NovelToon NovelToon
MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arisha Langsa

Demi salah satu proyek besar yang sedang ia rencanakan....Devan..pria tampan dari keluarga kaya raya terpaksa menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan ia belum pernah melihat seperti apa wajah wanita yang akan ia nikahi tersebut.

" Tuan muda saya menginginkan lahan anda tuan,dan pihak kami bersedia memberikan harga tinggi" Ferdy

" Saya tidak akan pernah menjual lahan saya dengan harga berapapun dan pada siapapun,kalian bisa mengambil lahan saya tanpa harus membelinya,namun dengan satu syarat" Al- Habib... Abdullah.

" Katakan?" Ferdy.

" Salah satu dari kalian, yang benar-benar memiliki tanggung jawab dalam proyek tersebut...saya ingin salah satu dari kalian, menikahi cucu perempuan saya" Al- Habib.. Abdullah.

" Akan saya sampaikan pada tuan muda saya" Ferdy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Tepat pukul tujuh waktu setempat, Devano datang ke hotel dimana Aluna sang kekasih menginap,ia memasuki lobby yang langsung di sambut ramah oleh para petugas hotel tersebut.

Setelah Devano mengutarakan tujuan nya,ia pun memasuki lift menuju kamar yang Aluna sebutkan tadi, dengan di dampingi oleh petugas hotel,biar bagaimanapun Devano tidak ingin nama baik nya yang tidak pernah main perempuan tercoreng karena menjemput sang kekasih.

Setelah sampai di lantai tujuan,Devano terus mengikuti sang petugas, hingga tiba di depan sebuah pintu yang bertuliskan sesuai dengan nomor yang tadi Devano sebutkan,pria berseragam hotel tersebut langsung mengetuk pintu hati beberapa menit kemudian pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik.

" Honey...kamu sudah datang,mau masuk dulu atau mau langsung berangkat?" tanya Aluna lembut dengan wajah tersenyum.

Devano melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya " Langsung aja,kamu udah siap kan? Ini juga sepertinya sudah hampir terlambat" ucap Devano setelah melihat jam.

" Oh..ok..tunggu sebentar ya aku ambil tas dulu " jawab Aluna dengan wajah sedikit lesu.

" Hem"

" Tuan apakah saya sudah boleh kembali ke lobby?" tanya pria berseragam hotel.

" Sebentar lagi "

" Oh ok" tak mungkin ia berani menolak, Aluna adalah tamu VIP, dan Devan juga memberikan tips yang cukup besar,namun ia merasa sedikit heran karena Devan minta di temani, sedangkan yang ia temui adalah kekasihnya.

' Sungguh aneh pria kaya ini,ia seakan takut bertemu dengan kekasih nya sendiri ' batin petugas hotel tersebut,namun ia tetap menunggu di belakang sang tamu.

Aluna keluar dengan gaya anggun nya, dress panjang namun terbelah hingga ke paha, dengan model bolong di bagian belakangnya hingga sedikit memperlihatkan pinggul nya, sungguh penampilan yang sangat seksi dan menggoda pastinya.

Langkah nya terlihat begitu anggun dengan kaki jenjangnya yang di padukan dengan sepatu hils tinggi,rambut sebahunya ia guling ala-ala wanita Korea,tak ketinggalan anting dan liontin bertahtakan berlian terpasang indah di leher dan telinga nya,semakin menunjukkan betapa berkelasnya seorang Aluna,sang model papan atas yang tengah naik daun.

Aluna segera menggandeng mesra lengan Devan, bergelayut manja seakan menunjukkan pada dunia bahwa Devano Alberto Philips adalah milik nya.

Sedangkan Devan terlihat cuek dengan wajah datar nya, jangan lupakan wajah dingin nya yang selalu mampu mendominasi lawannya.

Aluna masuk ke mobil Devan setelah sang supir membukakan pintu untuk nya, yang di ikuti oleh Devan setelah nya,mobil melaju membelah jalanan kota negara xxx,Devan terlihat asyik dengan tablet di tangan nya, sedangkan Aluna menyandarkan kepalanya di bahu Devan.

