang mengangkat tubuh asistennya dan membawanya ke rumah sakit secara langsung begitu?" tanya seseorang yang membuat yang lain jadi pada over thinking mengenai ketua tim Yuden.
Alsia si pencinta gosip pun tidak mau ketinggalan, dia ikut memberikan opini-opini yang bisa membuat orang lain salah paham.
Hal-hal yang tidak terbukti kebenarannya diceritakan olehnya, sehingga membuat orang lain yang mendengarnya menjadi percaya begitu saja.
