Reinkarnasi Mafia Jenius

Wang Chun Ying dan pelayannya memutuskan untuk berjalan kaki alih-alih naik kereta kuda, Wang Chun Ying takut jika mereka menggunakan kereta kuda mereka akan ketahuan oleh penjaga.

"Nona, kita akan pergi kemana?" Tanya Shu Yi sambil terus mendorong kursi roda majikannya.

Wang Chun Ying tampak berpikir, "Kita pergi ke tempat yang menurutmu ramai dan menyenangkan."

"Ramai dan menyenangkan? Bagaimana kalau kita pergi ke pasar untuk mendengarkan pendongeng?" Ujar Shu Yi setelah memikirkan beberapa tempat yang menurutnya menyenangkan.

Wang Chun Ying menolak, "Tidak, aku tidak suka mendengarkan gosip! Lebih baik kita terus jalan ke depan, siapa tahu kita akan menemukan sesuatu yang menarik."

Wang Chun Ying sudah membaca banyak pengetahuan umum di zaman ini dari buku, termasuk mengenai pendongeng di zaman ini yang akan mengisahkan gosip yang sedang panas saat ini, dan ia benci dengan orang yang suka membicarakan urusan orang lain tanpa tahu apa-apa!

"Baik Nona." Jawab Shu Yi.

Mereka menjadi lebih santai saat mereka sudah berjalan cukup jauh dari Kediaman Wang.

"Shu Yi, apa kau mengetahui sesuatu mengenai Putra Mahkota?" Tanya Wang Chun Ying tiba-tiba.

Aku penasaran dengan pria yang disebut Putra Mahkota, yang katanya menjadi incaran dan idaman banyak gadis-gadis di Kerajaan Elang ini. Apa ia sangat tampan, sampai semua gadis gila itu menyerang Wang Chun Ying hingga tewas, hanya karena bertunangan dengan pria itu!?

Shu Yi cukup terkejut mendengar pertanyaan majikannya. Jendral Wang sebelumnya telah memperingatkan pelayan itu untuk tidak membicarakan hal apapun yang berhubungan dengan Putra Mahkota—orang yang telah menyebabkan kemalangan putri bungsunya.

Shu Yi tampak bingung, ia tidak tahu harus menjawab apa.

Menyadari kebingungan pelayannya, Wang Chun Ying menghela nafas, "Tidak apa-apa, katakan saja padaku apa yang kau tahu mengenai pria itu, aku tidak apa-apa."

Memangnya apa yang akan terjadi padaku? Aku kan hanya berpura-pura hilang ingatan, membicarakan pria itu tidak akan membuatku pingsan atau terluka!

Shu Yi akhirnya mengangguk, "Putra Mahkota merupakan pria yang dipuja oleh banyak orang, terutama gadis-gadis, hampir semua gadis di Kerajaan ini menyukainya. Putra Mahkota memiliki banyak bakat, mulai dari melukis, bermain alat musik, hingga bela diri. Apalagi Putra Mahkota akan menjadi pemimpin di Kerajaan ini suatu hari nanti untuk menggantikan Raja Zhang saat ini!"

Wang Chun Ying mendengarkan cerita pelayan itu dengan cermat.

Menurutku pria itu biasa-biasa saja, bakatnya adalah bakat standar yang kebanyakan orang-orang di dunia modern bisa melakukannya, aku bahkan bisa melakukan yang lebih dari itu! Kenapa selera Wang Chun Ying ini buruk sekali!

Yah meskipun pria itu akan menjadi raja di masa depan, tapi apa bagusnya profesi itu?!

"Apa ia tampan?" Tanya Wang Chun Ying tiba-tiba.

Shu Yi yang tidak menyangkan majikannya akan menanyakan hal itu, wajahnya tiba-tiba memerah, "Putra Mahkota sangat tampan!"

"Apa pria itu merupakan pria paling tampan di Kerajaan ini?" Tanya Wang Chun Ying semakin penasaran.

Shu Yi mengangguk, tapi tiba-tiba menggeleng, "Putra Mahkota memang sangat tampan Nona, tapi sebenarnya ada yang jauh lebih tampan dari Putra Mahkota, hanya saja karena kondisinya yang memprihatinkan membuat gadis-gadis berpaling dari orang itu dan menganggap Putra Mahkota lah yang paling tampan di Kerajaan ini!"

Wang Chun Ying mengerutkan dahinya, "Apa maksudnya? Siapa yang lebih tampan dari Putra Mahkota?"

"Ia adalah Dewa Perang—Zhang Yu Han. Pria itu merupakan adik dari Raja Zhang Junda sekaligus paman dari Putra Mahkota. Dewa Perang sangatlah tampan, tapi karena kakinya yang lumpuh membuat pria itu sulit mendapatkan pasangan, dan diusianya yang sudah 30 tahun, ia masih belum menikah." Jelas pelayan itu.

Wang Chun Ying menopang dagunya dengan santai dikursi rodanya, "Dewa Perang? Bukankah ayahku adalah Jendral Perang, kenapa ada Dewa Perang?"

