Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prasetyo Menyadari Sesuatu
Prasetyo pulang ke rumah dengan hati yang sedikit merasa lega. Namun ada hal yang membuatnya masih khawatir,yaitu menantunya Dania yang saat ini telah melayangkan gugatan cerai pada putranya di pengadilan agama. Itu artinya perekonomian keluarganya akan terancam. Ia menyesal karena sedari awal tidak menceritakan pada sang istri dan putranya perihal isi surat wasiat yang ditinggalkan oleh sang ayah Hendra wangsa.
Awalnya Prasetyo tak mengetahui jika seluruh kekayaan yang dimiliki ayahnya sudah dilimpahkan pada sang putra bersama menantunya. Saat Hendra Wangsa masih hidup ia telah banyak berkorban mengurus ayahnya itu hingga meninggal. Dari sana ia yakin bahwa semua warisan yang ditinggalkan akan menjadi miliknya seutuhnya. Namun alangkah terkejutnya ketika pembacaan surat wasiat yang ditinggalkan sang ayah,justru sangat tak sesuai dengan apa yang dipikirkan Prasetyo. Semua harta dilimpahkan pada anak dan menantunya Dania. Yang lebih membuatnya kecewa adalah,jika sampai terjadi perceraian antara anak dan menantunya maka semua harta akan menjadi milik Dania sang menantu. Padahal Dania adalah orang lain. Seharusnya seluruh warisan jatuh ke tangan Putranya Alex sebagai cucu kandung.
Ingin rasanya saat pembacaan surat wasiat Prasetyo marah dan bahkan membunuh Notaris Norman yang telah menjadi perantara. Namun ia tak berani melakukan hal itu karena Notaris Norman bukanlah orang sembarangan. Pria itu merupakan sosok yang memiliki bodyguard dan orang suruhan di mana-mana yang sebagiannya tidak terlihat ketika sedang mengintai sasarannya. Hal itulah membuat Prasetyo tak berani berkutik dan bertindak hati-hati dan memilih agar sang putra tak bercerai.
Akan tetapi sial tak dapat ditolak,sang istri yang memang tak menyukai menantunya sejak awal terus berusaha mencari cara agar putranya berpisah. Prasetyo tak begitu ambil pusing karena berpikir bahwa istrinya akan patuh dengan perintahnya agar tidak mengusir bahkan menimbulkan perceraian pada rumah tangga putranya. Namun ia lupa bahwa istrinya sangat pembangkang dan memiliki seribu cara untuk mewujudkan keinginannya. Hingga pada akhirnya hal yang begitu ditakutkan pun terjadi.
Prasetyo merasa sangat geram ketika melihat putranya Alex sedang bersantai dan tak terlihat sedikitpun kekhawatiran di wajahnya. Pada akhirnya Prasetyo pun bertanya sambil menahan rasa geramnya.
"Lex,apa kamu sudah berusaha menghubungi Dania atau bertemu dengannya agar membatalkan perceraian yang sudah dilayangkannya ?" Tanya Prasetyo memandang wajah putranya yang terlihat sangat santai.
"Untuk apa menemui Dania dan membujuknya Pah ? Semuanya akan percuma dan buang-buang waktu serta menjatuhkan harga diri kita. Lebih baik gunakan cara lain." Jawab Alex dengan entengnya.
Mendengar perkataan putranya tersebut,membuat Prasetyo mengerutkan kening dan berpikir sejenak. Karena masih bingung,akhirnya ia bertanya.
"Apa maksudmu ?"
"Gunakan cara halus Pah,selama ini kita yang sudah bekerja keras mengelola restoran. Kita layak untuk mendapatkan sebagian dari pendapatan restoran."
"Lantas,apa yang harus kita lakukan ?" Tanya Prasetyo lagi. Alex menghela nafas jengah menghadapi ayahnya yang tiba-tiba terkesan sangat bodoh.
"Mulai sekarang kita tabung sebagian pendapatan restoran di rekening. Sehingga nanti ketika semua harta jatuh di tangan Dania,kita masih punya bekal untuk membangun usaha dan biaya hidup sehari-hari Pah." Jelas Alex penuh semangat berharap sang ayah langsung setuju.
"Percuma Lex,pihak yang berwajib akan menelusuri rekening kita masing-masing. Ketika mendapati transferan yang tak masuk akal,maka akan di sita." Prasetyo tampak tak setuju.
