PERJODOHAN TERPAKSA

Hujan semakin deras, membasahi pinggiran kota dengan air nya, dan kini Brayen Masi setia termenung di dekat taman, Brayen enggan pulang, karena Masi menunggu Berlyn.

"Lo kemana? kenapa pergi sama cowok lain? Ayo pulang! Gue nunggu Lo terus disini!" Rancau Brayen dengan lirih, mata Brayen tampak teduh dan lelah, tak ada lagi Brayen yang arogan dan kasar, saat ini hanya ada Brayen yang lemah akan cinta.

.

Berada di tempat lain, Berlyn dan Arkan tengah memakan es cream dengan penuh canda tawa, bahkan Berlyn tampak melupakan Brayen suami nya, karena terlalu bahagia dengan sang kekasih.

"Eumm—kena muka aku nih! Kamu tuh ih!!" kesal Berlyn, dikala es cream milik Arkan yang sengaja mengenai wajah nya.

Arkan terkekeh kecil, saat melihat epresi wajah lucu nan imut Berlyn yang kesal.

"Heheh maaf ya sayang, aku sengaja soalnya!" jawab Arkan dibarengi dengan cengengesan nya.

"Gantian nih! Nah kena-hahah!" Berlyn yang super jahil, langsung membalas perbuatan Arkan, dan es cream milik Berlyn, kini sudah mengenai wajah tampan Arkan.

"Ih kok ngebalas si yank?" kesal Arkan, dan setelah nya Arkan kini langsung mencium pipi Berlyn.

"Gemasin bangat si mba pacar?" kata Arkan yang selalu gemas terhadap Berlyn.

"Pacar nya siapa dulu?" jawab Berlyn dengan senyum manis nya.

"Pacar nya Arkana Danendra dong, siapa lagi?" sahut Arkan yang juga mencolek hidung mancung Berlyn, dan itu membuat Berlyn langsung tersenyum manis dan malu-malu.

Malam ini bintang tidak ada yang muncul, sehingga membuat bumi malam tampak terlihat senyap dan semakin gelap, bahkan bulan hanya menyinari sedikit dengan cahaya nya, karena mendung membuat bulan tampak malu-malu untuk muncul di atas langit seperti biasa nya.

"Lihat bulan itu" tunjuk Arkan kepada Berlyn.

Mata Berlyn dengan cepat, langsung melihat arah tunjuk Arkan, dan langsung menatap nya dengan mata yang sangat memperhatikan bulan tersebut.

"Kenapa sama bulan itu? indah kah?" tanya Berlyn sembari mengernyit bingung.

"Bulan itu sendiri, aku gak mau kaya bulan itu! Karena aku gak mau sendirian, jadi kamu jangan pergi ya?" jawab Arkan, dengan suara yang begitu tulus kepada Berlyn.

Nyeri!

Hati Berlyn tampak sakit mendengar nya, bagaimana nanti nya jika Arkan tau, bahwa Berlyn sudah menikah dengan pria lain? Sehancur apa hati laki-laki yang berlyn cintai ini?

"Berlyn?" panggil Arkan, yang melihat Berlyn malah melamun.

"Ah—yah?" jawab Berlyn terkejut.

"Kamu gak akan ninggalin aku kan? Karena aku udah nyaman sama kamu! Gak ada wanita yang seperti kamu, jadi tolong jadi langit, untuk terus mendekat sama bulan!" pinta Arkan dengan sendu menatap ke arah Berlyn.

"Iya aku gak bakal ninggalin kamu! tapi kalo takdir kamu bukan aku? Gapapa kan?" tanya balik Berlyn, sembari tertawa singkat.

"Kenapa harus bukan kamu? Kalo aku mau nya, kamu gimana?" jawab Arkan dengan bingung.

"Kan kita belum tau, takdir kita seperti apa" ujar Berlyn. "Tapi nyata aku udah tau takdir kita itu! Bukan bersama! Melainkan kita hanya dua orang yang saling mencintai, tetapi terpisahkan oleh orang lain, Tampa sepengatahuan kamu" Lanjut Berlyn dengan lirih didalam hati nya. Ini sakit! Tapi Berlyn bisa apa? Karena takdir yang telah membawa nya kesini.