"Jendral Perang dan Dewa Perang berbeda, Nona. Jendral Besar Wang memang selalu memimpin perang di Kerajaan ini, tapi itu semua tidak terlepas dari campur tangan Dewa Perang. Dahulu kala, sebelum Dewa Perang mengalami kelumpuhan, ialah yang selalu maju untuk berperang dan Jendral Perang akan berada di sampingnya sebagai tangan kanannya, tapi semenjak Dewa Perang mengalami kelumpuhan, ia tidak pernah lagi berperang dan hanya akan berada di balik layar!" Lanjut pelayan itu menjelaskan.

Wang Chun Ying mengangguk paham, "Jadi begitu, ada sosok Dewa Perang yang cukup berpengaruh di Kerajaan ini selain ayahku."

"Menurutmu seberapa hebat Dewa Perang itu?" Lanjut Wang Chun Ying bertanya.

"Dewa Perang sangat hebat Nona, ia memiliki lebih dari lima ratus ribu prajurit perang yang sangat setia padanya! Ia juga merupakan adik kesayangan Raja Zhang, meskipun saat ini Dewa Perang hanya duduk dikursi roda, ia tetaplah sosok yang berkuasa pada militer Kerajaan ini! Oh iya ada beberapa rumor mengenai Dewa Perang, dikatakan jika Dewa Perang tidak suka dekat dengan wanita, ia akan selalu menjauhi wanita yang berusaha mendekatinya. Bahkan Raja Zhang pernah mencoba untuk menjodohkan Dewa Perang dengan beberapa putri dari keluarga bangsawan, tapi itu membuat Dewa Perang mengamuk dan membantai seluruh penjaga Istana Kerajaan saat itu. Sejak saat itu, Raja Zhang tidak pernah berani membahas masalah wanita atau pernikahan dengan adiknya itu." Jelas Shu Yi.

Wang Chun Ying terdiam setelah mendengar penjelasan mengenai sosok Dewa Perang.

Jadi pria itu juga memakai kursi roda sama sepertiku? Orang yang sudah lumpuh, tapi masih memiliki kekuatan dan kekuasaan yang cukup besar, sangat menarik..

"Ngomong-ngomong kita akan kemana lagi Nona? Kita sudah berjalan cukup jauh." Ujar Shu Yi yang membuat Wang Chun Ying sadar dari lamunannya.

Wang Chun Ying tampak berpikir, "Aku ingin membeli tanghulu, setelah itu kita langsung kembali ke Kediaman, kakak Min pasti sudah kembali dari Akademi."

"Baik Nona."

...----------------...

Kediaman Wang.

Wang Chun Ying dan pelayannya yang baru saja sampai di Kediaman Wang, dikejutkan dengan Wang Xue Min yang sudah berdiri di pintu masuk Kediaman dengan kedua tangan terlipat didada dan raut wajah masam.

"Kakak Min?" Gumam Wang Chun Ying lirih.

Wang Xue Min menatap adiknya dengan datar, "Dari mana?"

Wang Chun Ying yang merasa seperti seorang pencuri yang ketahuan, memainkan jari-jari mungilnya dengan gugup.

"Maaf kakak, aku tadi meminta pelayan baru yang dikirimkan oleh ayah untuk pergi keluar untuk membeli tanghulu." Jelas gadis itu sambil menunjuk ke arah kantong makanan yang dipegang oleh Shu Yi.

Wang Chun Ying menatap kakaknya dengan mata besarnya yang terlihat berkilau jernih, berharap mendapatkan belas kasihan dari kakak tertuanya itu.

Sialan, sejak berada di keluarga yang penuh kasih sayang ini, jiwa bocahku sepertinya telah terpancing!

Wang Xue Min menghela nafas pelan, melihat tingkah adiknya yang berusaha membujuknya, "Kali ini kakak maafkan, kakak juga tidak akan mengatakan hal ini pada ayah. Tapi jika hal ini terjadi lagi, kamu pergi tanpa sepengetahuan siapapun, kakak akan meminta pada ayah untuk memasukkanmu ke Akademi!"

Mata besar Wang Chun Ying semakin membesar saat mendengar ancaman kakaknya.

Wang Chun Ying ini benci dengan sesuatu yang membuatnya harus belajar, jadi aku harus berpura-pura ketakutan.

"Jangan kakak! Aku janji ini adalah yang terakhir kalinya aku pergi dari Kediaman ini diam-diam!" Seru Wang Chun Ying dengan wajah ketakutan yang sangat alami.

Wang Xue Min mengangguk puas, "Bagus jika kamu sudah mengerti, sekarang kakak akan mengantarmu kembali ke Paviliunmu."

Pria itu berdiri di belakang adiknya dan mendorong kursi rodanya.

"Shu Yi, jangan lupa beritahu pelayan dapur untuk membawakan biji teratai ke Paviliunku!Dan jangan lupa bawa juga tanghulu yang tadi aku beli di pasar!" Teriak Wang Chun Ying sambil menoleh ke belakang untuk mengingatkan pelayannya.

Shu Yi mengangguk, "Baik Nona!"