"Maka gunakan nama orang lain Pah. Biar tak ketahuan." Ucap Alex tersenyum licik. Kali ini ia yakin sang ayah akan langsung setuju dengannya.
" Benar juga. Ide bagus. Ternyata kamu pintar juga." Puji Prasetyo pada sang putra. Hatinya ikut senang dengan rencana sang putra.
"Itu ide mama,bukan aku Pah." Ucap Alex tersenyum lucu melihat sang ayah yang mungkin sebentar lagi akan kembali luluh dengan ibunya yang memiliki berbagai macam cara untuk menaklukkan hati suaminya.
Prasetyo terdiam sejenak mendengar perkataan putranya. Tanpa banyak bicara lagi,ia pun bergegas melangkahkan kakinya menuju kamar berniat untuk menemui istri tercinta.
"Ma,aku ingin mengatakan sesuatu." Kata Prasetyo saat mendapati sang istri yang sedang merias dirinya di depan kaca.
"Ada apa ? Tumben nggak marah-marah ?" Bu Linda terlihat masih menyimpan amarah karena pertengkaran bersama suaminya pagi tadi.
"Berhentilah memperpanjang masalah!" Tegas Prasetyo dan kemudian kembali melanjutkan perkataannya. Bu Linda hanya diam dan mendengar perkataan suaminya sambil terus melanjutkan aktivitasnya merias wajah.
"Sebenarnya selama ini aku sudah membeli beberapa aset tanpa sepengetahuan kalian. Jadi aku harap hal itu bisa kita jadikan bekal di saat nanti Dania mengambil alih semua warisan."
"Wah,benarkah ? Ide yang cerdas Pah. Syukurlah kalau begitu. Mama jadi tenang. Mulai sekarang harus menyisipkan uang untuk bekal kita di kemudian hari. Aku pun tadi bersama Alex sudah membuat rekening terbaru namun menggunakan nama orang lain agar tak bisa dilacak."Cerita Bu Linda dengan senang.
"Baguslah Ma,tapi ingat harus tetap hati-hati. Karena nanti,Papa yakin Dania tidak akan tinggal diam. Ia pasti akan mencari tahu." Ucap Prasetyo menasehati sang istri.
"Papa tenang saja. Kita hanya perlu melakukan semua itu dengan hati-hati. Enak saja dirinya mau mengambil semuanya tanpa mau berbagi. Padahal kitalah yang selama ini sangat lelah mengelola restoran. Dirinya justru tak tahu menahu tentang semuanya." Gerutu Bu Linda semakin membuat suaminya yakin atas apa yang telah ia perbuat.
"Mama jadi merasa aneh deh Pah,sebenarnya Dania itu siapa sih sampai-sampai papa mertua menyerahkan semua warisannya pada wanita itu."
"Papa pun tak tahu. Entah apa yang membuat ayah mau menyerahkan semua warisan keluarga terhadap Dania." Balas Prasetyo yang juga tampak bingung. Namun tiba-tiba dirinya mulai tersadar.
"Apa mungkin ayah mengetahui sesuatu ? Semenjak kejadian itu,ayah tak pernah lagi bersikap ramah. Tidak ....tidak mungkin. Ayah mungkin hanya sedang sakit saat itu sehingga sikapnya berubah. Tapi jika benar ayah mengetahui itu semua,bisa jadi ayah memiliki bukti tersembunyi. Lantas siapa yang bisa aku curigai,yang telah bekerja sama dengan ayah semasa hidupnya." Pikir Prasetyo dan tiba-tiba saja hatinya merasa gelisah. Kini ia mulai tak tenang dan merasa risau dengan kemungkinan yang ia pikirkan. Hingga pada akhirnya Prasetyo terlonjak kaget karena sentuhan sang istri.
"Papa kenapa sih ? Apa yang dipikirin ?" Tanya Bu Linda sambil mengamati wajah sang suami yang sedang melamun.
"Tidak ada. Hanya sedang berpikir langkah apa selanjutnya yang harus kita ambil ke depannya untuk menghadapi Dania." Bohong Prasetyo mencari alasan agar sang istri tak banyak bicara apalagi menceramahi nya panjang lebar.
"Oya udah. istirahat dulu Pah. Dari tadi dari mana saja sih ?" Omel Bu Linda kesal karena sang suami pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.
"lagi ada urusan Mah,udah dulu. Aku mau istirahat sebentar." ujar Prasetyo dan segera melangkah menuju tempat tidur.