"Tapi kalo aku maksa takdir aku hanya untuk kamu, gapapa kan? Karena aku gak bisa, hidup dan cinta cewek lain! Selain kamu!" jawab Arkan yang memang sangat mencintai Berlyn, Berlyn adalah hidup dan mati nya, jadi sebisa mungkin Arkan akan melawan takdir nanti nya, jika takdir tak mengizinkan Arkan dan Berlyn bersama.

Berlyn tak menjawab, melainkan Berlyn hanya tersenyum kecut dan pedih, bagaimana nanti nya jika Arkan juga tau? Kalo Berlyn sudah tidak virgin lagi? Karena kehormatan Berlyn sudah di rengut oleh Brayen sebagai suami nya.

"Pulang yok? Ini udah malam, kamu juga kan besok kerja!" ajak Berlyn.

"Nanti aja ya yank? Aku Masi kangen bangat sama kamu!" tahan Arkan yang tidak ingin pulang, karena Masi sangat merindukan Berlyn kekasih nya.

"Tapi ini udah jam 10, kapan-kapan kan bisa ketemu lagi" jawab Berlyn.

"Hufh—yaudah deh! Kamu juga besok kerja ya?" sahut Arkan dengan terpaksa.

.

Motor milik Arkan kini sudah membawa tubuh Berlyn untuk pulang, tentu nya Arkan mengantar Berlyn kerumah awal Berlyn, bukan di taman tadi.

"Pegangan yank!" pinta Arkan.

Berlyn langsung menurut dan langsung memeluk perut Arkan dengan erat.

"Nanti kalo udah sampai rumah kamu, kabarin aku ya? Biar aku gak khawatir" kata Arkan, yang terus berbicara kepada Berlyn.

"Terbalik kali! Yang ada aku yang tanya kamu, karena kamu kan yang nganterin aku pulang!" jawab Berlyn sembari terkekeh.

"Tapi kan aku cowok! jadi gak perlu di khawatir kan!"

"Tapi tetap aja! intinya, nanti pas kamu udah pulang! Dan sampai rumah, kabarin aku ya?" sahut Berlyn.

"Oke sayang."

"Yank! Sayang" Arkan kembali memanggil Berlyn di atas motor nya, dan itu membuat Berlyn langsung melihat ke arah Arkan.

"Iya kenapa sayang?" bales Berlyn dengan lembut, dan tangan Berlyn juga semakin erat memeluk perut Arkan, seakan Berlyn tidak ingin di pisah kan, oleh kekasih nya ini.

"Kamu tau gak? Kenapa di langit gak ada bintang nya?" tanya Arkan dengan semburan senyuman manis yang saat ini tengah tercetak di wajah tampan nya.

Arkan bahkan membawa motor dengan cukup pelan, karena ingin terus berbicara dengan Berlyn, sang kekasih hati nya.

"Karena mendung kan? Tapi kan bintang emang biasa nya suka gak ada yank!" jawab Berlyn yang juga sembari berpikir untuk menjawab.

"Salah yank! Kamu salah" pekik Arkan kuat di atas motor.

Wajah Berlyn langsung memasang wajah nya dengan bingung, "Hah? Kok salah si yank? Kan benar tau, soalnya ini kan mendung, jadi bintang nya gak terlihat!" tanya Berlyn merasa bingung.

"Iya dong salah, karena bintang nya udah ada di mata kamu, aku jadi gak perlu lihat bintang yang indah di atas langit, karena mata kamu juga udah kaya bintang di langit yang indah" jawab Arkan yang ternyata tengah menggombal kepada Berlyn.

Berlyn yang mendengar nya, kini langsung tersenyum malu-malu.

Bug!

Berlyn ambyar di buat oleh Arkan, dan dengan ambyar nya Berlyn, Berlyn langsung memukul punggung Arkan dengan pelan.

Kedua nya kini sama-sama tersenyum di atas motor, apalagi suasana nya mendukung untuk bahagia dan sedih.

"Kamu bisa aja si! Belajar gombal dari mana?" tanya Berlyn yang Masi malu-malu.

