NovelToon NovelToon
SISTEM PAHLAWAN WANITA

SISTEM PAHLAWAN WANITA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Dunia Lain / Harem / Penyelamat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Riizer13

Gala, seorang pemuda hidup sebatang kara yang selalu memegang nasihat orang tua.

"Selalu menolong di dalam langkahmu, jaga perempuan baik-baik, dan bantu orang yang membutuhkan."

Akan tetapi, nasihat orang tuanya tak sengaja membuat Gala celaka di suatu malam, dan hampir terbunuh.

"Akankah aku mati sekarang?" Gala berkata dalam hatinya.

Tiba-tiba....

[Ding! Sistem Pahlawan Wanita terikat!]

Sejak suara itu muncul di kepalanya, takdir Gala berubah sepenuhnya dan penuh keajaiban. Tugas demi tugas yang dikeluarkan sistem, menciptakan sosok Gala yang tak terkalahkan.

Suatu hari, banyak monster dan penjahat dari berbagai dunia berkumpul untuk melawan seseorang.

Gala yang berdiri di depan ribuan wanita hanya tersenyum menghadap mereka semua. "Apakah kalian siap untuk dihancurkan?"

Novel ini hanya fiksi belaka dan khayalan author semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Perubahan Diri

"Sepertinya aku salah masuk ruangan," kata wanita itu yang hendak balik badan dan menutup pintu.

Gala segera sadar dari terkejutnya, tangannya terulur cepat menahan pintu. "Sebentar, kamu tidak salah ruangan!"

Wanita cantik itu melihat Gala sekali lagi dengan tatapan tidak percaya. Ingat jelas pria yang sebelumnya tidur di atas kasur tak setampan di depannya ini.

Namun ada beberapa bagian yang mirip dengan pria yang menolongnya semalam. Tetap saja perbedaannya sangat banyak, hal ini sulit dipercaya.

"Kenalkan namaku Gala, terima kasih sudah membawaku ke rumah sakit." Gala duduk di atas kasur, matanya menatap wanita cantik yang masih berdiri menghadap dirinya.

Kesadaran wanita cantik itu tidak ada di kepalanya sekarang, kebingungan mengalihkan perhatiannya.

Menggelengkan kepalanya sedikit, tatapan penuh sadar jatuh ke wajah Gala. Pelan-pelan rona merah muncul di kedua pipi putih wanita tersebut. "Tidak-tidak, harusnya aku yang berkata seperti itu. Terima kasih sudah menolongku!"

Tubuh wanita cantik itu sedikit menunduk, tanpa disadari sebuah jurang dalam terlihat di dalam penglihatan Gala. Seketika Gala salah memandang sesuatu.

"Besar sekal," batin Gala tidak sadar. Tatapannya masih fokus ke arah jurang di tubuh wanita di depannya.

Merasakan sorot mata Gala, pipi wanita itu merasa panas. Malu sekali rasanya. Tidak tahu apakah ia harus marah atau sedih, tahu kalau Gala memandanginya seperti orang mesum.

"Anu, bisakah kamu tidak melihat aku seperti itu? Aku tidak nyaman," ucap wanita itu dengan gelagat takut.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Gala menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung. Ia merasa malu serta bersalah.

"Um, tidak apa-apa."

"Itu, aku boleh bertanya?" Gala ingin melontarkan pertanyaan. "Apa aku harus bayar biaya rawat sendiri?"

Pertama kali yang dipikirkan oleh Gala sekarang selain sistem adalah biaya perobatan. Semua tahu kalau biaya berobat sangatlah mahal. Apalagi melihat infrastruktur rumah sakit sebagus ini, Gala rasa akan cukup mahal.

Bukan karena Gala tidak mau membayar dengan alasan tidak punya uang, sistem telah memberinya uang. Seharusnya, tidak masalah untuk membayar biaya rawat sendiri. Hal yang Gala khawatirkan adalah wanita ini akan kerepotan membayar biaya berobatnya.

"Tidak, aku akan membayar biayanya sebagai rasa terima kasihku," balas wanita dengan suara lembut.

Mendengar jawaban wanita itu membuat hati Gala sedikit terkejut. Tampaknya wanita yang berdiri di hadapannya memiliki uang yang banyak.

Saat mengatakan bahwa dia ingin membayar biaya rumah sakit terlihat tidak keberatan sama sekali. Seakan tidak masalah dengan harganya, tipikal orang kaya.

"Tidak perlu, aku saja yang bayar." Gala menggelengkan kepalanya lalu bangkit untuk mengambil baju pasien.

Di bawah tatapan terkejut wanita itu, Gala melepaskan semua selang yang tertinggal di tubuhnya, kemudian pergi ke depan pintu.

"Mau ke mana?" Wanita itu bingung untuk sekian kalinya melihat Gala.

Tangan Gala terhenti di kanal pintu dan berkata, "Aku ingin pulang ...."

Usai mengatakan kalimatnya Gala membuka pintu lalu melangkah keluar ruangan. Dengan sengaja Gala meninggalkan wanita cantik di belakangnya tanpa peduli.

Menurutnya sekarang ada yang lebih penting dari mengurus urusan wanita ini, yaitu sistem. Ia harus mencoba lebih lagi untuk tahu secara rinci fungsi sistem.

"Tunggu! Jangan pergi! Aku ingin memberikan sesuatu padamu!"

Pada saat ini, sosok Gala keluar dari rumah sakit dan di belakangnya terdapat wanita cantik yang ditolongnya semalam sedang mengejarnya. Beberapa dokter juga berdiri di depan pintu kaca rumah untuk melihat Gala.

Anehnya mereka semua memiliki ekspresi yang sama, ada kejutan di wajah mereka.

