Rumah Kost Pak Manto

"Pur kami sudah bertemu dengan satu arwah dan dia mengatakan kalau tempat ini ada yang berkuasa." Maharani menemui Purnama dengan Julia Xiela.

"Hem sudah ku duga bahwa mesti ada yang mengurus ini semua dan mereka hanya menuruti saja." Purnama mengangguk paham.

"Di bawah pohon sana banyak arwah yang gentayangan dan kami tadi bertiga mendatangi bagian belakang tapi sepertinya di kunci dengan pagar gaib." jelas Maharani lagi.

"Kau sudah melihat bagian belakang juga? kenapa kau lincah sekali hari ini." Purnama agak mengejek Maharani karena dia merasa sang kakak terus ke sana kemari.

"Lah kan sejak baru datang tadi aku langsung menuju belakang terus ketemu sama arwah yang ada di pohon itu dan kami bertiga ngobrol di sana." Maharani berkata enteng.

"Kau belum menemui aku sama sekali?!" Purnama langsung menoleh ketika dia baru menyisir rambut.

Maharani menggeleng karena dia memang sama sekali tidak merasa sudah menemui sang adik di dalam ruangan ini atau kamar tersebut, sebab dia hanya dari bagian belakang dan kemudian menuju pohon lalu ngobrol bersama dengan Zizi di sana lalu memakan waktu yang sangat lama sehingga tidak ada waktu masih untuk datang menemui purnama dan baru sekarang dia bertemu dengan ratu ular untuk menceritakan bahwa tempat ini ada penguasa nya.

Purnama mendelik karena dia baru menyadari bahwa tadi yang menemui dirinya di dalam kamar ini adalah iblis lain yang menyerupai Maharani, Purnama memang tidak bisa membedakan bila ada yang menyerupai seperti itu karena mereka sama-sama memiliki energi iblis gaib sehingga agak sulit untuk membedakan mana yang asli atau palsu seperti tadi.

Pasti iblis itu datang untuk melihat kemampuan Purnama sedalam apa, kadang Purnama juga merasa lebih baik dia tidak dianggap memiliki kekuatan besar dan kemudian setelah bertempur baru lawan menyadari bahwa kekuatan dia memiliki power yang begitu kuat dan juga besar dan pasti akan segera menghajar para iblis tersebut.

Iblis yang datang tadi pasti berprasangka bahwa kekuatan Purnama hanya sedikit saja sehingga sama sekali tidak menyadari bahwa yang datang bukan Maharani asli, di saat seperti itu tentu saja mereka meremehkan kekuatan purnama dan tidak akan terlalu berjaga dengan ketat sehingga Purnama memiliki selah yang sangat besar untuk menyelidiki lebih dalam.

Purnama memang begitu licik bila sudah mengambil langkah seperti ini dan dia merasa iblis di tempat ini memang sengaja memancing dia untuk bertindak saat ini juga, namun penyamaran telah di lakukan dan dia bukan hanya menyamar di hadapan para manusia tapi juga dihadapan para iblis yang tidak pernah mengetahui seberapa dalam kekuatan yang di miliki oleh ratu ular.

Iblis kota dan desa tentu saja berbeda karena bisa di bilang yang ada di kota jarang bertemu dengan ratu ular ini, Purnama sebenarnya kadang juga malas kalau mengurus yang ada di kota karena dia merasa bukan kewajiban dirinya untuk membantu mereka yang sedang kesusahan akibat bertemu dengan para arwah gentayangan seperti ini.

"Kamar adikmu ada yang di bagian agak depan dan dia mungkin saja baru mengalami hal yang tidak enak." Purnama berkata kepada Julia.

"Loh Rena memang asli tinggal di sini ya?!" Julia terlihat begitu kaget.

"Ya makanya sekarang kau temui dia dulu sana dan lihat apakah ada sesuatu yang telah terjadi." suruh Xiela.

"Ini aku tidak masalah ya keluyuran untuk mencari Rena? kalau sampai aku ketemu dengan arwah yang lebih kuat jadi aku harus bagaimana." Julia takut karena ini memang misi pertama.

"Jul, agak aneh rasanya bila ada setan yang takut dengan setan juga!" Maharani berkata dengan sengit.

"Ya kan aku takut kalau sampai di culik dan kemudian terjadi hal yang tidak di inginkan, tapi tidak pernah kan ada kasus setan yang di culik?" Julia ingin memastikan terlebih dahulu.

"Kata siapa? di agensi kami banyak setan yang di culik dan salah satu nya adalah Sam, dia diculik untuk di jadikan budak seks." Purnama yang menjawab pertanyaan Julia.

Tentu saja Julia semakin ketakutan dan dia merasa tidak tenang bila harus pergi sendiri seperti ini karena dia takut nanti ada sesuatu yang kekuatannya jauh lebih besar dan kemudian menculik dia, padahal Purnama menyuruh dia pergi untuk melihat keadaan sang adik dan bila ada sesuatu maka dia bisa menolong.

"Eh jadi ini tindakan kita apa untuk langkah selanjutnya?" Xiela sudah tidak sabar untuk segera bertindak.

"Anteng saja dulu dan kita ikuti alur dari mereka." jawab Purnama santai.

"Jadi tidak perlu bekerja keras untuk mengetahui langsung saat ini juga?" tanya Maharani.

"Enggak lah, aku sekalian mau liburan ketika ada di kota seperti ini karena bosan juga tinggal terus di desa dan berurusan dengan setan." Purnama berkata dengan gaya yang begitu centil.

"Dasar, untung Zidan itu pria yang sangat pengertian sehingga terus saja membebaskan mu." Maharani merutuk pelan.

Purnama tertawa karena kadang di dalam hati dia juga bersyukur setelah memiliki suami yang begitu pengertian, padahal dulu dia sempat ragu ketika akan memilih Zidan untuk menjadi suami karena saat itu hati Purnama lebih berat kepada pria yang bernama Lukas dan Untung saja pilihannya tepat jatuh kepada Zidan.

"Siapa arwah burik yang ada di sampingmu itu?" Xiela menatap Gita yang sejak tadi terdiam.

"Dia salah satu arwah yang di jadikan tumbal dalam rumah ini dan dia sekarang merasa begitu berduka karena orang tua pun menganggap dia mati bunuh diri." jelas Purnama kepada para member.

"Aih lehernya lebam dan juga rambut berantakan, wah dia memang sangat cocok untuk jadi arwah." Maharani justru me-review penampilan Gita.

"Mbak yang namanya setan ya seperti ini, tidak ada setan yang penampilannya sangat modis." Gita berusaha untuk membela diri.

"Apa kata congor mu barusan? tidak ada setan modis dari mana dan apa kau tidak melihat penampilan kami saat ini." Xiela bangkit untuk menunjukkan bagaimana cantiknya dia.

"Kamu setan juga, Kak?!" Gita seolah tidak percaya bahwa yang ada di hadapan dia ini adalah setan.

"Oh bukan, aku adalah pramugari." Xiela kian melantur saja ketika sedang berbicara.

"Bisa saja kamu ini bercanda, kak! mana mungkin memang ada setan yang cantik seperti ini karena sudah pasti setan akan seram dan juga menakutkan." Gita malah tertawa.

Xiela melirik Maharani yang ada di sebelah dia karena gadis ini memang tidak percaya bahwa mereka adalah setan, ini masih baru melihat mereka saja dan belum melihat rombongan yang lain karena member yang ada di agensi Purnama memiliki kecantikan yang luar biasa.

Selamat pagi menjelang siang.