Pernikahan Segudang Luka

maaf yah bab sebelum nya ada yang typo, salahin keyboard nya nih, 😁

*

*

masih di pov deni

berbincang ngalor ngidul di kantin kantor setelah tadi menyapanya aku menyelesaikan perkerjaan kita , dan sekarang kita bertiga aku irwan dan Kania melanjutkan ngobrol kami, dengan satu meja sembari makan siang, banyak yang kita bicarakan sampai Kania mengatakan

"Den aku sudah berpisah dengan suami aku, karna tidak ada kecocokan di kami, walapun sudah hampir 1tahun berumah tangga, untung nya aku belum dikaruniai anak, jadi saat sidang pernikahan ,bisa berjalan dengan lancar ! "

aku tersentak dengan pernyataan Kania yang sudah berpisah dengan suaminya, ntahlah ada perasaan senang tapi juga bingung??

"ya ampun Kania turut prihatin yah sama pernikahan kamu" sesalku tak enak,

"ehmm gpp kok, biasa aja lagian aku bersyukur bisa pisah sama si brengsek, karna selama menikah sama dia aku gak bahagia , alasan aku pisah bukan hanya karna gak cocok tapi karna dia sering selingkuhin aku, sampai pada titik aku lelah, akhirnya aku gugat cerai dia" jawab Kania

bisa aku lihat dia terlihat sedih, dengan lancang nya aku memeluk dia yang tepat di sisiku memberi ketenangan, dan dibalas Kania ikut memelukku erat, aku tidak tau ternyata apa yang aku lakukan justru mendapat godaan dari stap lain yang melihat kita berpelukan, kan aku cuman mencoba menguatkan nya emang salah yah,

"cie cie... CLBK nie (cinta lama bersemi kembali) " seru semua yang melihat kita, dan tentu membuat kita gelagapan malu, kayanya wajahku memerah, memanas,

"Eh hmm gk kok asal aja kalian, ini ti tidak sama apa yang kalian pikirkan" sangkal ku, saat aku liat ke arah Kania yang sama seperti ku menahan malu, pas aku mengatakan itu terlihat tidak suka? 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑖𝑎? 𝑎𝑝𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑔𝑜𝑚𝑜𝑛𝑔 𝑦𝑎ℎ? "𝑏𝑎𝑡𝑖𝑛𝑘𝑢

" maaf yah Kania gara-gara aku kamu jadi malu"sesalku minta maaf,

"gpp ko den! Bener juga gpp" jawabnya malu malu, ntahlah setelah mendengar jawaban Kania dan melihat dia malu malu terlihat 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑚𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛!! 𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟𝑘𝑢

"hmm ma maksud kamu" gugupku

"hmm sebenarnya aku.. " gantung Kania tidak melanjutkan ucapannya, aku serasa sesak menahan debaran didadaku, jantung ku seakan ingin copot gara-gara menunggu kelanjutannya,

"aku? aku apa Kania" ucapku gereget penasaran

"aku masih sayang sama kamu, karna selama ini masih mikirin kamu" cicitnya lirih setelah mengatakan itu dia menutup wajah nya dengan telapak tangan karna mungkin malu, secara tidak langsung dia sedang menyatakan perasaan nya padaku, dan anehnya aku senang.

"kenapa perasaan kita sama" jawabku pelan, terus menatap kearah Kania, dan perlahan aku meraih tangan Kania dari wajahnya untuk melihat wajah cantiknya lebih puas,

"kamu serius? " tanya nya kaget

"aku serius Kania" jawabku langsung,

bahkan sampai aku lupa ada istri dirumah ku, dan sama sekali tidak ku ingat, aku terlalu menikmati setiap detiknya bersama Kania,

tak lama kita melanjutkan pekerjaan kita,

beberapa jam kemudian hati sudah mulai sore, tepat jam 5 aku melangkah menuju parkiran motor, dapat dilihat dari jauh, Kania seperti tengah menunggu angkutan umum, dengan cepat menaiki motor dan mengarahkan menuju Kania,

"Hai kamu kenapa belum pulang? " basa basi

"ah den belum nih, aku masih nunggu taksi online tapi dari tadi di cancel terus? " jawab Kania dengan nada kesal, karna kasihan aku ajak dia untuk pulang bersama karna kebetulan satu arah, dan Kania pun mau, meski awalnya menolak karna tak enak,

aku pun tidak mengatakan bahwa aku sudah menikah, gak tau rasanya sulit untuk mengakui didepan orang yang masih aku sayang!

pov author bab selanjutnya