" Honey... apakah kamu akan menetap di negara ini?" tanya Aluna manja.

" Tidak " jawab Devan singkat.

" Tumben kamu lama di negara ini,sudah setengah tahun lebih"heran Aluna.

" Akun berencana memindahkan jantung kantor ini ke Indonesia,papa meminta aku yang mengambil alih seratus persen tentang kantor ini, karena kantor ini milik papa pribadi"

" Usia kita sudah 21 tahun loh yank.. bahkan hampir masuk 21".

" Terus?"

" beberapa temen ku sudah ada yang bertunangan "

" Kuliah kamu apa sudah selesai?"

Aluna cemberut saat Devano menyinggung tentang kuliah nya, rasanya ia sudah sangat malas untuk mengurusi kuliahnya,gadis cantik itu memang lemah dalam bidang akademik, bahkan hingga saat ini kuliah nya masih di semester lima.

" kalau tentang kuliah itu kan perkara mudah yank...aku bisa bayar pihak kampus untuk mempermudah proses nya,dan aku bisa bayar orang untuk membuatkan skripsi ku".

Devano tak menjawab atau merespon ucapan Aluna, jujur Devano tak setuju dengan cara berfikir gadis cantik di sampingnya saat ini,ia juga membutuhkan istri yang cerdas,agar bisa ia jadikan teman sharing saat ia tengah penat dengan berbagai kesibukan nya.

Biar bagaimanapun Devano pria yang cerdas,tak di pungkiri ia berharap mendapatkan istri yang tidak hanya cantik saja,namun juga yang cerdas,ia ingin keturunan nya kelak terlahir dari seorang wanita cerdas,bukan wanita yang hanya tau shopping barang branded, mendapatkan istri dengan wajah cantik itu adalah bonus dari Tuhan, setidaknya itulah yang Devano pikir kan.

***

Di ponpes An-nisa...

Annisa melangkahkan kakinya menuju kamar sang kakek,ia baru saja di datangi Ana yang mengatakan bahwa ia di panggil oleh habib Muhammad.

Annisa yakin pasti ada sesuatu yang serius yang ingin di bicarakan oleh sang kakek padanya.

Annisa sedikit terpaku saat ia sudah berada di depan pintu kamar sang kakek, karena ia mendengar sang kakek tengah berbicara dengan seseorang.

" Assalamualaikum kek" ucap Annisa sopan,ia sedikit melongok kan kapalnya setelah mengucapkan salam, walaupun itu kamar sang kakek,tapi Annisa cukup memiliki adap dengan tidak langsung masuk tanpa permisi pada sang pemilik kamar.

" WaalaikumSalam..." jawab serentak dua pria beda generasi tersebut.

" Masuk nak,sini kakek mau bicara" perintah habib Muhammad dengan sedikit melambaikan tangannya, membuat Annisa mengangguk dan masuk ke dalam, berdiri tepat di sisi ranjang sang kakek.

Sedangkan pria yang berada di dalam kamar itu menggeser posisi duduk, ustadz Zain memberikan ruang untuk Annisa lebih mendekat, Annisa yang paham pun langsung memajukan langkahnya lebih dekat lagi.

" Kakek panggil Ica? Ada yang kakek butuhkan? atau ada yang ingin kakek sampaikan?" Annisa bertanya dengan nada yang sangat lembut dan sopan.

" Nak ... keadaan kakek sudah tak lagi memungkinkan untuk memimpin pesantren ini lagi,kakek memanggil kamu untuk menanyakan pendapat mu"

Annisa mengangguk seraya tersenyum" pendapat yang bagaimana yang kakek ingin tanyakan pada Ica?" tanya Annisa lembut, kedua tangannya meraih dan mengusap lembut punggung tangan sang kakek yang sudah keriput termakan usia.

Sebelum menjawab, habib Muhammad tersenyum, beliau terlihat berfikir sejenak" Apakah kamu tidak keberatan jika kakek menyerahkan tanggung jawab dan kepemimpinan pesantren ini pada ustadz Zain? Karena kamu adalah wanita" tanya habib Muhammad seraya menatap dalam wajah cantik sang cucu.