Sebelumnya, beberapa dokter yang menangani kasus luka Gala mencoba merayu dan membujuknya untuk diperiksa sekali lagi, agar mereka mengetahui bagaimana luka tusuk Gala sembuh sepenuhnya dalam waktu singkat.

Melihat cara mereka yang tergesa-gesa dan terlalu bersemangat, perasaan tidak baik memberi tahu hatinya. Maka dari itu, Gala segera pergi tanpa ada peduli.

"Ada apa?" Gala bertanya tanpa menoleh melihat wanita tersebut.

Linda, nama dari wanita cantik yang masih membuntuti Gala.

Tidak tahu mengapa Linda mengikuti Gala. Padahal, Gala sudah acuh tak acuh kepadanya secara terang-terangan. Bukannya tidak menyukai wanita cantik, Gala kini sedang sibuk ingin mengetahui seluruh kegunaan sistem. Ada banyak yang harus dijelajahi sendiri.

Berhenti di depan Gala berniat menghalangi jalannya, Linda mengatur napasnya yang sedikit sesak. "Ini, aku ingin memberikan ini." Tangan Linda menyodorkan satu kotak kecil hitam ke Gala.

Mengambil barang itu tanpa sopan, Gala langsung membuka kotaknya. Ternyata ada satu buah gelang hitam terbuat dari kulit. Tercantum merk pada gelangnya, mungkin mahal.

Dengan diam Gala memasang gelang itu di tangan kirinya dan terlihat pas. Tampilannya menjadi lebih keren dengan gelang hitamnya, ada sedikit sentuhan kejantanan lebih dalam.

Menganggukan kepala, bibir Gala membentuk bulan sabit. "Terima kasih, aku menerima pemberianmu. Sekarang kamu bisa melepaskan aku, aku baik-baik saja." Tatapan bola mata Gala terlihat damai melihat Linda.

Melihat pandangan lembut tersebut, Linda mengangguk kecil sambil sedikit cemberut.

Gala mengangkat alis kanannya, heran dengan Linda yang tiba-tiba menjadi penurut. Kaki kanannya mulai bergerak, kembali berjalan menuju rumahnya.

Belum lima langkah berjalan, mendadak senasasi dingin muncul di pipi kanan Gala disertai suara kecupan bibir seseorang.

"Muah!"

Setelah mencium pipi Gala, buru-buru wanita itu pergi dengan lari kecil.

"Sial, aku diam-diam dicium," ucap Gala sambil menyentuh bekas ciuman di pipinya.

Senyum tak berdaya muncul di mulutnya, lalu Gala kembali lagi berjalan pulang ke rumah.

Di perjalanan pulang menggunakan ojek online, banyak sekali mata tertuju pada sosok Gala. Pesona Gala kini sulit dihindari oleh banyak orang. Wajah tampannya sangat mencolok di tengah-tengah orang, ditambah dengan tubuhnya yang tidak kecil dan besar.

Pakaian yang Gala kenakan adalah pakaian yang dibelikan Linda. Tidak menyangka wanita itu memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Sebenarnya, Gala cukup terkesan dengan Linda, wanita yang cukup dewasa.

"Terima kasih, pak." Gala mengeluarkan uang satu lembar 100 ribu kepada Bapak ojek.

Uang sebanyak itu tidak lagi berarti bagi Gala yang kini memiliki uang 100 juta rupiah. Meski begitu, Gala juga tetap akan menghemat.

"Benar-benar tak menyangka keajaiban datang padaku."

Pada saat ini, Gala tengah memandangi lagi sosoknya di cermin, entah sudah berapa kali dia melakukannya.

Di rumah kecil alias kostan kecil dengan beberapa pintu menjadi tempat Gala tinggal. Gala bukan orang berada yang punya banyak harta, keluarganya sangat sederhana. Sayangnya, kesederhanaan itu tak bertahan lama sebelum jatuh ke dalam kemiskinan akibat kedua orang tuanya telah tiada.

Sejak lulus sekolah menengah Gala hidup tanpa orang tua, tinggal bersama neneknya yang sudah tiada tahun lalu.

Kini tak bisa dipungkiri penampilan Gala punya level yang berbeda dengan pria tampan yang lain. Bentuk wajahnya yang sempurna, lekukan pipi sampai ke bibir terlihat indah. Sama sekali tidak ada cacat, simetris sempurna.

"Sebentar, bukankah aku memiliki satu kesempatan memutar lotere?"

Baru saja Gala ingat masih ada satu kali kesempatan lotere yang belum digunakan. Ia terlalu bersemangat dengan hadiah paket pemula sistem sampai-sampai melupakannya.

"Sistem, aku ingin memutar lotere sekarang!"

Gala duduk di atas kasur lantainya, matanya melihat mesin lotere yang diproyeksikan sistem di depannya.

[Ding! Selamat kepada tuan rumah mendapatkan Gelang Ruang Penyimpanan!]

1
Dean Adam
Thor Emg Novel Savior Ga Bakal Lanjutkan Lagi Kah?
Dean Adam
P
Mas Alif
kan kata nya gak bisa bahasa jepang
THIRTEEN: Inggris Pak, nanti dijelasin
total 1 replies
Mas Alif
gala ngomong pakek bahasa apa we?
badakpunah
nice
badakpunah
alurnya cerita sama kosa kata bagus thor.


lanjutkan.
Katsumi
lah ini Nobel lu toh 🗿
🛌
lu dari mana authorr gw kangen tau GK tiba² ngilang /Sob//Sob/
🛌: ooh udah kerja ya dikira nya masih SMA loh🫠
THIRTEEN: Kerja euy sekarang mah
total 3 replies
Tara
another sistem story
syyy
mnjdi pman 10pnakn ga dilnjutin?
THIRTEEN: nanti mungkin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!