"Aku mikir sendiri yank! Gak belajar dari mana-mana tuh, masa untuk gombalin cewek nya, nyontek sama orang?" jawab Arkan sedikit tak terima, dikata belajar gombal nya, padahal Arkan berpikir keras untuk menggombali Berlyn.

"Iya deh si paling gombal!"

"Ada lagi tapi yank! Bukan hanya si paling gombal."

"Apa tuh? Kasih tau dong aku!"

"Bentar yank!"

Arkan tiba-tiba saja berdiri di atas motor, tapi bukan berdiri yang tegap, melainkan Arkan Masi setiap memegang stang motor, hanya saja tubuh nya yang berdiri. "BERLYN ALISYAR, ARKAN DANENDRA SI PALING BUCIN SAMA BERLYN SI CEWEK CANTIK TAPI BOGEL! LOVE YOU BERLYN" Arkan tiba-tiba saja berteriak dengan kencang, dan itu membuat Berlyn kaget.

"Ihh? sialan kamu ya? Aku gak bogel tau!" marah Berlyn, tentu tak terima dikata bogel.

.

Motor Milik Arkan sudah tiba dihalaman rumah milik Berlyn, dan Berlyn langsung turun dengan cepat.

"Hati-hati ya Arkan! Aku masuk dulu" ucap Berlyn.

"Cium nya mana yank?" pinta Arkan, yang kesal, karena Berlyn melupakan ciuman nya, yang seperti biasa.

Cup! Muach!!

Berlyn dengan cepat langsung mencium Arkan, dan itu membuat Arkan langsung merekah dengan cepat.

"Makasih baby! Aku pulang ya, hati-hati dikamar nya, nanti ada kecoa" ujar Arkan, sebelum pergi meninggalkan pekarangan rumah Berlyn yang sudah sepi.

"Dih? Aku gak takut kali sama kecoa!" jawab Berlyn ketus.

"Iya deh! Cewek nya Arkan kan, emang si paling berani!" jawab Arkan, sembari mengacak-acak rambut Berlyn dengan gemas.

"Ih berantakan Arkan Danendra!" marah Berlyn yang rambut nya di acak-acak oleh Arkan.

"Gapapa yank! Masi tetap cantik kok, dah sana masuk, aku juga Mau pulang!" suruh Arkan dengan terkekeh kecil kepada Berlyn.

Sama dia aku banyak tawa dan bahagia nya, dia laki-laki yang lucu dan selalu menggombal kepada ku, dan aku yang mendengar nya cukup senang dan terhibur, dia laki-laki baik, yang pernah aku temui setelah ayah cinta pertama ku! Aku mencintai nya begitu dalam, begitupun dia mencintai ku begitu dalam seperti lautan samudera.

Kami mempunyai hubungan sudah sejak lama, dan itu berat.

.

Motor Arkan yang sudah menghilang dari penglihatan Berlyn, kini Berlyn dengan buru-buru langsung berjalan ke arah rumah Brayen, tentu nya ingin kembali pulang kerumah suami nya, mesti begitu! Brayen Masi suami Berlyn, tetapi langkah kaki Berlyn terhenti, saat melihat seseorang duduk merenung di bangku taman..

"Hah? Ini Brayen? Dia Masi ada disana?" panik Berlyn, saat melihat seseorang itu adalah Brayen, Berlyn pun yang penasaran, langsung berlari ke arah Brayen.

"Brayen!" panggil Berlyn yang sudah tiba di taman.

Kebetulan rumah Berlyn dan Brayen, memang dekat.

"Lo ngapain Masi ada disini? Astaga Lo main hujan-hujanan? Kenapa gak masuk si? tadi kan hujan ya deres Yen! Lo bisa sakit!" omel Berlyn, apa Berlyn melupakan yang tadi?

Brayen tak menjawab, melainkan Brayen hanya bisa menatap Berlyn teduh, dan ternyata tubuh Brayen saat ini tengah mengigit, bahkan wajah nya tampak pucat.

"Ayo masuk gue bantu, maaf gue pergi!" ucap Berlyn.

"Ayo ban—BRAYEN!" Berlyn langsung berteriak kaget, dikala tubuh Brayen malah pingsan.

"Brayen bangun Yen! Lo jangan pura-pura deh! gak lucu tau? Bangun!"