" Habib" seru ustadz Zain refleks, ustadz muda itu menggeleng kuat,ia tak menyangka akan mendapatkan amanah tersebut,dan ia juga tak ingin Annisa mencurigai nya dan berakhir dengan membenci dirinya,ia tak akan sanggup di benci oleh wanita yang sangat ia kagumi tersebut.

"Insyaallah Ica tidak sedikitpun merasa keberatan kek, justru Ica sangat mendukung dengan keputusan kakek ini,Ica juga ga akan sanggup jika di minta tanggung jawab itu,Ica percaya ustadz Zain mampu dan Ica sangat yakin pilihan kakek tidak akan pernah salah" berbeda dengan Annisa, gadis cantik itu justru tersenyum setelah mendengar ucapan sang kakek.

Jawaban Annisa membuat ustadz Zain mengangkat wajahnya menatap wajah cantik Annisa,ia bisa dengan jelas melihat senyuman tulus di wajah cantik itu, sedangkan habib Muhammad juga terlihat tersenyum lega,wajah beliau tampak begitu senang.

" Alhamdulillah..." ucap habib Muhammad.

" Dan ada satu lagi yang ingin kakek sampaikan pada kamu nak dan kakek harap kamu bisa mengerti dan tidak akan menolaknya "ucap habib Muhammad, terlihat ada sedikit keraguan di wajah tua itu.

" Apa kek, katakan saja, insyaallah Ica akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak akan pernah mengecewakan kakek" jawab Annisa pasti.

Dengan wajah sedikit terlihat sendu,juga tak tega,habib Muhammad memandang Annisa" Kakek minta mulai Minggu depan tinggal lah di villa yang diberikan oleh suami mu sebagai mahar mu,di sana akan lebih aman untuk kamu,kakek minta maaf,bukan maksud kakek ingin mengusir mu" jelas habib Muhammad lirih.

" Akan Ica pikirkan kek, yang paling penting sekarang adalah kesehatan kakek,sudah hampir satu tahun setengah Ica tinggal di sini, Alhamdulillah belum ada tanda-tanda yang membahayakan kan? Jadi kakek tenang aja ya" jawab Annisa tersenyum, berupaya meyakinkan sang kakek.

" Itu karena suami kamu menempatkan beberapa orangnya di sekitar kamu nak,hanya saja kamu tidak menyadarinya" jelas sang kakek, membuat Annisa terdiam,ia termenung memikirkan pria yang telah menikahinya.

' ternyata aku begitu menjadi beban untuk nya, siapapun dia,aku harus bertemu dengan nya dan meminta maaf,ia juga berhak bahagia tanpa harus terikat dengan hubungan kami saat ini ' batin Annisa dalam hati nya.

" Kek boleh Ica tau identitas nya?" tanya Annisa tiba-tiba.

" Maaf nak,kakek benar-benar tidak sama sekali memiliki identitas nya, karena dia tidak pernah menunjukkan identitas nya, lagipula saat itu pernikahan kalian secara siri,jadi tidak ada alasan bagi kakek untuk meminta identitas nya kecuali nama nya saja" jelas habib Muhammad panjang lebar.

Terlihat gurat penyesalan pada pria renta tersebut,beliau bahkan sudah lupa nama lengkap sang cucu menantu, karena seingat beliau saat itu pria muda nan tampan itu hanya menyebutkan namanya dengan satu kata saja.

Annisa mengangguk lesu,ia merasa harapan nya sudah pupus untuk bisa bertemu dengan orang yang telah menikahinya,ia juga menyesalkan karena kartu nama yang asisten pribadi pria itu berikan hilang saat ia bebersih kamarnya yang berada di ponpes Abi Thalib, mungkin kertas itu ikut terbuang bersama sampah kertas yang lainnya.

" Dan untuk ustadz Zain..saya menitipkan Annisa pada mu, tolong jaga dia, anggap dia sebagai adik perempuan mu, setelah saya hanya kamulah yang ia punya, walaupun ia sudah menikah,tapi saya rasa kamu cukup tau kan pernikahan nya seperti apa" ucap habib Muhammad lagi, ditujukan pada ustadz Zain.

Dengan sangat pasti ustadz Zain mengangguk patuh,tak sedikitpun terucap kata-kata protes atau penolakan yang terlontar dari mulutnya,ia hanya menatap Annisa sesaat.

Sedangkan Annisa ia semakin merasa sedih,ia merasa dirinya hanya terus menjadi beban untuk orang-orang di sekitarnya, sungguh dirinya menganggap bahwa dirinya layaknya benalu.

Setelah selesai pembicaraan, Annisa izin undur diri dari sang kakek,ia melangkah meninggalkan kamar Habib Muhammad setelah mendapatkan anggukan dari sang kakek,tak lama ustadz Zain menyusul dan dengan langkah tergesa menyusul Annisa.

" Nisa..bisa kita bicara sebentar? " tanya ustadz Zain sopan.

" Di samping saja,ada Ana yang sedang mengawasi anak-anak gotong royong " tambah ustadz Zain lagi saat melihat kebingungan yang Annisa tunjukkan.

Mendengar ucapan ustadz Zain Annisa pun mengangguk, seraya melangkah menuju tempat yang ustadz Zain sebutkan tadi dan benar saja ia bisa melihat keberadaan Ana yang memang sedang mengawasi para santri junior gotong royong.

1
Catur Wahyuningrum Ningrum
sebenernya yg ayahnya nabrak ortu Nisa itu,,ayahnya Alif apa risky kak?
Catur Wahyuningrum Ningrum
sebenernya yg ayahnya nabrak ortu Nisa itu,,ayahnya Alif apa risky kak?
Catur Wahyuningrum Ningrum
kapan Annisa bs ketemu sama devan kak?tanpa menggunakan masker,,tp aneh lho kak,,giliran dirumah sakit itu kan t4 umum,,Anisa g pake masker,,giliran mau ketemu sama asistennya devano malah pke masker
Khoirun Ni'mah
mungkinkah mereka ketemu nanti pas di jkta
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor,ketemuin Anisa SM Devan donk Thor,,Devan jenguk kakeknya Anisa,,trs ketemu deh
Khoirun Ni'mah
gimana ya kalau rizki tau kalau papanya yang menyebabkan ortu Annisa meninggal secara kan dia polisi,,, apakah dia akan memperkarakan papanya atau diam saja
Catur Wahyuningrum Ningrum
iy kak,,kayanya iya
Khoirun Ni'mah
sepertinya pemuda tadi anak pembunuh ortu Annisa polisi alif klau g salah
Khoirun Ni'mah
akhirnya tabir kematian ortu Annisa terbongkar siapa pelakunya,,,
Tele Vi
update banyak napa kak, GK sabar sama cerita selanjutnya/Grimace/
Khoirun Ni'mah
dinda adiknya devan bukan si
Catur Wahyuningrum Ningrum
yang banyak kak up ny,,udah g sabar pingin lihat Anisa ketemu sama devan
Catur Wahyuningrum Ningrum
jangan2 lluna mau jebak Devan,,semoga aja Devan g terjebak deh SM luna
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor,,semangat💪🏻💪🏻
Khoirun Ni'mah
g sabar Annisa ketemu dg devan,,, penasaran reaksi devan seperti apa setelah mereka bertemu,,, apakah devan tetep melanjutkan pernikahannya apa tidak
Catur Wahyuningrum Ningrum
udah g sabar deh pingin lihat reaksi Dave saat bertemu anisa
Catur Wahyuningrum Ningrum
iy bikin gemes ya kak,,kenapa g bicara ,,kan jd kesannya kaya bisu beneran
Catur Wahyuningrum Ningrum
karyanya bagus,,alur ceritanya sangat bagus
Khoirun Ni'mah
kok gemes ya lamaa aq,,, kenapa Annisa g bicara sekedar menghargai tamu...
Catur Wahyuningrum Ningrum
siap2 patah hati Ferdy,,kenapa g Devan aja yg jemput,,biar surprise😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!